Sukses

Waspadai Korsel, Riau Ega Bicara Target Panahan di Asian Games

Rapor tim panahan Indonesia di ajang Asian Games hanya dua perak dan satu perunggu.

Liputan6.com, Jakarta - Di Asian Games 2018, tim panahan Korea Selatan akan menyandang status sebagai favorit. Itu karena mereka memiliki reputasi yang sangat bagus. Sedangkan tim panahan Indonesia justru belum pernah mencicipi emas Asian Games.

Tim panahan Korsel memang memiliki reputasi yang sangat bagus di ajang Asian Games. Sepanjang keikutsertaan mereka, sudah 38 medali emas, 22 perak, dan 15 perunggu yang diraih tim asal Negeri Ginseng tersebut.

Satu-satunya negara yang bisa mendekati pancapaian mereka adalah Jepang. Itu pun keduanya terpisah jarak yang cukup jauh. Sepanjang sejarah Asian Games, Jepang baru mengumpulkan tujuh emas, sembilan perak, dan tujuh perunggu.

Untuk tim panahan Indonesia, Chef de Mission (CdM) Asian Games 2018, Komjen (Pol) Syafruddin memberikan target medali emas, minimal satu. Soal itu, Riau Ega Agatha yakin bahwa ia dan rekan-rekannya bisa memenuhi keinginan tersebut.

"Tentu medali emas. Sebagai atlet, medali itu realistis, dan kalau bicara emas itu harus optimistis. Apapun kejuaraannya, medali itu sesuatu yang realistis bagi kami. Soal persaingan, semua juara dunia dan pelatih terbaik ada di Asia. Mudah-mudahan sisa waktu ini kami bisa lebih optimal lagi untuk latihan," kata Riau Ega di Lapangan Panahan Gelora Bung Karno (GBK), Selasa (10/4/2018).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Faktor Mental

Riau Ega juga menyebut reputasi Korsel yang jadi kiblat bagi olahraga panahan di dunia. Itu karena mereka memiliki banyak sumber daya berupa atlet dan pelatih terbaik di sana. Tapi, hal itu tak membuat Riau Ega gentar.

Pemanah yang sempat tampil di Olimpiade 2016 itu justru menjadikan reputasi hebat Korsel sebagai tantangan dan motivasi. Ia juga yakin teknik dan kualitas yang dimiliki para pemanah Indonesia tak jauh berbeda dari Korsel.

"Tenik yang sekarang itu lebih banyak berkembang di masing-masing atletnya. Jadi pelatih itu hanya memberikan basic-nya. Untuk pengembangannya masing-masing atlet sendiri," ujar pria berusia 26 tahun itu.

"Mungkin di mental bertanding saja kita masih kurang. Kalau Korea itu kan sudah terbentuk dengan rutin mengikuti kejuaraan selama setahun. Dan kalau kita tidak seperti itu," ia menambahkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.