Sukses

Kaleidoskop 2016: Kesabaran Bawa Marquez Juara MotoGP

Marquez tampil lebih sabar sepanjang 2016 dan ini membantunya jadi juara MotoGP.

Liputan6.com, Jakarta - MotoGP 2016 ditandai dengan berubahnya regulasi yang membuat persaingan dalam perebutan juara bertambah ketat. Regulasi yang berubah diantaranya pembatasan pemakaian Electronic Control Unit (ECU) menjadi satu merek dan volume bensin. Lalu ban resmi MotoGP pun berubah dari semula Bridgestone menjadi Michelin.

Perubahan regulasi membuat pembalap MotoGP termasuk para jagoan seperti Marc Marquez, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo terkaget-kaget. Itu dirasakan saat para pembalap melakukan pengujian motor anyar sejak di Sepang atau Sirkuit Katalunya, Barcelona.

Perubahan paling mengagetkan yaitu hadirnya ban Michelin. Ternyata ban lansiran Prancis ini punya kekurangan pada grip roda depan. Ini membuat pembalap sering mengalami wheelie (ban terangkat) saat menikung. Beragam permasalahan pun dirasakan pembalap sehingga teknisi masing-masing tim harus putar otak untuk mengatasinya.

Pebalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi (kiri/46), dan rider Repsol Honda, Marc Marquez, sedang beraksi pada sesi kualifikasi MotoGP Australia di Phillip Island, Sabtu (22/10/2016). (Crash)

Di sisi lain, kekurangan dari Michelin justru membuat balapan menjadi menarik. Banyak kejutan terjadi di MotoGP 2016 karena ada 9 juara berbeda sepanjang musim.

Tapi, Marquez tetap menjadi yang terunggul diantara yang lainnya. Pembalap asal Katalunya ini punya motivasi lain sepanjang mengikuti balapan di 2016. Apakah itu? Dia ingin belajar dari kesalahan di MotoGP 2015.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Konsisten

Satu hal yang membuat Marquez selalu unggul yaitu karena keberhasilannya merebut poin di 18 seri yang dilombakan. Dari 18 seri, Marquez hanya gagal mencetak poin satu kali. Itu terjadi saat dia gagal melanjutkan lomba di MotoGP Australia di Sirkuit Philip Island.

Marquez jauh lebih sabar ketimbang di musim-musim sebelumnya. Baby Alien, julukannya, tahu betul jika poin lebih penting dari sekadar show off dan buka gas kencang-kencang tapi malah jatuh di tengah perlombaan. Musim ini, Marquez memang tidak dominan dalam merebut podium juara.

Dia hanya menang lima kali saja yaitu di Argentina, Amerika, Jerman, Aragon dan Jepang. Namun, dia sukses merebut 12 kali podium.

Helm dengan warna dominan emas ini dibawa Marc Marquez ke podium MotoGP Jepang di Sirkuit Motegi, Jepang, (16/10/2016), setelah memastikan gelar juara dunia MotoGP 2016. (AFP/Toshifumi Kitamura)

Ini jelas sangat jauh dibandingkan 2015 lalu dimana Marquez juga rebut 5 kali podium juara. Tapi, Marquez mencoreng peluang juaranya karena 6 kali gagal finis, termasuk insiden saling sikut dengan Valentino Rossi di Sirkuit Sepang November 2015 lalu.

"Dulu, saya menganggap setiap balapan seperti final. Ada keharusan untuk selalu menang, tapi lupakan gelar juara," ujarnya seperti dikuti Autosport.

"Tapi sekarang saya mulai mengerti jika setiap pekan balapan merupakan bagian kecil menuju final, ya final menjadi juara."

3 dari 3 halaman

Catatkan Rekor

Deretan rekor pun sukses ditorehkan oleh Marquez setelah mengemas gelar juara di MotoGP 2016. Dia kalahkan Rossi sebagai pembalap termuda yang sukses merebut 5 gelar juara di tiga kelas berbeda.

Saat menggamit juara MotoGP 2016, Marquez masih berusia 23 tahun, 242 hari. Di usia yang sama, dia menjadi yang termuda rebut tiga gelar MotoGP.

Saat ini, dia juga menjadi raja pole positions bersama Jorge Lorenzo dengan 65 kali pole. Lagi, Marquez sudah kalahkan jumlah pole Rossi yang terpaut satu pole positions.

Melihat usianya, tentu sangat luar biasa Marquez bisa lewati catatan pole Rossi. Namun ini juga bisa dipahami karena Rossi tipikal pembalap yang kerap tidak start di posisi pole, namun bisa jadi juara.

Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, merayakan keberhasilan menjadi juara dunia musim 2016 usai memenangi balapan MotoGP Jepang di Twin Ring Motegi, Minggu (16/10/2016). (Crash)

Di musim 2016, Marquez koleksi 298 poin di akhir musim. Dia sudah pastikan gelar juara sejak MotoGP Jepang di Motegi, kala masih tersisa tiga seri lagi.

Menghadapi MotoGP 2016, Marquez bukannya tanpa kendala. Dia harus bisa kompromi dengan masalah motor Honda RC213V yang tidak unggul saat akselerasi. Lalu, dia harus bisa menjinakkan power besar dari motor dengan sistem ECU anyar.

Ini membuat Marquez tertekan sepanjang 2016. Maka itu, kesabaran sungguh berguna bagi Marquez untuk meredam tekanan yang dirasakannya.

"Gelar juara MotoGP 2016 sangat spesial karena banyaknya tekanan yang saya rasa. Belum lagi kendala motor yang kerap tidak siap di beberapa sirkuit," ujarnya.

"Saya hanya pikirkan bisa finis balapan. Terkadang sulit menerima pembalap lain salip saya dan finis lebih depan. Tapi saya mulai paham bisa finis saja sudah bagus untuk gelar juara," katanya, menambahkan.

Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, mencium motor RC213V usai menyegel titel MotoGP 2016 di Twin Ring Motegi, Jepang, Minggu (16/10/2016). (Autosport)

Marquez yang sabar, apakah bakal berlanjut di MotoGP 2017? Dengan berubahnya komposisi pembalap, seperti apa peluang Marquez? Menarik untuk ditunggu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.