Sukses

Serunya Keluarga Andik Nobar Timnas Indonesia

Andik mengalami cedera di babak pertama.

Liputan6.com, Surabaya - Di balik kacamata yang dipakainya, mata Saman, ayah Andik Vermansyah nampak tidak sedikit pun berkedip. Apalagi ketika anak tercintanya memasuki lapangan dan masuk dalam starting line up sang pelatih Alfried Riedl.

Tidak hanya Saman dan Jumiah (ibunda Andik) yang larut dalam ketegangan. Seluruh keluarga yang menonton juga terlihat serius.

Namun beberapa menit kemudian, mata Saman sedikit terpejam. Sebab, Andik tidak bisa melanjutkan karena cedera. Apalagi di saat Timnas Indonesia kebobolan satu gol. Suasana di rumah Andik di Jalan Kalijudan Taruna 3 nomor 90, Surabaya semakin lengang. Namun sesekali terdengar suara teriakan.

"Haduh, sayang sekali tidak gol. Ayo, kalian bisa. Indonesia harus menang," teriak keluarga Andik sebagai tanda dukungan kepada Timnas Indonesia, yang tadi malam hanya menggelar nonton bareng (nobar) televisi.

Saat turun minum, Saman sedikit melontarkan harapannya. Meski dia tahu, selama melakoni Piala AFF 2016, anaknya menjadi tumpuhan sang pelatih. Tapi dirinya yakin, meski tanpa Andik, Timnas bakal membalas sebiji gol yang dilesatkan pemain Thailand ke jala Kurnia Meiga.

"Westalah (sudahlah, red) mas. Indonesia pasti mampu membalas dan bisa memenangkan pertandingan," kata Saman singkat.
Keluarga Andik Vermasyah (Lioutan6.com / Ahmad Zaini Widodo)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Babak Kedua

Babak kedua leg pertama Final Piala AFF 2016 pun dimulai. Keluarga Andik kembali mengikutinya dengan seksama. Suasana yang sempat hening akhirnya pecah saat Rizky Pora melesatkan tendangan kerasnya dari luar kotak pinalti dan mengoyak gawang Thailand. "Gol," teriak keluarga Andik, kompak.

Apalagi ketika heading terarah Hansamu ke pojok kiri atas gawang Thailand berhasil menciptakan keunggulan untuk Indonesia. Histeria nampak terasa disana. "Alhamdulillah. Ayoo, jangan sampai kebobolan lagi. Harus bertahan," cetus Saman.

Suasana kembali tegang ketiga additional time 4 menit diberikan wasit. Sesekali, keluarga Andik menutup mata dan mengepalkan tangganya. Dan ketika wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan, kepalan tangan keluarga Andik akhirnya dilepaskan. "Syukurlah Indonesia menang," imbuh Saman.

"Semoga pas pertandingan final kedua nanti, Indonesia juga menang. Dan tentunya, semoga anak saya (Andik) bisa segera sembuh dan dapat bermain," harap Saman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.