Sukses

Marc Rich, Buronan Pajak yang Dimaafkan Presiden

Marc Rich tetap mampu tinggal di tengah kemewahan. Hingga akhirnya, dia disebut sebagai buronan paling terkenal di dunia.

Setelah menjadi buronan yang namanya disejajarkan dengan teroris kelas kakap, Osama bin Laden, tentu sangat sulit untuk kembali berdiri dan membangun kekayaan pribadi. Tetapi tidak halnya dengan Marc Rich, pria yang jadi buronan selama hampir dua dekade ini justru sukses menyandang gelar miliarder setelah melakukan beragam tindakan kriminal.

Salah satu kasus yang menjeratnya saat itu adalah penipuan dan penggelapan pajak. Menghadapi 65 tindakan ilegal yang dilakukannya, dia melarikan diri ke Swiss.

Pengusaha minyak yang satu ini memang terkenal kontroversial. Dia tetap saja melakukan jual beli dengan sejumlah pengusaha di Iran yang jelas-jelas telah diboikot pemerintah Amerika Serikat (AS).

Ironisnya, dia sibuk bertransaksi minyak saat penduduk AS lainnya tengah disandera di Iran. Alih-alih mendapatkan hukuman atas seluruh tindakannya, dia malah mendapatkan pembebasan hukuman dari Bill Clinton yang saat itu tengah menjabat sebagai presiden AS.

Lantas apakah Rich kembali dari pelariannya ke AS setelah menerima maaf dari presiden? Mengapa Clinton memaafkannya? Berikut lika-liku buronan paling terkenal di dunia karena kasus pajak, Marc Rich seperti dikutip dari New York Times dan Forbes, Jumat (7/2/2014):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman


Marc Rich, bisnis minyaknya terkenal kontroversial

Marc Rich sempat menjadi salah satu miliarder terkaya di dunia. Dia mengeruk banyak harta dari bisnis minyaknya yang super sukses.

Rich berhasil menjadi miliarder sebelum usianya mencapai 50 tahun. Tetapi perjalanan bisnisnya bukan tanpa kontroversi. Pria yang tidak pernah memperoleh gelar sarjana ini menemukan pangsa pasar yang menguntungkan di tengah perjalanan bisnisnya.

Saat itu, dia baru saja berusia 30 tahun ketika menjual minyak mentah dengan harga selangit. Meskipun AS memboikot Iran, Rich tetap terlibat transaksi jual beli dengan pemerintah Ayatollah.

Bahkan saat itu, sejumlah penduduk AS tengah disandera di Teheran. Ini merupakan salah satu kasusnya yang membuat banyak orang merasa geram. Dia juga bekerja sama dengan Libya, Afrika Selatan, Kuba dan negara-negara lain di bawah embargo atau boikot AS.

Semua jerih payahnya yang cenderung ilegal terbayar. Dia kaya raya dan menyandang gelar miliarder dunia.
3 dari 6 halaman


Terjebak 65 tindakan kriminal termasuk penipuan pajak

Kenyamanan atas seluruh bisnis dan kekayaan pria kelahiran 18 Desember 1934 mulai terganggu saat aparat mulai mencium sejumlah aksi ilegalnya. Pada 1983, dia menerima 65 tuduhan atas tindakan kriminal termasuk penciuman pajak.

Pengusaha asal Belgia ini digugat menggelapkan pajak negara sebesar US$ 50 juta. Bahkan Gubernur New York saat itu, Rudy Giuliani menyebutnya sebagai kasus penggelapan pajak terbesar sepanjang sejarah AS.

Rich membayar pemerintah sekitar US$ 200 juta sebagai hukuman. Tetapi perkara belum selesai, dia sudah terbang melarikan diri ke Swiss untuk menghindari tuntutan pidana lain.
4 dari 6 halaman


Rich jadi buronan paling dicari, setara Osama bin Laden

Lembaga perpajakan AS Internal Revenue Service (IRS)  menawarkan hadiah sebesar US$ 500 ribu bagi siapapun yang berhasil menangkap Rich. FBI bahkan mencatat namanya sebagai buronan paling dicari, setara dengan Osama bin Laden.

Bahkan meski IRS menawarkan hadiah besar untuk penangkapannya, Rich sama sekali tidak menderita. Majalah Fortune melaporkan, di tengah pelarian dirinya, dia tetap mampu mencetak jutaan dolar dari bisnis minyaknya.

Dia tetap tercatat sebagai pedagang terbesar di dunia untuk sektor logam dan mineral. Rich tetap mampu tinggal di tengah kemewahan. Hingga akhirnya, dia disebut sebagai buronan paling terkenal di dunia.
5 dari 6 halaman


Ditangkap dan dimaafkan Presiden AS Bill Clinton

Saat itu, 20 Januari 2001, Rich masih belum tertangkap setelah hampir dua puluh tahun pelariannya. Hari itu sekaligus merupakan waktu terakhir Presiden AS Bill Clinton menduduki jabatannya.

Uniknya, nama Rich muncul sebagai salah satu tersangka yang menerima maaf presiden. Hal itu langsung menjadi perdebatan paling panas dan melahirkan berbagai spekulasi terkait motivasi Clinton.

Hasil pengamatan sejumlah pihak menunjukkan, mantan istri Rich, Denise Rich memberikan donasi besar untuk Partai Demokrat dan perpustakaan Clinton serta para pejabat Israel termasuk Perdana Menteri Ehud Barak. Donasi tersebut sekaligus menjadi cara untuk membujuk Clinton mencetuskan pembebasan hukuman untuk Rich.

Clinton berkilah dengan mengatakan, dari para pakar yang direkrutnya, tak ada tanda-tanda kriminal dan taktik kecurangan pajak yang dilakukan Rich. Meski telah dibebaskan dari segala hukuman, Rich tak pernah kembali ke AS. Lagipula, tak ada satupun agen AS yang mampu menyeretnya kembali ke sana.
6 dari 6 halaman


Meninggal karena terkena stroke

Pria bernama lengkap Marcell David Reich ini lahir pada 18 Desember 1934 di Antwerp, Belgia. Ayahnya hanyalah pegawai pabrik biasa.

Pada awal 1940-an, keluarganya pindah ke AS dan menetap di Kansas City, di mana sang ayah membuka toko perhiasan. Keluarganya juga mengganti nama belakangnya dengan sebutan Rich, agar terdengar lebih mirip dengan nama penduduk AS.

Tanpa berhasil menamatkan kuliahnya di New York University, pria yang terkenal pendiam ini langsung terjun ke dunia bisnis. Perdagangan minyak membuatnya ketagihan untuk mengeruk harta lebih banyak.

Setelah berbagai kasus kontroversialnya termasuk menjadi buronan negara, Rich akhirnya menyabet status miliarder pada 2010. Setelah kasusnya selesai dia tetap tidak pernah kembali ke AS.

Hingga 26 Juni 2013, dia menutup usia di Lucerne, Swiss. Dia meninggal karena penyakit stroke yang dideritanya. (Sis/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini