Sukses

Hary Tanoe Enggan Kembalikan Stasiun TPI Bikin Pembaca Penasaran

CEO Grup MNC Hary Tanoesoedibjo menegaskan tetap menjadi pemilik sah stasiun televisi MNC TV telah menyita perhatian pembaca pada Kamis ini.

Kasus perebutan saham stasiun MNC TV yang dahulu stasiun televisi TPI antara CEO grup MNC Hary Tanoesoedibjo dan Siti Hardiyanti Rukmana belum kunjung usai.

Kedua belah pihak masing-masing tetap dengan pendiriannya memiliki saham MNC TV. Saat ini putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) yang memenangkan kubu Siti Hardiyanti Rukmana aliasTutut ditanggapi dengan adanya upaya pendudukan kantor MNC TV oleh sekelompok pihak yang mengaku berasal dari manajemen PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia.

CEO Grup MNC Hary Tanoesoedibjo pun membantah telah terjadi upaya pengambilalihan MNC TV oleh kubu Siti Hardiyanti Rukmana. Bantahan itu menanggapi informasi sejumlah media lokal yang menyebutkan Tutut dan beberapa orang terdekatnya termasuk Dandy Rukmana telah mengambialih dan bekerja kembali di MNC TV.

Ia pun menegaskan, pihaknya tetap menjadi pemilik sah dan tidak berkewajiban untuk mengembalikan stasiun MNC TV. Artikel Hary Tanoe enggan kembalikan stasiun televisi TPI telah menyedot perhatian pembaca Liputan6.com, Kamis (16/1/2014).

Puluhan artikel telah disajikan hari ini mulai dari perebutan saham MNC TV, miliarder super kaya di bisnis kasino, rupiah, harga emas, dan kota Manado mulai dialiri listrik.

Ingin tahu lima artikel bisnis yang paling menyita perhatian pembaca, Kamis pekan ini, berikut ulasannya:

1. Hary Tanoe Enggan Kembalikan Stasiun Televisi TPI

Kasus perebutan saham stasiun televisi TPI antara Siti Hardiyanti Rukmana alias Tutut dan Hary Tanoesoedibjo kini memasuki babak baru.Putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) yang memenangkan kubu Tutut ditanggapi dengan kabar adanya pendudukan kantor MNC TV oleh sekelompok pihak yang mengaku berasal dari manajamen PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia.

Menanggapi isu itu, CEO grup MNC, Hary Tanoesoedibjo telah membantah terjadi upaya pengambilalihan MNC TV oleh kubu Tutut. Ia pun menegaskan, pihaknya masih pemilik sah stasiun televisi MNC TV.

2. Rupiah Bakal Jadi Mata Uang yang Pertama Bangkit di Asia

Rupiah diproyeksikan menjadi mata uang yang pertama kali bangkit dari keterpurukannya. Ketahanan perekonomian Indonesia dan menurunnya jumlah defisit transaksi berjalan yang meningkatkan aset negara menjadi pemicunya.

Nilai tukar rupiah akan menguat 6,8% ke level 11.400 per dolar Amerika Serikat (AS) pada 2014. Menurut Llyods Banking Group Plc, penguatan itu dapat menutupi sepertiga dari kemerosotan rupiah sebesar 21% yang terjadi sepanjang 2013.

3. Dahlan Iskan Pastikan Pertamina Akuisisi PGN

Menteri BUMN Dahlan Iskan akhirnya angkat bicara soal proses pengambilalihan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) oleh Pertamina. Dahlan mengungkapkan, Pertamina memang telah menyusun dua skenario solusi nasib PGN dan Pertagas.

Solusi pertama adalah proses pengambilalihan PGN dilakukan melalui dua tahap akuisisi. Pada tahap pertama, PGN akan mengambil alih anak usaha Pertamina, Pertagas. Selanjutnya, PGN dan Pertagas nantinya akan dibeli oleh Pertamina.

Sementara itu, solusi kedua yang diberikan Kementerian BUMN adalah proses pengambilalihan PGN dilakukan lewat satu tahapan yaitu pembelian secara langsung saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk oleh Pertamina.

4. BI Keluhkan Budaya Masyarakat Kalimantan Perlakukan Rupiah

Bank Indonesia (BI) menyayangkan budaya masyarakat di beberapa wilayah di Kalimantan terutama masyarakat pedalaman dalam memperlakukan mata uang Rupiah.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas mengungkapkan kebiasaan masyarakat di beberapa wilayah Kalimantan itu adalah menjaga dan menyimpan uang dengan dibasahi dengan air. Padahal kebiasaan itu dapat membuat uang cepat lusuh.

5. Harga Emas Tersungkur Lagi

Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange terus melemah pada Rabu (Kamis pagi WIB) menyusul cerahnya data manufaktur Amerika Serikat (AS).  Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari merosot US$ 7,1 atau 0,57% menjadi US$ 1.283,3 per ounce.

The Federal Reserve Bank of New York mengatakan indeks kondisi bisnis umum di New York melonjak menjadi 12,5 pada Januari, dari 2,2 direvisi pada Desember, jauh lebih besar dari yang diharapkan. Departemen Tenaga Kerja AS juga melaporkan indeks harga produsen naik 0,4% pada Desember, kenaikan terbesar sejak Juni. Penguatan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang lainnya juga memberi tekanan terhadap emas. (Ahm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini