Sukses

Emas & Ikan Segar Masih Akan Sumbang Inflasi September

Harga emas melambung cukup tinggi setelah beberapa bulan lalu mengalami pelemahan.

Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan komoditas emas dan ikan segar masih akan berkontribusi terhadap inflasi pada September 2013. Pasalnya, harga emas melambung cukup tinggi setelah beberapa bulan lalu mengalami pelemahan.

"Emas dan ikan segar perkiraan kami masih sumbang ke inflasi September ini. Volatile food memang harus dikendalikan," ucap Kepala BPS, Suryamin usai paparan Peningkatan Wawasan Statistik Pertanian di Bogor, Sabtu (7/9/2013).

Meski tak bersedia meramalkan inflasi, dia mengatakan inflasi pada bulan kesembilan ini sudah tidak ada dampak dari momen puasa dan lebaran.

"Dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) juga sudah habis. Jadi kuncinya tinggal mengendalikan suplai dan demand," tambah Suryamin.

BPS sebelumnya melaporkan laju inflasi pada Agustus 2013 mencapai 1,12%. Dengan demikian, laju inflasi tahun kalender telah mencapai 7,49%. Sedangkan laju inflasi year on year mencapai 8,79%.

Dua penyebab terbesar laju inflasi bulan kedelapan ini, antara lain perhiasan emas dengan andil 0,12%, perubahan harga terhadap Agustus 6,11%.

Ini dipicu kareka kenaikan harga emas internasional yang sudah mulai tinggi. Kenaikan terjadi di 57 kota IHK, tertinggi di Padang 15%, dan di Jember 13%.

Dan ikan segar, andil 0,11% dengan perubahan harga 3,68% akibat perubahan cuaca, gelombang tinggi dan berkurangnya aktivitas nelayan. Ikan bandeng 3,75% dan 3,84% ikan kembung.

"Di Maluku atau Indonesia Timur gemar makan ikan segar, makanya bisa jadi penyumbang inflasi," lanjut Direktur SP2K BPS Edison Ritonga.

Sekadar informasi, harga emas pada Sabtu ini terus menguat meski ada ketegangan antara Amerika Serikat dan Suriah.

Dilansir dari Washington Post, harga emas untuk pengiriman Desember naik US$ 13,5 atau 1% menjadi US$ 1.386,5 per ounce. Sedangkan harga perak untuk pengiriman bulan yang sama naik US$ 63,6 sen, atau 2,7 menjadi US$ 23,891 per ounce. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini