Sukses

Rupiah Merosot, Penyerbu Money Changer Kebanyakan dari Parpol

"Rata-rata tukar rupiah. Kebanyakan tukar dolar ke rupiah dibandingkan yang beli jarang. Kebanyakan orang partai yang menukar (uang)"

Merosotnya mata uang rupiah terhadap dolar sejak beberapa hari membuat masyarakat berbondong-bondong mendatangi tempat penukaran uang (money changer) untuk mencari untung.

Seorang petugas penukaran uang PT Ayu Masagung yang enggan disebutkan namanya menyebutkan ramainya para penukar uang terjadi sejak sejak rupiah merosot cukup tajam. Bahkan kini, Ayu Masagung harus banyak melayani transaksi dari masyarakat yang menjual dolarnya yang terjadi sejak Selasa, 20 Agustus.

"Lebih banyak rupiah dibandingkan valas, 3 hari ini," kata petugas tersebut, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Kamis, (22/8/2013).

Yang mengejutkan, penjualan dolar di tempat penukaran uang lebih banyak dilakukan para pemegang uang yang berasal dari dari partai politik. Saat ini, Ayu Masagung memasang kurs jual senilai Rp 11.275 per dolar AS, sementara kurs beli dipatok senilai Rp 11.200 per dolar AS.

"Rata-rata tukar rupiah.  Kebanyakan tukar dolar ke rupiah dibandingkan yang beli jarang. Kebanyakan orang partai yang menukar (uang). Kantor kami buka jam 8 pagi -  tutup jam 8 malam," ungkapnya.

Kondisi serupa ditemukan di tempat penukaran uang Pola di Jakarta. Staf Marketing Pola, Topik mengatakan, saat ini masyarakat datang ke tempatnya untuk menukarkan dolar ke rupiah dan mulai terjadi sejak hari Selasa dan Rabu lalu. Padahal ketika rupiah mulai merosot jelang Lebaran lalu, kegiatan jual beli mata uang masih relatif stabil.

"Untuk hari ini stuck, Selasa Rabu dua hari itu instesitasnya tinggi kebanyakan jual, kalau sebelum lebaran intesitas seimbang," ungkap Topik.

Topik memperkirakan aksi jual dolar ini sebagai  bentuk aksi ambil untung dengan memanfaatkan momen penurunan rupiah yang cukup tajam. "Nasbah pasti ambil untung, mereka memanfaatkan," pungkasnya. (Pew/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.