Sukses

Perbankan Mohon Setoran Dividen Diperkecil Biar Bisa Bersaing

Kalangan perbankan meminta pemerintah tak menyedot dividen terlalu besar dari bank badan usaha milik negara (BUMN).

Kalangan perbankan meminta pemerintah tak menyedot dividen terlalu besar dari bank badan usaha milik negara (BUMN).

Dividen akan menjadi modal bank menghadapi persaingan seperti pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN di 2020 khusus sektor perbankan.

Hal ini diungkapkan Direktur Utama PT BNI Tbk (BBNI) Gatot M Suwondo yang mengatakan perbankan Indonesia sebenarnya sudah siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Namun sejalan dengan kesiapan itu, dia meminta pemerintah tidak terlalu besar mengambil dividen dari bank-bank dalam negeri, khususnya bank BUMN.

"Kita sudah siap, kita sudah terbuka, makanya sekarang untuk bank BUMN, kita minta kepada pemerintah, agar devidennya jangan kebanyakan diambil, kita harus mengerti bahwa banking ini capital intensive," ujar dia di Jakarta, Jumat (2/8/2013).

Menurut dia, bila pemerintah tidak terlalu banyak menyedot deviden dari laba bersih bank BUMN maka akan menjaga stabilitas permodalan yang berasal dari keuntungan operasional bank. "Sehingga kepemilikan pemerintah itu tetap terjaga," tutur dia.

Pembagian dividen bank BUMN saat ini rata-rata mencapai 30%. Hal ini diungkapkan Gatot sebenarnya juga tidak sesuai dengan kesepakatan antara DPR dan Kementerian BUMN yang ditetapkan pada kisaran 20%-25% saja.

Selain mempersoalkan masalah penyerapan dividen, Gatot juga mempertanyakan pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN baru belaku pada 2020. Padahal dia meyakini Indonesia telah siap, hanya tinggal mempersiapkan sumber daya manusia saja.

"Tanya sama mereka (negara-negara ASEAN) kenapa harus 2020. Yang paling penting kita mempersiapkan SDM. Tahun 2015 nanti kan orang asing bisa kerja kapan saja di sini dan kita pun bisa kerja di sana, semoga kita bisa berkompetisi di tingkat regional maupun global," tandas Gatot. (Dny/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini