Sukses

Penyaluran KUR Tak Pernah Capai Target, Apa Masalahnya?

Pemerintah pada 2023 menargetkan penyaluran KUR sebesar Rp 297 triliun, namun hanya tersalurkan sebesar Rp 260,26 triliun kepada 4,64 juta debitur. Apa masalahnya sehingga target penyaluran KUR tidak tercapai?

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) mengakui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada UMKM tidak berjalan optimal. Oleh karena itu, Kementerian terus memutar otak agar penyaluran KUR bisa efektif dan tepat sasaran.

Staf Ahli Hubungan Antar Lembaga, Kementerian Koperasi dan UKM, Riza Damanik, menyebut bahwa pemerintah saat ini memiliki tiga strategi untuk mendorong penyaluran Kredit Usaha Rakyat tersebut berjalan lebih baik.

"Tahun lalu tidak juga mencapai target, itu sudah jauh-jauh hari kita antisipasi. Kita sudah melihat ada gejala, stagnasi dalam penyalursn KUR ini," kata Riza saat ditemui di Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/5/2024).

Diketahui, Pemerintah pada 2023 menargetkan penyaluran KUR sebesar Rp 297 triliun, namun hanya tersalurkan sebesar Rp 260,26 triliun kepada 4,64 juta debitur.

Berdasarkan data KemenkopUKM, realisasi penyaluran KUR hingga 12 Mei 2024 sebesar Rp 97,7 triliun kepada 1,67 juta debitur.

Rinciannya KUR tersebut terbagi dalam KUR super mikro sebesar Rp 466 miliar untuk 52.693 debitur, KUR mikro sebesar Rp 66 triliun untuk 1,49 juta debitur, KUR kecil dengan realisasi sebesar Rp 30,7 triliun untuk 127.923, dan KUR untuk tenaga kerja Indonesia sebesar Rp 8,6 miliar untuk 352 debitur.

"Jumlah mereka atau jumlah debiturnya itu tidak lagi kecil-kecil atau perorangan, tapi paling tidak bisa teragregasi dalam jumlah yang signifikan. Nah, di antara terombosannya paling tidak ada 3 hal," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Rincian 3 Strategi

Adapun tiga strategi yang bisa dijalankan untuk meningkatkan realisasi penyaluran KUR. Pertama, mendorong pelaksanaan sistem credit scoring ke pelaku UMKM, yang fungsinya mempermudah mereka mendapatkan akses pembiayaan yang lebih mudah.

Kedua, melakukan pendekatan KUR klaster. KemenkopUKM mencatat hingga kini ada 39 klaster yang dikembangkan dan diintegrasikan ke dalam implementasi KUR klaster.

“Semisal klaster oleh-oleh, maka klaster oleh-oleh ini menjadi satu bagian dari pembiayaan murah, sehingga nanti engagement-nya jauh lebih besar daripada orang-orang," ujarnya.

Ketiga, menerapkan metode hibrida terutama dalam pengembangan terkait dengan korporatisasi petani dan nelayan. Contoh, Koperasi Pondok Pesantren Al It-tifaq di Ciwidey Bandung yang mewadahi sekitar petani sayur mayur tersebut untuk mendapatkan pembiayaan.

"Jadi hybrid model. Jadi KUR itu diperuntukkan sebagai model pijakan untuk anggota koperasinya. Sementara koperasinya mendapatkan pembiayaan dari beberapa lembaga pembiayaan bergulir," pungkasnya.

 

3 dari 5 halaman

Kemudahan Akses KUR Percepat Regenerasi Petani

Kementerian Pertanian RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus mendorong proses regenerasi petani dan mendorong pengembangan usaha pertanian melalui akses permodalan khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Kementan melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) didukung lembaga pembiayaan global bidang pertanian, International Fund for Agricultural Development (IFAD) berupaya menumbuhkan dan meningkatkan minat generasi muda untuk berwirausaha di bidang pertanian.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meyakini SDM pertanian yang inovatif dan memiliki gagasan kreatif mampu mengawal pembangunan pertanian maju, mandiri dan modern.

"Regenerasi petani merupakan harga mati yang harus segera direalisasikan bersama. Pendidikan vokasi berperan penting menghasilkan petani muda berjiwa wirausahawan," katanya.

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengingatkan pentingnya akses permodalan bagi para pelaku bisnis pertanian. Permodalan menjadi faktor penting bagi kegiatan usaha para petani milenial.

"Penting untuk mendukung mereka dalam mengembangkan skala usaha mereka, untuk itu akses permodalan, khususnya KUR harus terus diupayakan," katanya.

Kementan terus memasifkan informasi tentang akses KUR bagi petani milenial, kali ini dilakukan oleh unit pelaksana teknis (UPT) SMK-PP Negeri Banjarbaru selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Program YESS di Provinsi Kalimantan Selatan.

SMK-PP Negeri Banjarbaru menggelar Millennial Agriculture Forum (MAF) edisi Tani Akur bertajuk ´Dukungan Lembaga Keuangan dalam Ekosistem Pertanian.´ MAF disiarkan live melalui daring dari P4S Kusan Farm di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel, Rabu [3/4].

Project Manager PPIU Kalsel, Angga Tri Aditia Permana mengungkapkan kegiatan MAF sebagai business matching dan business pitching antara pelaku usaha dan pengembangan usaha.

“Harapannya, sebagai sarana bisnis antara pelaku usaha, dalam hal ini itik, pengolahan hasil dan memberikan manfaat serta kemitraan. MAF juga sebagai literasi keuangan dan sharing knowledge,” katanya.

4 dari 5 halaman

Akses KUR

Erfan Noor dari MBM BRI Cabang Batulicin menguraikan akses KUR bagi petani bahwa KUR merupakan program pemerintah, yang intinya adalah kepercayaan, seraya mengingatkan tentang Program Brilian bagi UMKM Indonesia di Batulicin, yang dinamai Kurbri.

Menurut Erfan, pada setiap cabang BRI, kuota KUR berbeda-beda. Ada pun KUR yang tersedia antara lain KUR Super Mikro, KUR Mikro, dan KUR Kecil.

Ketua P4S Kusan Farm, Ahmad Sodikin mengatakan, pihaknya akan terus mengakses ilmu dan inovasi teknologi pertanian melalui smart farming untuk diterapkan di Kecamatan Kusan Tengah dan sekitarnya.

Petani muda sukses tersebut mengemukakan bahwa adanya Ibu Kota Negara [IKN] di Provinsi Kalimantan Timur sebagai peluang bagi petani Tanah Bumbu, seraya mengajak untuk mengembangkan usaha pertanian mendukung IKN.

Rizal Masri, offtaker telur bebek dan ayam kampung di Kecamatan Kusan Tengah mengingatkan pemuda yang baru lulus jangan bingung, karena kesempatan mendapatkan penghasilan ada di depan mata, salah satunya melalui pertanian dan peternakan. Terlebih, kebutuhan ayam kampung di Tanah Bumbu belum tercukupi, sehingga terbuka peluang untuk beternak ayam kampung.

5 dari 5 halaman

Local Champion

Joko Nugroho, local champion Kecamatan Sungai Loban yang mengawali usahanya secara sambilan pada 2018, setelah mengenal Program YESS melalui fasilitator seraya terus terus mengikuti pelatihan, hal itu memotivasinya untuk mengembangkan usaha di bidang pengolahan hasil.

Sebagai pemilik kripik Sari Mulya, dia mengaku di awal usaha sempat kesulitan mendapat bahan baku, sehingga terpaksa mengambil bahan baku dari luar Tanah Bumbu. Tercetus pula upaya mengembangkan kluster pisang, pada 2023, maka dia pun mendirikan Kluster Pisang dan selaku ketua.

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan] Idha Widi Arsanti mengingatkan bahwa Kementan senantiasa bersemangat mendukung petani milenial untuk terus mandiri, maju dan dapat memenuhi kebutuhan pangan Indonesia.

“Dari MAF Tani Akur, kita berharap terjadi business matching dan business pitching di BPP dan P4S. Harapannya, terjadi kontrak kerjasama, sehingga akses layanan perbankan dapat dilakukan. Sebab untuk mengembangkan usahanya, petani milenial harus dapat mengakses permodalan,” katanya.

  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini