Sukses

Harga Fantastis Ilaix Moriba, Mantan Rekan Setim Messi Kubur Mimpi Indonesia ke Olimpiade Paris

Gol semata wayang Guinea dibukukan oleh Ilaix Moriba melalui eksekusi penalti pada menit ke-29 mengubur mimpi Indonesia melangkah ke Olimpiade Paris 2024.

Liputan6.com, Jakarta Timnas Indonesia U-23 gagal mengamankan tiket menuju Olimpiade Paris 2024, setelah kalah 0-1 dari Guinea pada pertandingan playoff antar-konfederasi di Stade Pierre Pibarot, Clairefontaine-en-Yvelines, Prancis, Kamis.

Garuda Muda gagal menjadi tim Indonesia kedua yang berhasil berlaga di pentas Olimpiade Paris 2024, seperti yang pernah diukir timnas Indonesia pada Olimpiade Melbourne 1956.

Gol semata wayang Guinea dibukukan oleh Ilaix Moriba melalui eksekusi penalti pada menit ke-29.

Ternyata Ilaix Moriba bukan pemain sembarangan. Ilaix Moriba yang kini membela Getafe  di La Liga Spanyol punya harga pasar Rp 52,14 miliar. Sebelum berseragam Getafe, Ilaix Moriba ternyata pernah bermain untuk FC Barcelona. 

Guinea Mendominasi

Guinea lebih banyak mendominasi permainan pada fase awal pertandingan. Pada menit kedua, Aguibou Camara melakukan percobaan tembakan yang masih melambung di atas gawang Ernando Ari.

Indonesia sedikit demi sedikit berusaha keluar dari tekanan. Tim Garuda Muda mendapatkan peluang bagus saat Nathan Tjoe-A-on mengecoh para pemain Guinea saat mendapatkan tendangan bebas. Alih-alih mengirim bola lambung, ia justru menyodorkan bola mendatar kepada Witan Sulaeman, sebelum umpan tarik Witan dapat dipatahkan lawan.

Pratama Arhan kemudian memiliki peluang pertamanya di laga ini. Pratama Arhan menerima bola panjang di sisi kiri, kemudian menggiring sebentar, dan melepaskan tembakan lurus ke kiper Soumaila Sylla.

Pada menit ke-28 Indonesia diganjar hukuman penalti, akibat Witan melanggar pemain lawan di kotak terlarang. Moriba yang menjadi algojo dapat melakukan tugasnya dengan baik untuk menaklukkan Ernando. 1-0 untuk Guinea.

Keunggulan 1-0 membuat Guinea semakin percaya diri. Dua kali mereka mendapatkan peluang bagus dari tendangan bebas Ousmane Camara yang melebar, dan tembakan Facinet Conte yang lurus ke arah kiper Ernando.

Menjelang turun minum, Indonesia sempat mencuri peluang, tetapi kedua peluang itu gagal berbuah gol. Pertama dari tembakan Marselino yang melambung, kemudian dari sepakan Rafael Struick yang diganggu pemain Guinea sehingga hanya menghasilkan lemparan ke dalam.

Ernando kembali menjadi penyelamat gawang Indonesia sebelum babak pertama usai. Guinea mendapat peluang akibat Nathan tidak sempurna menguasai bola panjang, bola kemudian dicuri Algassime Bah yang mendapat peluang satu lawan satu melawan Ernando, dan mampu digagalkan penyelamatan sang kiper.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Selanjutnya

Pada awal babak kedua, pelatih Shin memasukkan Alfeandra Dewangga untuk menggantikan Komang Teguh. Masuknya Dewangga memberi darah baru untuk lini belakang Indonesia.

Namun gawang Indonesia kembali mendapat ancaman pada menit ke-54. Algassime Bah bergerak cepat di sisi kanan pertahanan Indonesia dan memancing kiper Ernando keluar dari sarangnya, bola kemudian dikirimkan kepada Alseny Soumah yang diteruskan dengan sepakan ke gawang. Beruntung, Nathan dan Dewangga mampu menggagalkan bola melewati garis gawang.

Guinea kemudian kembali mendapatkan hadiah penalti pada menit ke-73, karena tekel Dewangga kepada Algassime Bah. Keputusan wasit Letexier Francois itu diprotes keras oleh Shin, yang membuatnya diganjar dua kartu kuning secara beruntun dan harus meninggalkan area teknis.

Ekseksi penalti Guinea yang diambil oleh Algassime Bah ternyata gagal berbuah gol kedua. Sepakan Bah dapat ditepis oleh Ernando untuk membuat gawangnya tidak kemasukan lebih dari satu gol.

Pada fase akhir laga, timnas Indonesia berusaha mati-matian untuk menyamakan kedudukan. Namun semua pendekatan yang dilakukan, baik dari umpan diagonal, lemparan ke dalam panjang Arhan, maupun permainan bola pendek gagal menembus rapatnya pertahanan Guinea. Peluit panjang berbunyi, tiket Olimpiade pun menjadi milik wakil Afrika.

 

3 dari 4 halaman

Erick Thohir Beri Pesan Menyentuh

Sebelumnnya, Menteri BUMN sekaligus Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyampaikan terima kasih atas perjuangan para pemain tim nasional atau Timnas Indonesia U-23, yang telah melangkah sampai playoff antar konfederasi untuk memperebutkan satu tiket Olimpiade Paris 2024.

Timnas Indonesia U-23 takluk 0-1 dari Guinea pada pertandingan di di Stade Pierre Pibarot, Clairefontaine-en-Yvelines, Prancis, Kamis. Hasil yang memastikan tim sepak bola Indonesia gagal tampil di Olimpiade tahun ini.

"Kita memang belum berhasil menginjak Olimpiade kali ini. Namun perjalanan panjang dan pencapaian yang ditorehkan para pemain, pelatih, dan ofisial timnas sejak Piala Asia, hingga playoff menunjukkan sepakbola kita punya kualitas untuk tampil di Olimpiade. Saya salut dan kita targetkan Olimpiade berikutnya. Terima kasih untuk perjuangan kalian,” ujar Erick dikutip dari Antara, Jumat (10/5/2024).

“Saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk semua yang sudah mendukung. Terutama Pak Presiden Jokowi yang sudah memberikan perhatian yang sangat besar pada Timnas Indonesia. Seluruh pihak dan supporter yang sudah bahu membahu memperkuat Timnas baik secara langsung maupun melalui doa yang tak pernah putus. Terharu sekali melihat begitu besar antusiasme masyarakat Indonesia,” tambahnya.

Pada laga penentuan itu, gol semata wayang Guinea yang bersarang ke gawang Ernando Ari dicetak melalui eksekusi penalti Ilaix Moriba pada menit ke-29. Perlawanan sengit diperlihatkan oleh Garuda Muda saat melawan wakil Afrika tersebut, bahkan pelatih Shin Tae-yong diusir keluar lapangan oleh wasit karena memprotes penalti kedua yang diberikan kepada Guinea.

Laga kontra Guinea merupakan jalur terakhir tim sepak bola Indonesia menuju Olimpiade Paris 2024. Dari tiga jalur sebelumnya, yakni finis di tiga besar Piala Asia U-23, Indonesia selalu menemui kegagalan.

Meski belum menembus Olimpiade di kesempatan ketiga ini, Erick tetap mempercayai pada program pematangan timnas yang mengandalkan kualitas talenta muda, pemain naturalisasi, dan training jangka panjang.

"Timnas ini punya generasi emas. Ada Witan Marselino, Rizki Ridho, Ernando, plus pemain naturalisasi. Lalu kita punya blueprint hingga 2045, dan kita konsisten lakukan training jangka panjang. Artinya program yang kita jalankan sudah on the track. Kita akan konsisten dan perbaiki yang masih kurang. Karena bagaimanapun, dengan pencapaian timnas U-23 ini kita punya kebanggaan baru dan terbukti sepakbola makin menyatukan Indonesia," jelas Erick Thohir.

4 dari 4 halaman

Timnas Indonesia U-23 Dikalahkan Guinea, Ini Daftar Lengkap Peserta Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 gagal merebut tiket Olimpiade Paris 2024 setelah dikalahkan Guinea 0-1 pada play-off konfederasi di INF Clairefontaine, Kamis (9/5/2024) malam WIB.

Kekalahan ini membuat hasrat Indonesia mengikuti cabang olahraga sepak bola Olimpiade kembali tertunda. Momen terakhir dan satu-satunya Merah Putih berpartisipasi di ajang itu terjadi di Melbourne pada 1956.

Sementara itu, Guinea bakal mengikuti Olimpiade untuk kali kedua sepanjang sejarah usai debut di 1968. Mereka menjadi wakil keempat Afrika di Paris 2024 menyusul Maroko, Mesir, dan Mali.

Hasil play-off tersebut sekaligus melengkapi peserta cabor sepak bola Olimpiade 2024. Sebanyak 16 negara berkesempatan merebut medali emas pada ajang yang berlangsung 24 Juli hingga 9 Agustus mendatang.

Peserta Olimpiade Paris 2024 

Grup A: Prancis, Amerika Serikat, Guinea, Selandia Baru

Grup B: Argentina, Maroko, Irak, Ukraina

Grup C: Uzbekistan, Spanyol, Mesir, Republik Dominika

Grup D: Jepang, Paraguay, Mali, Israel

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini