Sukses

Indonesia Harus Belajar dari Vietnam, Sedot Investasi Samsung hingga Rp 282 Triliun

Perusahaan teknologi ternama yang berbasis di Korea Selatan, Samsung disebut berhasil meningkatkan ekspor produk dari Vietnam. Bahkan, Samsung berhasil menguasai 20 persen ekspor produk dari negara tersebut.

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan teknologi ternama yang berbasis di Korea Selatan, Samsung disebut berhasil meningkatkan ekspor produk dari Vietnam. Bahkan, Samsung berhasil menguasai 20 persen ekspor produk dari negara tersebut.

Hal ini diungkap oleh Atase Perdagangan KBRI Hanoi Vietnam, Addy Perdana Soemantry. Menurutnya, kontribusi Samsung ini jadi salah satu pendongkrak Vietnam menjadi negara pengekspor ke negara lain.

"Kalau kita lihat pada struktur ekspor mereka 20 persen, hampir 20 persen dari ekspor Vietnam ke dunia itu hanya satu perusahaan, yaitu Samsung," kata Addy dalam Gambir Trade Talk ke-13, di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (6/3/2024).

Dia mengatakan, pada skala produksi Samsung, mayoritas atau setara 60 persennya dipenuhi dari pabrik di Vietnam. Dari sisi investasi pun tak main-main, mencapai lebih dari USD 18 miliar atau sekitar Rp 282 triliun (kurs 15.718 per USD).

"Jadi, Samsung ini dia sudah menanamkan investasi sekitar USD 18 miliar mungkin nanti akan menjadi USD 20 miliar," ucapnya.

Addy mengatakan, pada investasi yang dikucurkan itu, Samsung tak sendirian. Perusahaan teknologi itu melakukan penelitian atau research and development di Vietnam. Serta, membawa industri pendukung penguatan produk ke Vietnam.

Alhasil, praktik ini mampu berpengaruh pada kapasitas produksi hingga kualitas dari produk. Pada ujungnya, turut mempengaruhi kinerja ekspor negara tersebut.

"Nah Samsung gak masuk ke Vietnam sendiri, dia ajak industri-industri pendukungnya dan juga membawa Research and Development-nya ke Vietnam dan di Vietnam mereka bisa lebih maju dan kembangkan produknya di Vietnam," paparnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kejar Ambisi Vietnam

Lebih lanjut, Addy menerangkan Vietnam punya ambisi untuk menjadi bagian dari perekonomian dunia. Dengan demikian, salah satu aksesnya adalah melalui kerja sama ekspor produk.

Dia bilang, Vietnam mengambil strategi ini untuk mengerek kinerja perekonomiannya. Guna mengakselerasi tujuan itu, Vietnam gencar melakukan perjanjian dagang berupa Free Trade Agreement (FTA) dengan negara lain.

"Bagaimana dia lebih maju, dia menempatkan diri untuk lebih beradaptasi atau lebih include kepada perekonomian dunia. Sehingga dia lebih maju, dan begitupun bagaimana caranya ya salah satunya dengan melakukan FTA-FTA dengan negara yang mereka pikir akan meningkatkan ekonomi mereka akan lebih maju lagi," urainya.

"Kalau kita lihat, bahwa ekspor vietnam tu saat ini menyamakan dari (besaran) GDP-nya Vietnam. Hal Ini mebuktikan Vietnam sudah menjadi negara eksportir, bukan lagi negara yang bergantung didalam dirinya sendiri," kata Addy.

3 dari 4 halaman

Tiru Vietnam, Kemendag Bidik Untung Jumbo dari Perdagangan Indonesia-Uni Eropa

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan perjanjian perdagangan dengan Uni Eropa bisa rampung tahun ini. Dengan begitu, ditaksir ada keuntungan yang lebih besar pada sisi ekspor Indonesia.

Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag, Kasan mengatakan salah satu yang jadi studi perbandingan adalah kerja sama ekonomi Vietnam dan Uni Eropa.

"Vietnam sudah mengimplementasikan perjanjian perdagangan dengan Uni Eropa. Kita Indonesia target tahun ini akan juga merampungkan atau menyelesaikan. Nah oleh karena itu, kita berharap dari para narasumber bisa memberikan gambaran," ujar Kasan dalam Gambir Trade Talk ke-13, di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (6/3/2024).

Dia mengatakan, atas hitungan awal, Indonesia bisa lebih meraup untung jika dibandingkan dengan kerja sama Vietnam-Uni Eropa. Menurut hitungannya, porsi perdagangan Indonesia lebih besar dari Vietnam.

"Tentu dengan pertimbangan bahwa akses pasar kita ke Eropa manakala ini bisa diselesaikan dan bisa diimplementasikan kita akan mendapat manfaat lebih besar daripada Vietnam," tegasnya.

Diketahui, Kemendag tengah mendorong proses penyelesaian Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Tujuannya, memperluas dan memperkuat akses perdagangan produk-produk kedua negara.

Sama halnya dengan CEPA lainnya, Kemendag membidik keuntungan bagi produk-produk Indonesia bisa mengakses pasar negara-negara Eropa. Alhasil, bisa meningkatkan ekspor dan pendapatan.

 

4 dari 4 halaman

Ekonomi Lebih Besar dari Vietnam

Lebih lanjut, Kasan mengaku optimistis Indonesia-EU CEPA bisa membawa manfaat lebih besar dari perjanjian negara lain. Menurutnya, skala perdagangan Indonesia yang besar menjadi salah satu faktornya.

Di sisi lain, jika dibandingkan dengan Vietnam, misalnya, Kasan mengatakan ekonomi Indonesia lebih besar. Asumsinya, keuntungan atas kerja sama juga bisa lebih besar.

"Tentu kita Indonesia dengan ekonomi lebih besar daripada Vietnam dan ktia sudah mempertimbangkan sudah mengkalkulasi bahwa akses pasar kita ke Uni Eropa manakala nanti sudah diimplementasikan, kita berhitung akan mendapatkan benefit yang jauh lebih besar," bebernya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.