Sukses

PBB: Asia-Pasifik Terlambat 32 Tahun dari Target Pembangunan Berkelanjutan

Hal itu diungkapkan PBB dalam laporan terbaru dari Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia dan Pasifik (ESCAP)

Liputan6.com, Jakarta Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menilai kawasan Asia Pasifik sangat terlambat untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Dengan tingkat kemajuan yang dicapai kawasan ini saat ini, menurut PBB, target tersebut baru akan tercapai pada tahun 2062, sehingga terlambat 32 tahun dari jadwal yang diharapkan.

Hal itu diungkapkan PBB dalam laporan terbaru dari Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia dan Pasifik (ESCAP).

Mengutip Channel News Asia, Sabtu (17/2/2024) PBB mengatakan dampak pandemi COVID-19, konflik yang sedang berlangsung, dan kondisi keuangan yang terbatas berkontribusi terhadap kemajuan yang tidak memadai.

Sebagai informasi, 17 tujuan dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 antara lain adalah memberantas kelaparan dan kemiskinan ekstrem, mengatasi penyakit, mengurangi kesenjangan, meningkatkan pengelolaan air dan energi, dan mengambil tindakan segera untuk mencegah perubahan iklim.

Agenda tersebut diadopsi oleh 193 negara anggota PBB pada tahun 2015, dan berjanji tidak akan meninggalkan satu negara pun.

Namun, menjelang tenggat waktu 15 tahun, kemajuan dalam seluruh 17 tujuan tersebut masih sangat lambat, di antara negara-negara Asia Pasifik, dan tidak ada satu pun tujuan yang dapat dicapai pada tahun 2030, kata PBB.

"Semua negara di kawasan ini, baik kaya atau miskin, perlu berbuat lebih banyak," kata Rachael Beaven, direktur divisi statistik ESCAP, kepada CNA’s World Tonight.

"Saat ini, kita masih berada di luar jalur untuk memenuhi 17 SDGs. Hal yang paling mengkhawatirkan di kawasan ini (Asia Pasifik) adalah tujuan ke-13 yaitu aksi iklim," bebernya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Emisi Gas Rumah kaca Terus Meningkat

Laporan tersebut mengatakan kemajuan dalam aksi iklim "sangat tertinggal", dengan emisi gas rumah kaca yang terus meningkat.

PBB menekankan, memperkuat kesiapsiagaan bencana dan kapasitas pemulihan sangat penting bagi kawasan ini untuk melindungi kehidupan dan mata pencaharian, mengurangi kerugian ekonomi dan mencegah orang-orang kembali ke jurang kemiskinan.

Menurut PBB, isu mendesak lainnya di kawasan ini mencakup kebutuhan untuk meningkatkan akses terhadap lapangan kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi, serta mempercepat kemajuan menuju konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.

3 dari 3 halaman

Pengentasan Kemiskinan Capai Kemajuan Terbesar di Asia-Pasifik

Sementara itu, menurut PBB, bidang-bidang yang telah menunjukkan kemajuan besar adalah mengentaskan kemiskinan, dan memperkuat industri, inovasi, dan infrastruktur yang berkelanjutan.

Meski demikian, langkah-langkah yang diambil sejauh ini belum cukup untuk memenuhi target kedua pada tahun 2030, kata ESCAP dalam laporannya.

Hal ini menghubungkan kinerja yang lesu dengan lingkungan global yang tidak menguntungkan.

Seperti diketahui, banyak negara yang belum sepenuhnya pulih dari pandemi COVID-19.

Konflik yang sedang berlangsung, baik di dalam maupun di luar kawasan, juga telah mengganggu rantai pasokan global, memicu inflasi, dan menciptakan ketidakpastian yang berkepanjangan.

Laporan ESCAP menambahkan bahwa kalibrasi ulang kebijakan dalam negeri sangat penting untuk mengatasi tantangan-tantangan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.