Sukses

Pesan Pengusaha ke Prabowo-Gibran: Jangan Buat Indonesia Jatuh ke Jurang Resesi

Pengusaha meminta calon presiden baru Indonesia untuk periode 2024-2029 turut memperhatikan Inggris dan Jepang yang tersandung resesi.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Kadin Indonesia, Sarman Simanjorang, meminta calon presiden baru Indonesia untuk periode 2024-2029 turut memperhatikan Inggris dan Jepang yang tersandung resesi.

Seperti diketahui, saat ini pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran unggul dalam Pemilu 2024 versi hitung cepat.

Jepang dan Inggris sendiri telah jatuh ke dalam jurang resesi pasca pertumbuhan ekonomi keduanya terkontraksi selama dua kuartal beruntun. Sarman tak ingin hal serupa menimpa Indonesia, yang akan memiliki pemimpin baru dalam waktu dekat.

"Apalagi kita tahu, pertumbuhan ekonomi 2024 ini terjadi transisi kepemimpinan nasional. Kita harapkan juga nanti bagaimana supaya transisi kepemimpinan ini berjalan smooth, damai, penuh semangat persatuan dan kesatuan," ujarnya kepada Liputan6.com, Jumat (16/2/2024).

"Sehingga kita harapkan itu akan menjadi salah satu optimisme kita untuk menatap perekonomian Indonesia yang juga tumbuh positif memasuki tahun 2025," Sarman menambahkan.

Sesuai Dugaan

Kendati begitu, Sarman sudah menduga akan banyak negara yang kondisi ekonominya terperosok di akhir 2023 akibat banyak gejolak yang terjadi. Mulai dari konflik geopolitik hingga fluktuasi harga sejumlah komoditas pasar.

"Tentu akan berimbas juga pada negara-negara yang selama ini kita anggap kuat dalam posisi ekonominya. Ternyata juga kita lihat daya beli mereka semakin menurun, dan pertumbuhan ekonomi juga tertekan," imbuhnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Alarm Bagi Pemerintah

Artinya, ia menambahkan, kondisi tersebut jadi semacam alarm bagi pemerintah untuk tetap menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sehingga ketersediaan dan harga-harga barang pokok tetap terpenuhi.

"Kemudian juga, hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat luas seperti listrik, gas, BBM, kita harapkan pemerintah bisa menjaga stabilitas harganya, tidak menaikan. Sehingga tidak terlalu berdampak terhadap daya beli masyarakat kita," urainya.

Namun begitu, Sarman yakin pemerintah bisa merespons dengan cepat untuk mengantisipasi dampaknya terhadap Indonesia, dengan mencari pangsa pasar baru untuk ekspor.

"Apakah itu ke daerah-daerah Timur Tengah, Amerika Latin, atau mungkin Afrika. Sehingga kita harapkan berbagai komoditas ekspor kita bisa tumbuh produktif untuk menopang pertumbuhan ekonomi kita," pungkas Sarman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini