Sukses

Mengenang Wee Cho Yaw, Pendiri UOB Indonesia yang Masuk Daftar Orang Terkaya Dunia

Dalam daftar Forbes, Wee Cho Yaw menempati orang terkaya urutan ke delapan di Singapura pada 2023. Sedangkan di dunia, Wee Cho Yaw menempati posisi 325 untuk tahun yang sama.

Liputan6.com, Jakarta - Berita duka datang dari keluarga besar UOB. Wee Cho Yaw, Chairman Emeritus, Penasihat UOB Group, serta Pendiri UOB Indonesia pada usia 95 tahun.

Wee Cho Yaw adalah seorang bankir visioner, pengusaha ternama dan pilar komunitas. Ia memiliki peran penting dalam perkembangan UOB sebagai bank terkemuka di Asia.

Dalam daftar Forbes, Wee Cho Yaw menempati orang terkaya urutan ke delapan di Singapura pada 2023. Sedangkan di dunia, Wee Cho Yaw menempati posisi 325 untuk tahun yang sama.

Dikutip dari keterangan tertulisk UOB, Sabtu (3/2/2024), dalam lebih dari lima dekade, di bawah kepemimpinan Wee Cho Yaw, UOB berkembang dari bank dengan hanya satu cabang menjadi bank regional di 19 negara dan beberapa kawasan regional.

Berfokus pada pertumbuhan yang hati-hati, disiplin, dan berkelanjutan, aset UOB meningkat dari S$ 2,8 miliar menjadi S$ 253 miliar di 2013, dimana ia pension dari posisi Chairman.

Pada tanggal 30 September 2023, aset UOB telah tumbuh menjadi S$ 516 miliar dan mendapatkan peringkat diantara bank-bank terkemuka di dunia: Aa1 by Moody’s Investors Service dan AA- by S&P Global Ratis dan Fitch Ratings.

Meskipun dikenal secara global sebagai pebisnis yang cerdik dan tegas, legenda Wee Cho Yaw sebagai pembuat kesepakatan yang ulung terbentuk di Singapura.

Meskipun akuisisi awal atas Chung Khiaw Bank, Lee Wah Bank, dan Industrial and Commercial Bank memberikan indikasi keahliannya yang luar biasa dalam membuat kesepakatan, akuisisi Overseas Union Bank pada tahun 2001 membawa Wee Cho Yaw menjadi salah satu pengusaha terkemuka di Singapura.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

UOB di bawah kepemimpinan Wee Cho Yaw

  • 1949 – Bergabung dengan Kheng Leong, bisnis keluarga yang berfokus pada komoditas
  • 1958 – Diangkat menjadi jajaran UOB
  • 1960 – Diangkat menjadi Managing Director (Datuk Wee Kheng Chiang mengundurkan diri)
  • 1965 – Membuka kantor cabang luar negeri pertama di Hong Kong
  • 1971 – Membeli saham mayoritas di Chung Khiaw Bank Membuka cabang Tokyo
  • 1973 – Membeli Lee Wah Bank
  • 1974 – Diangkat menjadi UOB Chairman and CEO
  • 1975 – Membuka cabang London
  • 1977 – Membuka New York agency
  • 1980 – Membuka Los Angeles agency
  • 1983 – Membuka kantor perwakilan Seoul
  • 1984 – Membuka kantor perwakilan Beijing
  • 1985 – Berekspansi ke Sydney dan Xiamen
  • 1986 – Berekspansi ke Vancouver
  • 1987 – Membeli mayoritas saham di Industrial & Commercial Bank di Singapura
  • 1992 – Membuka kantor perwakilan di Vietnam
  • 1994 – Membuka kantor perwakilan di Yangon
  • 1997– Menggabungkan anak perusahaan UOB Malaysia dengan anak perusahaan CKB Malaysia
  • 1998 – Membuka cabang Shanghai
  • 1999 – Mengakuisisi Westmont Bank di Filipina
  • 2001 – Membeli Overseas Union Bank di Singapura
  • 2004 – Membeli 96.1% Bank of Asia Public Company di Thailand
  • 2005 – Meningkatkan controlling stake PT Bank Buana di Indonesia menjadi 61.1%
  • 2007 – Mengundurkan diri sebagai CEO (Wee Ee Cheong diangkat menjadi CEO)
  • 2009 – Membuka cabang Mumbai
  • 2010 – Menggabungkan PT Bank UOB Indonesia dengan PT Bank UOB Buana
  • 2013 – Mengundurkan diri sebagai Chairman, Diangkat menjadi Chairman Emeritus and Adviser
  • 2015 – Menyelesaikan akuisisi penuh Far Eastern Bank
  • 2018 – Pensiun sebagai UOB Board Director

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini