Sukses

Miliarder Jeff Bezos Punya Kebiasaan Unik di Kantor Amazon, Apa Itu?

Jeff Bezos memiliki kebiasaan unik yang telah dilakukannya sejak tahun 1990an.

Liputan6.com, Jakarta Pendiri raksasa teknologi Amazon, sekaligus miliarder Jeff Bezos ternyata memiliki kebiasaan yang unik. Meski dikenal sebagai seorang miliarder, tetapi hingga hari ini, Jeff Bezos masih menggunakan meja buatan sendiri dari masa awal Amazon di tahun 1990an.

Melansir Insider, Selasa (30/1/2024) tunangan Jeff Bezos, yakni Lauren Sanchez, memposting foto di Instagram pada akhir pekan, yang menunjukkan Bezos bekerja dari laptop di meja tuanya.

Dia juga membagikan foto lawas Bezos dengan tampilan serupa, yang menunjukkan dia bekerja di garasi rumah yang dia sewa pada saat mendirikan Amazon.

"Setelah bertahun-tahun… Saat saya menemui dia sedang bekerja pagi ini, saya mengambil foto ini," tulis Sanchez dalam postingannya.

"Saya senang dia masih bekerja dari salah satu meja pertama yang sudah ada sejak awal," ungkapnya.

Diketahui, meja itu sudah dipakai oleh Bezos sejak tahun 1995, setahun setelah mendirikan raksasa e-commerce tersebut, menurut sebuah blog di situs web Amazon.

Salah satu karyawan pertama perusahaan, Nico Lovejoy, mengatakan sang miliarder perlu membeli meja untuk beberapa staf yang dia miliki saat itu, dan terdapat toko Home Depot di seberang jalan.

"Dia melihat meja yang dijual dan pintu yang dijual, dan harga pintunya jauh lebih murah, jadi dia memutuskan untuk membeli pintu dan memasang beberapa kaki di atasnya," cerita Lovejoy.

Lovejoy mengatakan meja-meja itu kerap membutuhkan reparasi dan mereka harus meletakkan karton di bawah kakinya agar merata.

"Kami membuat meja berpintu karena ini adalah cara termurah untuk menopang sebuah meja. Banyak hal yang kami lakukan sifatnya suka berubah. Selama solusi itu berhasil," tambahnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Simbol Budaya Amazon

Meja pintu telah menjadi simbol budaya Amazon dan nilai intinya yaitu berhemat.

Versi modern dari desain ini masih digunakan di seluruh kantor Amazon, kata perusahaan itu dalam postingan blog tahun 2018.

CEO pertama Netflix, Marc Randolph, sebelumnya mengatakan bahwa Bezos memberitahunya bahwa meja darurat adalah "pesan yang disengaja".

"Ini adalah cara untuk mengatakan bahwa kami membelanjakan uang untuk hal-hal yang berdampak pada pelanggan kami, bukan pada hal-hal yang tidak berdampak," kenang Randolph.

Bezos mengundurkan diri sebagai CEO Amazon pada tahun 2021 dan saat ini menjadi orang terkaya kedua di dunia dengan kekayaan 4SD 184 miliar.

3 dari 3 halaman

Mantan Istri Jeff Bezos, Miliarder Mackenzie Scott Jual Saham Amazon Setara Rp 157,77 Triliun

Mantan istri orang terkaya dunia Jeff Bezos, MacKenzie Scott terus menjual saham Amazon senilai miliaran dolar Amerika Serikat.

Dikutip dari CNN, Sabtu (27/1/2024), pada 2023, MacKenzie Scott melepas hampir 65,3 juta saham Amazon, yang saat ini bernilai lebih dari USD 10 miliar atau sekitar Rp  157,76 triliun (asumsi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.776), menurut sebuah pengajuan.

 Setelah perceraian MacKenzie Scott dengan pendiri Amazon Jeff Bezos selesai pada 2019, Scott menjadi perempuan terkaya di dunia yang menerima sekitar 19,7 juta saham setara dengan 4 persen dari total saham beredar Amazon.

Sejak saat itu, ia telah menjual sebagian sahamnya di Amazon dan menyumbangkan miliaran dolar AS untuk amal.

Bezos mempertahankan hak suara atas saham Scott sebagai bagian dari perjanjian, itulah sebabnya ia melaporkan kepada SEC ketika mengungkapkan 11,5 persen sahamnya di perusahaan tersebut.

Pada 2019, Scott menandatangani Giving Pledge, sebuah janji yang ditandatangani oleh ratusan orang terkaya di dunia untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaan mereka. Janji tersebut telah ditandatangani oleh raksasa bisnis seperti Warren Buffett, Bill Gates dan Mark Zuckerberg.

Jeff Bezos bukan salah satu pihak yang ikut menandatangani perjanjian itu. Kepada CNN pada 2022, ia menuturkan berencana untuk mencurahkan sebagian besar kekayaannya untuk memerangi perubahan iklim dan mendukung orang-orang yang dapat mempersatukan umat manusia.

Pada Desember, Scott mengumumkan telah memberikan sumbangan sebesar USD 2,15 miliar selama setahun terakhir melalui yayasannya, Yield Giving. Organisasi nirlaba itu telah menyumbang kepada 360 organisasi, menurut pengumuman tersebut.

Mackenzie Scott telah jual saham Amazon senilai miliaran dolar Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir, kekayaan bersihnya masih lebih dari USD 37 miliar atau sekitar Rp 583,51 triliun, menurut indeks Bloomberg Billionaire.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.