Sukses

Rupiah Rabu Pagi Dibuka Tergelincir ke 15.705 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka merosot 68 poin atau 0,43 persen menjadi 15.705 per dolar AS

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka merosot 68 poin atau 0,43 persen menjadi 15.705 per dolar AS dibandingkan sebelumnya rupiah di level 15.637 per dolar AS.

Meski dibuka melemah, rupiah pada perdagangan Rabu diprediksi cenderung menguat dipengaruhi oleh peningkatan sentimen risk-on di China.

"Nilai tukar rupiah hari ini diprediksi cenderung menguat di kisaran 15.590 hingga 15.640 per dolar AS," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova dikutip dari Antara, Rabu (24/1/2024).

Menurut Rully, sentimen risk-on di China disebabkan oleh rencana stimulus di pasar keuangan oleh Pemerintah China. Pemerintah China akan menarik dolar AS dari perusahaan China di luar negeri untuk menstabilkan pasar saham dalam negeri China.

Dengan demikian, bukan hanya China tapi juga emerging market lainnya termasuk Indonesia akan kebanjiran capital inflow.

Bank Sentral Jepang

Di samping itu, sentimen pasar juga dipengaruhi oleh kebijakan moneter longgar yang masih terus dilanjutkan oleh bank sentral Jepang.

Pelaku pasar juga masih menunggu data produk domestik bruto (PDB) triwulan IV-2023 dan inflasi Indeks Harga Belanja Personal (PCE) Amerika Serikat (AS).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Nilai Tukar Rupiah Keok dari Dolar AS, Bos BI: Lebih Baik dibanding Ringgit hingga Won

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, stabilitas nilai tukar Rupiah terjaga, sejalan dengan konsistensi kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia.

Nilai tukar Rupiah hingga 16 Januari 2024 relatif stabil, hanya melemah 1,24 persen dari akhir Desember 2023, dengan kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan kembali masuknya aliran portofolio asing, sejalan dengan tetap menariknya imbal hasil aset keuangan domestik dan tetap positifnya prospek ekonomi Indonesia.

Menurut Perry, perkembangan nilai tukar Rupiah tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan mata uang regional lainnya, seperti Ringgit Malaysia melemah 1,95 persen; Baht Thailand melemah 2,82 persen; dan Won Korea Selatan melemah 3,24 persen.

Hal tersebut dipengaruhi oleh tekanan penguatan nilai tukar dolar AS terhadap berbagai mata uang dunia yang mulai berkurang.

Alhasil perkembangan tersebut mendorong berlanjutnya aliran masuk modal asing dan mengurangi tekanan pelemahan nilai tukar di emerging market, termasuk Indonesia.

"Ke depan, nilai tukar Rupiah akan tetap stabil dengan kecenderungan menguat didukung oleh meredanya ketidakpastian global, kecenderungan penurunan yield obligasi negara maju, dan menurunnya tekanan penguatan dolar AS," kata Perry dalam konferensi pers Hasil RDG Januari 2024, Rabu (17/1/2024).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.