Sukses

Siap-Siap, Peserta Kartu Prakerja Bisa Akses Pelatihan di Luar Negeri

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ingin ada pelatihan di luar negeri yang bisa diakses oleh peserta Program Kartu Prakerja. Langkah ini jadi upaya pengembangan isi pelatihan yang ada dalam program tersebut.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ingin ada pelatihan di luar negeri yang bisa diakses oleh peserta Program Kartu Prakerja. Langkah ini jadi upaya pengembangan isi pelatihan yang ada dalam program tersebut.

Airlangga mengatakan, Kartu Prakerja berhasil mendorong peningkatan kemampuan (skill) dalam jumlah banyak. Di sisi lain, dia ingin ada peningkatan kualitas dari pelatihan yang disajikan dalam program Kartu Prakerja.

Salah satunya, dia berharap kedepan ada pelatihan berkelas luar negeri yang bisa diakses peserta. Dengan begitu, tak hanya kelas tertentu yang bisa mengakses pelatihan di luar negeri.

"Untuk pekerjaan rumah ke depan, kita mau pelatihan yang lebih tinggi lagi, jadi harus membuka akses ke luar negeri juga. Sehingga, semua kalangan masyarakat bisa punya akses belajar dan pelatihan ke luar negeri juga, tidak hanya didominasi dari keluarga kelas atas saja yang bisa,” ujar Menko Airlangga dalam Kolaborasi Penguatan Tata Kelola Program Kartu Prakerja, di Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa (23/1/2024).

Skala Pelatihan Kartu Prakerja

Dia mencatat, skala pelatihan dari program Kartu Prakerja cukup masif. Jika dibandingkan dengan lembaga pelatihan lain, Menko Airlangga masih menjagokan program ini yang mampu menjaring jutaan orang.

“Program ini dapat mendorong peningkatan skill jutaan orang per tahunnya, karena tidak ada satu pun perguruan tinggi lainnya yang bisa, hanya Kartu Prakerja yang bisa," kata dia.

Program Prakerja mampu dengan cepat menyesuaikan perubahan karena komunikasi antara sisi kebijakan dan implementasi yang cukup intensif. Inovasi Prakerja ini telah berhasil dengan baik, sehingga mendapatkan pujian dari ADB, Bank Dunia, dan badan-badan PBB.

“Prakerja terbukti mampu beradaptasi, inklusif, dan bisa memberikan hasil efisien. Akan tetapi, apresiasi dari berbagai lembaga internasional itu jangan sampai membuat kita terlena, tapi itu harus mendorong kita melakukan inovasi tambahan,” jelas Menko Airlangga Hartarto.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Beragam Pelatihan

Dalam Program Prakerja terdapat berbagai macam pelatihan digital, mulai dari bahasa pemrograman, analisis data, hingga ethical hacking. Juga terdapat pelatihan pengoperasian alat berat seperti truk, bus, excavator maupun bulldozer yang berguna untuk merespons geliat sektor pertambangan, perkebunan, konstruksi, serta logistik dan transportasi.

Di samping pelatihan-pelatihan seperti administrasi perkantoran, penjualan dan pemasaran, gaya hidup, desain grafis, serta soft skills, Program Prakerja juga memiliki pelatihan green skills seperti sustainability reporting, carbon accounting, modifikasi sepeda motor menjadi motor listrik, pupuk ramah lingkungan, dan lainnya.

“Mari kita terus bangun dan dukung Prakerja dengan menjaga compliance dan menerapkan tata kelola yang baik di institusi masing-masing," pungkasnya.

 

3 dari 4 halaman

Bidik 19 Juta Orang Ikut Prakerja

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membidik ada total 19 juta orang yang ikut program Kartu Prakerja hingga akhir 2024 nanti. Ini merupakan angka akumulasi jumlah peserta Prakerja.

Khusus untuk tahun 2024 ini, dia membidik ada sekitar 1,2 juta orang yang ikut pelatihan. Jumlah itu akan melengkapi 17 juta orang lainnya yang sudah lebih dulu mengikuti pendaftaran dan pelatihan Kartu Prakerja.

"Karena sekarang sudah 17 juta lebih, tambahannya 1,2 juta," ujar Menko Airlangga dalam Pengarahan Komite Cipta Kerja dan Tim Pelaksana kepada Mitra Program Kartu Prakerja, di Jakarta, Selasa (23/1/2024).

Dia mengatakan, guna mengejar itu, masih ada pekerjaan rumah (PR) yang harus dituntaskan. Dia pun berharap ada total akumulasi 19 juta orang yang bisa terlibat.

"Ini PR masih banyak, sebetulnya target kita sampai akhir 2024 diperkirakan sekitar 19 juta orang Indonesia mengikuti pelatihan prakerja," ucapnya.

Dia menegaskan, skema pelatihan yang dijalankan oleh Program Kartu Prakerja berbeda dengan lembaga-lembaga pelatihan lainnya. Menurutnya, ini jadi salah satu keunggulan program tersebut.

"Belum ada capaian lembaga yang by name by address ter-record dan sudah comply ikut pelatihan dan juga bahkan mendapatkan bantuan keuangan," ungkapnya.

 

4 dari 4 halaman

Lembaga Pelatihan Dibayar Tepat Waktu

Selanjutnya, Menko Airlangga turut menyinggung soal ketepatan pembayaran kepada mitra-mitra pelatihan Program Kartu Prakerja. Dia mengklaim tidak ada satupun lembaga pelatihan yang tidak dibayar tepat waktu.

"Dan saya yakin pendidikan, tidak ada 1 lembaga pendidikan yang belum terbayar. Jadi semua dibayar tepat waktu. Betul kan? Yang belum dibayar angkat tangan, enggak ada," kata dia.

"Jadi sekali lagi terima kasih dan kita jaga program ini adalah program inovasi daripada kita sendiri, dan ini adalah program yang akan jadi contoh untuk e-government kedepan," sambung Menko Airlangga Hartarto.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini