Sukses

Rupiah Dibuka Loyo Lawan Dolar AS, Imbas Konflik Timur Tengah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Jakarta pada Selasa pagi tergelincir 26 poin atau 0,16 persen menjadi 15.581 per dolar AS dari sebelumnya 15.555 per dolar AS.

 

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Jakarta pada Selasa pagi tergelincir 26 poin atau 0,16 persen menjadi 15.581 per dolar AS dari sebelumnya 15.555 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa melemah, dipengaruhi oleh ketegangan di Timur Tengah.

"Rupiah masih mungkin melemah hari ini terhadap dolar AS. Ketegangan di Timur Tengah mungkin menjadi pemicu pelaku pasar masuk ke aset dolar AS sebagai salah satu aset aman sehingga dolar AS menguat terhadap nilai tukar lainnya," kata Ariston dikutip dari Antara, Selasa (16/1/2024).

Ia mengatakan pagi ini indeks dolar AS sudah bergerak di kisaran 102,8, di mana pagi hari sebelumnya di kisaran 102,4. Terdapat serangan Amerika Serikat (AS) dan Inggris ke markas Houthi di Yaman dan serangan balasan dari Houthi ke kapal-kapal komersial AS di Laut Merah.

Ditambah dengan serangan Israel ke Gaza dan rudal dari Lebanon yang menghantam Israel serta gempuran Turki ke pemberontak Kurdi di Irak dan Suriah.

Serangan-serangan tersebut memicu kekhawatiran pelaku pasar karena konflik-konflik tersebut bisa mengganggu perekonomian global. Pagi ini indeks saham Asia juga terlihat bergerak menurun dibandingkan penutupan hari sebelumnya.

Prediksi Rupiah

Hal itu bisa mengindikasikan bahwa pelaku pasar berusaha menghindari aset berisiko. Pada perdagangan hari ini, Ariston memproyeksikan nilai tukar rupiah bergerak di kisaran 15.530 per dolar AS sampai dengan 15.600 per dolar AS.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Houthi Serang Kapal Kargo AS dengan Rudal Balistik

Kelompok Houthi terus menyerang kapal komersial yang melintasi Laut Merah dan Teluk Aden. Terbaru, mereka menyerang kapal kontainer berbendera Kepulauan Marshall, Gibraltar Eagle, milik Amerika Serikat (AS) yang sedang melintasi Teluk Aden dengan rudal balistik.

Serangan tersebut mengenai ruang kargo kapal dan diperkirakan tidak menyebabkan kerusakan signifikan.

Houthi, yang telah berupaya menguasai Yaman selama lebih dari 20 tahun, mengatakan lebih dari 30 serangan terhadap kapal komersial selama enam minggu terakhir adalah bagian dari upaya untuk memberikan tekanan pada Israel agar mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza.

"Posisi kami terhadap peristiwa di Palestina dan agresi terhadap Gaza tidak berubah dan tidak akan berubah, baik setelah serangan maupun ancaman. Serangan untuk mencegah kapal-kapal Israel atau mereka yang menuju pelabuhan Palestina yang diduduki terus berlanjut," ujar kepala perunding Houthi, Mohammed Abdulsalam, mengatakan pada Senin (15/1/2024), seperti dilansir The Guardian, Selasa (16/1).

Kelompok Houthi menambahkan gencatan senjata di Jalur Gaza akan segera menyebabkan bebasnya arus kapal melalui Laut Merah.

Qatar menjadi pengguna kapal kontainer terbesar yang mengumumkan tidak akan mengirimkan gas cair melalui Laut Merah dalam waktu dekat. Tingkat lalu lintas dikatakan telah menurun secara keseluruhan sejak serangan di AS dan Inggris pada Kamis (11/1).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini