Sukses

IMF: Selamatkan Ekonomi, China Perlu Reformasi Struktural

IMF mengungkapkan, perekonomian China menghadapi tantangan jangka pendek dan jangka panjang.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgiva mengingatkan bahwa China memerlukan reformasi struktural untuk menghindari penurunan ekonomi yang signifikan.

Saat menghadiri Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Georgieva mengungkapkan, China menghadapi tantangan ekonomi jangka pendek dan jangka panjang.

Mengutip CNBC International, Selasa (16/1/2024) Georgiva mengatakan bahwa tantangan jangka pendek yang dihadapi perekonomian China adalah krisis sektor properti yang masih perlu diperbaiki, seiring dengan tingginya tingkat utang pemerintah daerah.

Tantangan jangka panjang, adalah perubahan demografis dan hilangnya kepercayaan publik.

"Pada akhirnya, yang dibutuhkan China adalah reformasi struktural untuk terus membuka perekonomian, untuk menyeimbangkan model pertumbuhan lebih mengarah pada konsumsi domestik, yang berarti menciptakan lebih banyak kepercayaan pada masyarakat, sehingga mereka tidak menabung, mereka membelanjakan lebih banyak," kata Georgieva.

"Semua ini akan membantu China menghadapi apa yang kami prediksi jika tidak ada reformasi, yaitu penurunan tingkat pertumbuhan yang cukup signifikan di bawah 4 persen," paparnya.

Seperti diketahui, perekonomian China mengalami pertumbuhan yang lamban pada tahun 2023, terhambat oleh masalah sektor properti dan penurunan ekspor.

Investor memperkirakan perekonomian negara ktu akan tumbuh sekitar 5 persen tahun lalu.

Secara terpisah, IMF mengatakan pada bulan November bahwa mereka telah menaikkan perkiraan pertumbuhan China menjadi 5,4 persen untuk tahun 2023 setelah beberapa langkah kebijakan oleh Beijing.

Namun, lembaga yang berbasis di Washington, D.C. ini mengatakan pihaknya masih memperkirakan pertumbuhan China akan melambat menjadi 4,6 persen pada tahun 2024, memperingatkan akan berlanjutnya krisis di sektor properti.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tengok Sederet Jurus China Pulihkan Ekonomi

China tengah berupaya untuk meningkatkan permintaan domestik, untuk mendorong pemulihan ekonominya.

Hal itu diungkapkan dalam laporan sementara rencana lima tahun China yang ke-14, diterbitkan oleh parlemen negara itu pada Rabu (27/12).

"(China) akan memprioritaskan pemulihan dan perluasan konsumsi, menstabilkan konsumsi massal dan mendorong konsumsi jasa," kata Zheng Shanjie, kepala badan perencanaan ekonomi China, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (28/12/2023).

Zheng Shanjie mengatakan, China juga akan mempercepat reformasi yang bertujuan memperluas pendapatan masyarakat kelas menengah di negara tersebut.

Selain itu, pemerintah negara tersebut juga memperdalam reformasi yang berorientasi pasar dan keterbukaan kelembagaan untuk meningkatkan pembangunan.

Langkah ChinaSeperti diketahui, China dalam beberapa bulan terakhir telah meluncurkan serangkaian langkah untuk menopang pemulihan ekonomi pascapandemi yang lemah, yang terhambat oleh kemerosotan sektor properti, risiko utang pemerintah daerah, dan lambatnya pertumbuhan global.

"(China) juga akan mencegah dan mengatasi risiko di bidang-bidang utama. Mengkoordinasikan penyelesaian risiko di bidang real estat, utang pemerintah daerah, dan lembaga keuangan kecil dan menengah,” beber Zheng.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, China perlu meningkatkan pengembangan teknologi tingginya untuk mengatasi blokade ekspor teknologi yang diberlakukan oleh beberapa negara.

"(China) harus mempercepat terobosan dalam teknologi inti utama, mencapai tingkat kemandirian ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi, dan menghindari teknologi dan industri 'terkunci' pada kelompok kelas bawah dan menengah," jelas Zheng.

3 dari 3 halaman

China Optimis Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen di 2024

China dipastikan dapat mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 5 persen pada tahun 2024.

Hal itu diungkapkan oleh Wang Yiming, penasihat kebijakan bank sentral China, People’s Bank of China.

Mengutip US News, Selasa (19/12/2023) Wang Yiming menyebutkan bahwa perekomonian China kemungkinan akan tumbuh 5 persen tahun depan, jika investasi meningkat 4-5 persen, konsumsi meningkat 6-7 persen, dan ekspor kembali tumbuh.

Dalam sebuah forum di Beijing, dia menyampaikan bahwa China mempunyai ruang untuk meningkatkan dukungan terhadap perekonomian, mengingat beban utang pemerintah pusatnya relatif rendah dan harga konsumen juga rendah.

Pada November 2023, China mencatat kenaikan tingkat tercepat dalam tiga tahun.

Wang mengungkapkan, China juga dapat menurunkan suku bunga karena Federal Reserve kemungkinan telah berhenti menaikkan suku bunganya, meskipun kesenjangan suku bunga yang besar antara kedua negara ekonomi besar dan kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap perbankan dapat menjadi kendala.

Pada konferensi tahunan Central Economic Work yang diadakan pada 11-12 Desember, para pejabat China menyatakan untuk menyesuaikan kebijakan guna mendukung pemulihan ekonomi pada tahun 2024.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini