Sukses

Ada 2 Temuan Harta Karun Energi, Menteri ESDM Minta Pembangunan Transmisi Gas Bumi Dikebut

Pembangunan pipa transmisi gasbumi membutuhkan waktu beberapa tahun. Hanya saja, Menteri ESDM meminta proyek itu bisa disesuaikan dengan proyeksi produksi dari beberapa lapangan gas jumbo yang ditemukan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta pembangunan jaringan transmisi gas bumi untuk dipercepat. Tujuannya mengakomodasi sejumlah potensi produksi jumbo dari lapangan gas yang ditemukan.

Beberapa potensi produksi jumbo gas bumi diantaranya temuan atas eksplorasi di dua blok di Andaman yang secara akumulasi bisa mencapai produksi 11 TCF. Kemudian, ada pula temuan jumbo di Geng North dengan besaran 5 TCF plus kondensat.

"Kita juga harus masih membangun infrastruktur kita untuk bisa mengakomodasi tambahan pasokan gas-gas dari hasil produksi baru yang bisa dioptimalkan," ujar Arifin Tasrif  dalam Konferensi Pers Capaian Sektor ESDM Tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (15/1/2024).

Dia mencontohkan, misalnya pipa gas Cirebon-Semarang (Cisem) yang ditarget rampung pada awal 2025, tahun depan. Selanjutnya, pemerintah juga menggenjot pembangunan transmisi gas Dumai-Sei Mangkei sebagai sarana penyaluran peningkatan produksi di Blok Andaman.

"Jadi proyek transmisi gas Cirebon-Semarang itu harus selesai di awal tahun 2025, kita juga mulai pembangunan transmisi koneksi Dumai-Sei Mangkei untuk antisipasi tambahan produksi dari Blok Andaman," tuturnya.

Dia menyadari, pembangunan pipa transmisi ini membutuhkan waktu beberapa tahun. Hanya saja, dia meminta proyek itu bisa disesuaikan dengan proyeksi produksi dari beberapa lapangan gas jumbo yang ditemukan.

"Jadi memang pembangunannya ini akan memakan waktu berapa tahun sama ini ini harus disesuaikan untuk bisa menampung tambahan gas yang dari Andaman sehingga kita bisa mengamankan pasokan suplai untuk di dalam negeri ya kita bisa mewujudkan ketahanan energi di dalam negeri," paparnya.

"Demikian juga saat ini di Jawa Timur beberapa blok gas belum bisa optimalkan produksinya disebabkan belum bisa tersalurkannya gas ke tempat lain begitu kita harus bangun," imbuh Arifin Tasrif.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penyaluran Pipa Gas Cisem

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat hasil produksi gas bumi dari Jawa Timur dan Jawa Tengah bisa dialirkan ke Jawa Barat. Ini akan bergantung pada ketersambungan dari pipa gas Cirebon-Semarang (Cisem).

Kepala Perwakilan SKK Migas Jawa-Bali-Nusa Tenggara (Jabanusa) Nurwahidi mengatakan pembangunan pipa transmisi gas Cisem-1 telah tersambung hingga Kendal, Jawa Tengah. Targetnya, pipa gas Cisem-1 bisa tersambung hingga Batang, Jawa Tengah di akhir 2023 ini.

Jika itu terealisasi, maka pembangunan selanjutnya akan menyasar ke wilayah Cirebon, Jawa Barat. Dengan demikian, hasil produksi gas dari Jawa Timur bisa dialirkan ke Jawa Barat.

"Kita akan membangun sampai Batang, dan sampai kendal sekarang sudah terbangun, insyaAllah akhir tahun ini sampai Batang dan yang berikutnya akan dibangun sampai ke Cirebon," urai Nurwahidi, ditemui di Fasilitas Produksi PGN Saka, Gresik, Jawa Timur, Senin (27/11/2023).

"Baru kita bisa mengalirkan potensi suplai gas yang dari Jawa Timur, Jawa Tengah ke Jawa Barat," sambungnya.

 

3 dari 3 halaman

Suplai Gas ke Jawa Barat Kurang

Dia mengatakan saat ini memang suplai gas ke Jawa Barat masih mengalami kekurangan. Pada saat yang sama, produksi gas di Jawa Timur dan Jawa Tengah cukup banyak.

Namun, serapan dari industri di dua provinsi produsen gas bumi itu belum bisa maksimal. Maka, infrastruktur seperti pipa gas Cisem ini menjadi vital untuk bisa mendistribusikan gas ke wilayah yang membutuhkan.

"Kondisi yang ada di wilayah Jawa Barat itu kayaknya sekarang undersupply, kekurangan gas. Dan kebetulan memang untuk men-supply over dari Jawa Timur ke Jawa Barat pipa yang ada belum tersambung sehingga belum bisa di-supply ke Jawa Barat," bebernya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini