Sukses

Top! Indonesia Jadi Negara yang Bisa Jaga PMI Manufaktur di Atas 50, AS-China Lewat

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan Indonesia menjadi salah satu dari dua negara yang mampu mempertahankan PMI Manufaktur secara konsisten di atas 50 poin

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan Indonesia menjadi salah satu dari dua negara yang mampu mempertahankan Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur secara konsisten di atas 50 poin. Hal ini bahkan bisa melewati capaian dari negara-negara adidaya seperti Amerika Serikat dan China.

Dia mengatakan, kalau Indonesia hingga saat ini mampu mempertahankan tingkat PMI Manufaktur impresif dengan nilai diatas 50 selama 28 bulan.

"Bahwa Indonesia 25 bulan berturut-turut telah berhasil mempertahankan PMI diatas 50 poin dan Insyaa Allah pada Desember ini juga akan di atas 50 poin, artinya 26 bulan berturut-turut, insyaa Allah ya, oh bahkan 28 tuh," ucap Agus dalam Jumpa Pers Akhir Tahun 2023, Kamis (28/12/2023).

Dia mengatakan, catatan positif ini membuat Indonesia menjadi setara dengan India yang juga mampu mempertahankan capai serupa selama puluhan bulan. Alhasil, Indonesia dan India jadi dua negara yang mampu konsisten mempertahankan indeks PMI Manufaktur di dunia.

"Indonesia dan India adalah satu-satunya negara di dunia yang mampu mempertahankan angka PMI diatas 50 poin selama 27 bulan berturut-turut," tegasnya.

Kalahkan China hingga AS

Kinerja ini, kata Agus, bahkan tidak bisa dicapai oleh negara-negara adidaya seperti Amerika Serikat, China, Korea Selatan, Jepang, dan Uni Eropa. Hal ini pula tidak bisa dicapai oleh negara-negara yang jadi kompetitor utama Indonesia, yakni Vietnam dan Thailand.

"Amerika tidak bisa, apalagi Amerika, china apalagi, Korea Selatan, Jepang tidak bisa, EU apalagi, vietnam yang kita anggap sebagai main competitor kita juga tidak bisa, Thailand yang kita anggap main competitor kita juga tidak bisa," tutur Menperin.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kejar India

Lebih lanjut, Agus mengungkapkan nilai PMI Manufaktur Indonesia saat ini masih di bawah capaian India. Namun, dia tak menutup kemungkinan kedepannya Indonesia bisa menyalip atau menyamai capaian India saat ini.

"Jadi alhamdulillah, ya alhamdulillah, kinerja manufaktur berdasarkan dari nilai PMI itu bisa tetap kita pertahankan diatas 50, bersama dengan India," kata Agus.

"Walaupun India slightly angkanya lebih tinggi dari nilai PMI-nya, tapi tidak apa-apa, kita juga akan mencapai kesana insyaa Allah, dengan kerja keras kita bersama," sambungnya.

 

3 dari 3 halaman

Indeks Kepercayaan Industri

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Desember 2023. Tercatat IKI Desember 2023 berada dalam kategori ekspansif dengan nilai 51,32 poin.

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendi Antoni Arief menerangkan, ada penurunan sebesar 1,11 poin dibandingkan Indeks Kepercayaan Industri pada November 2023 lalu.

"IKI pada bulan Desember 2023 mencapai nilai 51,32, melemah sebesar 1,11 poin dibandingkan dengan November 2023 yang sebesar 52,43," kata Febri dalam Rilis IKI Desember 2023, Kamis (28/12/2023).

Meski begitu, Febri menerangkan besaran IKI Desember 2023 ini masih lebih tinggi dari tingkat kepercayaan industri di Desember 2022 lalu. Nilai kali ini masih lebih tinggi 0,42 poin dibanding IKI pada Desember 2022 dengan nilai 50,90 poin.

Febri mencatat, ada 23 subsektor yang diukur dan 15 diantaranya masuk dalam kategori ekspansi. Sementara itu ada 8 subsektor lainnya yang mengalami kontraksi.

"Dari 23 sub sektor IKI yang kami ukur, 15 subsektor ekspansi 86,3 persen. Artinya ada sektor-sektor yang besar share PDB-nya itu ada pada status ekspansi dan 8 subsektor yang share PDB nya 13,7 persen berstatus kontraksi," bebernya. Rincian Subsektor

Febri menjelaskan 8 subsektor yang mengalami kontraksi. Pertama, subsektor komputer, barang elektronik optik. Kedua, tekstil. Ketiga, pengolahan lainnya. Keempat, karet, barang karet dan plastik.

Kelima, mesin dan perlengkapan YTDL. Keenam, percetakan dan reproduksi media rekaman. Ketujuh, kayu dan gabus. Kedelapan, barang galian bukan logam.

Sementara itu, subsektor yang memberikan kontribusi besar terhadap PDB diantaranya industri makanan. Menurutnya, industri ini masih terus mengalami kinerja yang positif.

"Itu IKI nya selalu bagus ya, hampir mendekati 60, dan share PDB-nya besar. Kalau berdasarkan statistik BPS triwulan III itu cukup besar ya, kemudian industri kendaraan bermotor trailer, itu juga IKI-nya cukup bagus. Industri minuman juga cukup bagus," bebernya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.