Sukses

Wapres Bocorkan Strategi Hadapi Tantangan Dunia Ketenagakerjaan

Menurut Wapres, peningkatan produktivitas tenaga kerja untuk keberhasilan pembangunan ketenagakerjaan bertumpu pada kolaborasi yang baik antara pemerintah, perusahaan, dan pekerja.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin, mengatakan pembangunan ketenagakerjaan di tanah air masih dihadapkan dengan sejumlah tantangan besar, mulai dari rendahnya tingkat pendidikan dan produktivitas tenaga kerja.

Tantangan lainnya yaitu digitalisasi karena telah menimbulkan kesenjangan dan marginalisasi digital, khususnya bagi pekerja-pekerja yang tidak terampil.

Melihat sejumlah tantangan tersebut, Wapres memaparkan beberapa strategi untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut, khususnya meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

“Pertama, Kementerian Ketenagakerjaan agar memastikan penguatan kolaborasi berbagai pemangku kepentingan dari hulu sampai ke hilir, dari proses pelatihan, hingga ke tingkat penyerapan tenaga kerja dalam dunia kerja, termasuk untuk memastikan produktivitas tenaga kerja,” kata Ma'ruf Amin dalam Penganugerahan Penghargaan Naker Award 2023, di Jakarta, Jumat (1/12/2023).

Menurut Wapres, peningkatan produktivitas tenaga kerja untuk keberhasilan pembangunan ketenagakerjaan bertumpu pada kolaborasi yang baik antara pemerintah, perusahaan, dan pekerja.

“Ekosistem pembangunan ketenagakerjaan, mulai dari pelatihan, penempatan, hubungan industrial, hingga pengawasan ketenagakerjaan, menuntut peran serta seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya.

Strategi kedua, Wapres menekankan pentingnya para pemberi kerja agar konsisten menjamin hak-hak pekerja, sekaligus mendukung upaya pencapaian prioritas pembangunan.

"Misalnya, dalam hal percepatan penurunan stunting, pemberian ASI eksklusif menjadi salah satu cakupan layanan yang harus dipenuhi. Untuk itu, perusahaan harus menciptakan lingkungan kerja yang ramah bagi ibu menyusui,” ujarnya.

Selain itu, menurut Wapres juga sangat penting pemberian kesempatan bagi ibu bekerja untuk tetap bisa memastikan anak balitanya terpantau tumbuh kembangnya di Posyandu atau pelayanan kesehatan lainnya.

Lebih lanjut, tanggung jawab sosial perusahaan juga dapat diarahkan antara lain untuk mendukung percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem melalui pemberdayaan masyarakat.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Strategi Selanjutnya

Selanjutnya strategi ketiga, Wapres menekankan kepada seluruh pelaku dunia usaha agar senantiasa mendorong pengembangan kompetensi dan karier pekerja, serta optimalisasi teknologi, termasuk mengedepankan prinsip inklusivitas, di antaranya dengan memberikan ruang dan kesempatan kerja yang adil bagi perempuan dan penyandang disabilitas, serta rekrutmen dengan prioritas pada tenaga kerja lokal.

“Pemanfaatan teknologi seyogianya dilakukan tidak hanya untuk memaksimalkan produktivitas, tetapi juga untuk mengelola dampak aktivitas perusahaan pada lingkungan dan masyarakat sekitar,” ujar Wapres.

Keempat, Wapres menginstruksikan pemerintah daerah agar menyusun perencanaan dan penganggaran terkait bidang ketenagakerjaan dengan saksama, dan memastikan proses bisnis berjalan sesuai dengan kebijakan ketenagakerjaan.

Perencanaan ketenagakerjaan mencakup upaya untuk peningkatan kualitas pendidikan SDM lokal, serta pengembangan keterampilan tenaga kerja melalui pelatihan, yang antara lain dapat dilakukan melalui Balai Latihan Kerja.

“Di samping itu, pastikan kepatuhan seluruh pihak terkait atas pelaksanaan regulasi di bidang ketenagakerjaan, termasuk pemenuhan kewajiban perusahaan untuk kesejahteraan pekerja,” pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Daftar Ketrampilan yang Mudah Cari Kerja Versi Menaker Ida Fauziyah

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah, mengatakan tingkat pengangguran terbuka Agustus 2023 masih di atas 5 persen yakni 5,32 persen. Namun, menurutnya Tingkat pengangguran terbuka tersebut sudah mulai mendekati angka sebelum pandemi yakni 5,23 persen pada Agustus 2019.

Menaker menilai, masih tingginya Tingat Pengangguran Tersebut disebabkan rendahnya kemampuan yang dimiliki Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang dibutuhkan pasar tenaga kerja.

Kementerian Ketenagakerjaan mencatat, sebanyak 1,8 juta lulusan SMA/SMK dan MA setiap tahun tidak tertampung di pergurua tinggi, sehingga terpaksa harus masuk ke pasar kerja.

Kendati begitu, kemampuan (skill) para lulusan SMA/SMK dan MA dibidang teknologi digital masih rendah.

"Digital skill menjadi tantangan dalam memenuhi kebutuhan industri di masa mendatang," ujarnya.

Selain kemampuan teknologi digital, sisi softskill mengenai kemampuan analitis, orientasi pemecahan masalah, kreativitas, dan komunikasi juga sangat diperlukan di pasar tenaga kerja saat ini dan masa depan.

Adapun dalam paparannya, Menaker mengungkapkan beberapa Kemampuan atau keterampilan yang dibutuhkan di pasar tenaga kerja, diantaranya:

  • Creative thinking kebutuhannya 73,2 persen
  • Analytical thinking kebutuhannya 71,6 persen
  • Technological literacy kebutuhannya 67,70 persen
  • Curiosity and lifelong learning kebutuhannya 66,8 persen
  • Resilience, flexibility and agilty kebutuhannya 65,8 persen
  • Systems thinking kebutuhannya 59,9 persen
  • AI and big data kebutuhannya 59,5 persen
  • Motivation and self awareness kebutuhannya 58,9 persen
  • Talent management kebutuhannya 56,4 persen.
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.