Sukses

Kemenhub Tak Mau Kecelakaan di Perlintasan Kereta Terulang, Caranya?

Kemenhub berupaya untuk mengurangi kecelakaan serupa. Risal mengaku akan melakukan beberapa langkah agar pengendara lebih sadar dan hati-hati melewati perlintasan KA sebidang.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Risal Wasal menegaskan aspek keamanan di perlintasan kereta api sebidang. Mengingat maraknya kecelakaan di perlintasan tanpa palang pintu atau yang sejajar dengan jalan raya.

Terbaru, ada mobil yang tetabrak kereta api di Lumajang, Jawa Timur. Kejadian itu memakan 11 korban jiwa. Sebelumnya, ada banyak kejadian serupa di perlintasan sebidang.

"Kalo kecelakaan kereta api perlintasan sebidang itu, kita tau ya lebih kepada kesalahan pengguna jalan, kita gak bisa nyalahin masinis atau apapun karena dia prioritas nomor satu," tegasnya saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (22/11/2023).

Kendati begitu, dia pun ikut berupaya untuk mengurangi kecelakaan serupa. Risal mengaku akan melakukan beberapa langkah agar pengendara lebih sadar dan hati-hati melewati perlintasan KA sebidang.

"Kita akan membuat untuk supaya supir bisa lebih ngeh (sadar) bahwa itu daerah kosong, kita akan membuat yellow box. Jadi tidak hanya, selain pintu ada yellow box juga kita buat. Jadi 2 kali penekanan terhadap supir, bahwa daerah ini harus kosong, kalau ada kendaraan di depan, jangan masuk dulu, karena kereta apinya kita semakin cepat," paparnya.

Tak cuma pengendara, Risal juga akan menerapkan early warning system sebagai penanda ada jalur KA yang sedang terhalang. Sistem peringatan dini ini ditujukan bagi masinis kereta api.

"Yang kedua, kita untuk si masinis kalau ada gangguan di perlintasan, kita akan pasang safety lamp," katanya.

Kendati sudah masuk rencana, Risal belum merinci kapan kedua langkah itu akan diterapkan. "Dua itu akan kita lakukan dalam waktu dekat untuk mencegah kejadian berulang atau membuat para pengemudi itu lebih paham, lebih sadar tentang bagaimana berperilaku di perlintasna sebidang," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kemenhub Putar Otak

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Perhubungan tengah meramu sejumlah cara untuk mengurangi tingkat kecelakaan di perlintasan kereta api sebidang. Mengingat, dalam kurun waktu tiga tahun, 2019-2022 ada 1.135 kecelakaan di perlintasan sebidang.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal mencatat banyak kejadian di perlintasan sebidang. Upaya-upaya untuk mengurangi pun tengah masuk kajian.

"Kita punya data kecelakaan perkeretaapian karena kecelakaan kereta api tidak hanya tabrakan, ada jg anjlokan dan lain-lain. kita punya data cukup lengkap dan di sini kecelakaan perlintasan sebidang juga ada," terangnya dalam Media Briefing di Kantor Kemenhub, Jumat (4/8/2023).

3 dari 4 halaman

999 Kecelakaan

Menurut data yang dikantonginya, ada 999 kecelakaan di perlintasan sebidang yang tidak dijaga dalam kurun waktu 2019-2022. Sementara itu, ada 136 kecelakaan di perlintasan sebidang yang dijaga pada periode yang sama.

Angka tertinggi tercatat pada tahun 2019. Dimana ada 366 kecelakaan di perlintasan sebidang yang tak dijaga. Kemudian, ada 43 kecelakaan di perlintasan sebidang yang dijaga.

"Memang kita berupaya sedemikian rupa untuk menurunkan tingkat kecelakaan tadi. Tapi yang luar biasa bulan ini atau bulan kemarin ada 4 kejadian yang korbannya cukup tinggi. Luar biasa sekali dan tidak berhenti di permasalahan perlintasan sebidang," terangnya.

4 dari 4 halaman

Bersinergi Antarunit

Lebih lanjut, Risal menerangkan ada upaya sinergi antarunit untuk mengantisipasi kecelakaan di titik tersebut. Misalnya, menjalin kolaborasi dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.

"Upaya yang dilakukan Kemenhub ya tadi, Kemenhub ada darat, ada jalan, ada kereta api artinya kami bersinergi satu sama lain. Ternyata gak mudah juga, kita sudah kompak orangnya di bawah dan sudah jadi programnya, cuma ini gak keliatan," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini