Sukses

Bank Sampoerna Cetak laba Rp 37,3 Miliar di Kuarta lIII 2023

Kinerja Bank Sampoerna mengalami peningkatan signifikan karena pada pelaku UMKM yang merupakan nasabah perusahaan memanfaatkan pinjaman untuk melakukan ekspansi usaha.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) mencatatkan kinerja positif pada kuartal III 2023. Pada periode 9 bulan pertama 2023 ini, Bank Sampoerna membukukan laba senilai Rp 37,3 miliar, meningkat 32% dibandingkan dengan laba pada periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 28,2 miliar.

Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna, Henky Suryaputra, menjelaskan bahwa peningkatan pendapatan non-bunga bersih memungkin dicapainya laba ini. Rata- rata total nilai transaksi bulanan melalui virtual accounts Bank Sampoerna sepanjang 3 kuartal pertama 2023 mencapai hampir Rp 8 triliun, meningkat 20% dibandingkan nilai periode yang sama tahun 2022.

"Pendapatan bunga juga mengalami kenaikan 17% ke Rp 1,1 triliun,"kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (9/11/2023).

 

Pertumbuhan kredit yang signifikan pada kuartal III-2023 menjadi pendorong pendapatan bunga tersebut. Total kredit pada akhir periode ini mencapai Rp 11,3 triliun atau meningkat 23,1% dibandingkan total kredit pada satu tahun sebelumnya.

UMKM merupakan penerima terbesar pinjaman yang diberikan Bank Sampoerna. Sekitar 60% dari pinjaman atau sebesar Rp 6,8 triliun, secara langsung maupun tidak langsung diterima oleh UMKM untuk dapat mendukung usaha mereka. Peningkatan kredit Bank Sampoerna selama satu tahun hingga akhir September 2023 melampaui peningkatan kredit industri perbankan secara keseluruhan yang pada periode yang sama tercatat sebesar 8,7%.

Selaras dengan fungsi intermediasi perbankan, peningkatan penyaluran kredit yang dilakukan Bank Sampoerna sejalan dengan peningkatan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).

Selama 12 bulan hingga akhir September 2023, DPK yang terakumulasi di Bank Sampoerna meningkat Rp 2,7 triliun atau sebesar 28,4% menjadi sebesar Rp 12,4 triliun. Persentase peningkatan ini juga melampaui peningkatan DPK keseluruhan industri perbankan yang berada pada tingkatan 8,4% selama periode yang sama.

Dengan dijaganya likuiditas ke tingkat yang lebih baik dengan rasio pinjaman terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio/ LDR) 91,4% di akhir September 2023 dibandingkan 95,4% satu tahun sebelumnya, dan adanya peningkatan suku bunga acuan secara signifikan, pedapatan bunga bersih sendiri mengalami tekanan. 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ekspansi Usaha

CEO Bank Sampoerna Ali Yong menyampaikan, kinerja Bank Sampoerna mengalami peningkatan signifikan karena pada pelaku UMKM yang merupakan nasabah perusahaan memanfaatkan pinjaman untuk melakukan ekspansi usaha.

“Peningkatan penyaluran kredit yang signifikan juga menunjukkan bahwa pelaku usaha dan industri cepat beradaptasi penuh dengan situasi ekonomi,” kata dia. 

“Apresiasi sebesar-besarnya bagi pemerintah yang mampu menstabilkan pertumbuhan ekonomi dan menjaga daya beli masyarakat, sehingga pelaku UMKM dalam negeri memiliki optimisme untuk meningkatkan produktivitas. Semoga situasi ini dapat terus dipertahankan meski saat ini Indonesia tengah memasuki tahun politik,” tambah Ali.

 

Meski tantangan tidak akan berkurang di kuartal terakhir 2023 hingga tahun 2024 nanti, Bank Sampoerna siap mendukung target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan pemerintah melalui penyediaan pembiayaan dan fasilitas perbankan.

"Dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) mencapai 29.0%, dengan memanfaatkan teknologi, kolaborasi serta kreativitas, Bank sedia memfasilitasi UMKM untuk dapat terus berkembang dan menjadi bagian penting perkonomian nasional,” disampaikan Ali.

3 dari 3 halaman

Pencadangan

Henky Suryaputra, mengeklaim bahwa strategi ekspansi kredit Bank Sampoerna dilakukan dengan memprioritaskan pengelolaan risiko secara efektif dan pengawasan secara ketat untuk memastikan kualitas aset yang optimal.

Meski banyak melayani UMKM yang secara historis memiliki tingkat rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/ NPL) relatif tinggi, rasio NPL bruto Bank Sampoerna per akhir September 2023 tetap terjaga pada level 3,60% dengan NPL neto sebesar 1,9%. Bank juga membukukan cadangan penurunan nilai kredit senilai Rp 361 miliar, meningkat 7,2% dibandingkan cadangan pada tahun sebelumnya.

“Bank memandang pencadangan yang mencapai 88,7% dari total kredit bermasalah ini memadai. Apalagi jumlah kredit yang direstrukturisasi sendiri telah terus berkurang sejalan dengan pemulihan kondisi ekonomi selepas pandemic covid-19,” ungkap Henky. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini