Sukses

Rupiah Hari Ini, Siap-Siap Tembus 16.000 per USD

Nilai tukar (kurs) rupiah perkasa pada hari ini Senin 30 Oktober 2023 pagi. Rupiah menguat 0,15 persen atau 24 poin menjadi 15.915 per USD dari sebelumnya 15.939 per USD

 

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar (kurs) rupiah perkasa pada hari ini Senin 30 Oktober 2023 pagi. Rupiah menguat 0,15 persen atau 24 poin menjadi 15.915 per USD dari sebelumnya 15.939 per USD.Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah berpotensi melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini karena sentimen hindar risiko akibat eskalasi konflik di Timur Tengah.

“Rupiah masih berpotensi melemah ke kisaran 15.965-16.000 hari ini dengan support di sekitar 15.880-15.900 per dolar AS,” kata dia dikutip dari Antara, Senin (30/10/2023).

Seperti diketahui, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Sabtu (28/10./2023) mengatakan bahwa pasukan rezim Zionis Israel telah melancarkan serangan darat ke Gaza, Palestina, sebagai bagian dari "perang tahap kedua" untuk menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas, serta membebaskan para tawanan.

Pelemahan Rupiah

Selain itu, potensi pelemahan rupiah turut dipengaruhi antisipasi pasar terhadap rapat kebijakan Moneter Bank Sentral AS pekan ini.

Dalam pertemuan tersebut, pengendalian inflasi dan penguatan kondisi ketenagakerjaan akan menjadi topik pembicaraan. Inflasi masih menjadi fokus karena melenceng jauh dari target 2 persen, dan para pejabat AS bakal mempertanyakan apakah kebijakan saat ini masih cukup mendorong inflasi turun atau perlu kebijakan baru.

Menurut Ariston, pertemuan rapat kebijakan Moneter Bank Sentral AS kemungkinan melemahkan rupiah.

“Kenyataanya, inflasi memang belum ke level target dan The Fed (Federal Reserve) biasanya tidak memperjelas kebijakannya ke pasar sampai pengumuman hasil rapat,” ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

USD Kembali Menguat 27 Oktober 2023, Rupiah Tembus 16.000 per Dolar AS Senin Besok?

Indeks dolar Amerika Serikat (USD) kembali menguat menjelang akhir pekan Jumat, 27 Oktober 2023. Dolar AS menguat menyusul laporan bahwa militer AS menyerang sasaran yang terkait dengan Iran di Suriah yang memicu kembali aliran dana ke aset-aset safe haven. 

Data inflasi menjadi fokus dalam pertemuan Bank Senrtal AS atau The Fed pekan ini, meskipun mereka diperkirakan tetap akan mempertahankan suku bunga. Fed juga diperkirakan akan tetap berpegang teguh pada rencananya untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

“Namun sebelum itu, pembacaan indeks pengeluaran konsumsi pribadi ukuran inflasi pilihan The Fed akan dirilis pada hari Jumat. Tanda-tanda inflasi AS yang stagnan memberi The Fed lebih banyak dorongan untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi,” ungkap Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis pada Jumat (27/10/2023).

“Tanda-tanda ketahanan perekonomian AS, menyusul data produk domestik bruto (PDB) AS yang lebih kuat dari perkiraan untuk kuartal ketiga, juga memberikan ruang bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunganya lebih tinggi,” lanjutnya.

Rupiah Berlanjut Melemah

Rupiah kembali ditutup melemah 19 poin dalam penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat melemah 35 poin di level 15.938 perdolar AS dari penutupan sebelumnya di level 15.919 perdolar AS.

“Sedangkan untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang 15.910 per dolar AS- 15.970 per dolar AS,” demikian prediksi Ibrahim.

 

3 dari 3 halaman

Menanti Realisasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal III 2023

Sejauh ini, Pemerintah yakin ekonomi Indonesia di kuartal ketiga 2023 masih akan tumbuh di atas 5 persen, sebesar 5,1 persen yoy.

Namun, Ibrahim mengatakan, pertumbuhan ekonomi tersebut diperkirakan akan melambat jika dibandingkan dengan capaian pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2023 yang sebesar 5,17% yoy.

Lebih lanjut Ibrahim mengatakan, “ekonomi pada kuartal ketiga 2023 akan didukung oleh konsumsi domestik yang meningkat, seiring dengan aktivitas menjelang Pemilu, serta inflasi yang relatif terkendali”.

Selain itu, investasi bangunan dan nonbangunan mulai dalam tren meningkat seiring dengan progres penyelesaian pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN). Senada dengan pemerintah, lembaga-lembaga internasional juga memperkirakan ekonomi Indonesia dapat menjaga pertumbuhan di kisaran 5 persen.

Organisasi-organisasi ini di antaranya asalah IMF yang mematok pertumbuhan Indonesia di angka 5 persen, Bank Dunia 5 persen, OECD masih lebih rendah sedikit 4,9 persen, serta Bloomberg konsensus Indonesia diperkirakan tahun ini tumbuh di 5 persen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.