Sukses

Melihat Tambang Tembaga dan Emas Terbesar ke-2 di Indonesia

Tambang Batu Hijau merupakan area tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia. Tambang ini memproduksi konsentrat tembaga berkadar tinggi serta mengandung emas dan perak sebagai mineral pengikutnya.

Liputan6.com, Jakarta Sejak mengambil alih operasional Tambang Batu Hijau Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2016 lalu dari PT Newmont Nusa Tenggara (NNT), PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), anak usaha PT Amman Mineral Internasional (AMMN) terus mengembangkan dan mengoptimalisasi produksi di tambang tersebut.

Tambang Batu Hijau merupakan area tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia. Tambang ini memproduksi konsentrat tembaga berkadar tinggi serta mengandung emas dan perak sebagai mineral pengikutnya.

Setelah akuisisi, Amman langsung bergerak untuk mengoptimalkan aspek operasional tambang Batu Hijau. Salah satunya adalah dengan mengevaluasi kembali rangkaian proses produksi dan meminimalisir waktu jeda produksi sehingga dapat memangkas biaya operasional secara signifikan. 

Amman juga melakukan pembenahan di sisi sumber daya manusia (SDM). Contohnya, dengan melakukan pelatihan, termasuk pengembangan kapasitas diri SDM di tambang tersebut.

Hasilnya, Amman mampu memecahkan rekor dan mencatatkan sejarah baru dalam pengelolaan Batu Hijau dari sisi produktivitas dan efisiensi. Dengan demikian, produksi tambang Batu Hijau dapat berlanjut ke fase berikutnya dan menambah usia tambang menjadi semakin panjang hingga 2030.

"Dulu Newmont bermain di sekitar range 500 ribu-700 ribu ton per hari (galian tambang). Kita sekarang rata-rata 1 juta ton per hari. Ini sesuatu yang outstanding kalau menurut kita," kata Senior Manager Mine Technical Service AMNT Hazqil Arafi di Batu Hijau, NTB, dikutip Sabtu (28/10/2023).

Tambang Batu Hijau merupakan area tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia. Tambang ini memproduksi konsentrat tembaga berkadar tinggi serta mengandung emas dan perak sebagai mineral pengikutnya. (Dok. Amman Mineral Internasional)

Dikutip dari data perusahaan, sebelum diakuisisi oleh Amman, tambang Batu Hijau diperkirakan akan tutup pada 2016. Namun dengan masuknya Amman dan mengambil alih pengelolaan tambang tersebut, pada 2022 lalu, tambang Batu Hijau secara kumulatif telah memproduksi 9.400 juta pon tembaga dan 9,5 juta ons emas.

Sedangkan hingga semester I 2023, produksi tembaga tercatat 134 juta ton tembaga dan produksi emas sebesar 172 kilo ons emas pada periode yang sama.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pengembangan Fase 8

Saat ini, tambang Batu Hijau yang dikelola Amman tengah mamasuki pengembangan fase 8. Sedikit cerita, Amman mengambil alih operasional tambang Batu Hijau pada 2016. Saat itu, tambang berada pada Fase 6 dari keseluruhan rencana penambangan.

Kemudian, pada 2017, Amman sukses mempercepat jadwal pengembangan Fase 7, sehingga produksi bijih dapat dilakukan tiga tahun lebih awal dan stok bijih berkadar rendah yang telah teroksidasi dapat diserap sepenuhnya untuk diolah.

Selanjutnya pada April 2020, AMMAN mulai mengolah muatan pertama bijih segar dari Fase 7. 

Pada 2019, Amman memperoleh hasil pengeboran dan pemodelan sumber daya yang sangat menjanjikan untuk produksi fase berikutnya. Ditambah dengan peningkatan efisiensi yang terjadi terus menerus, serta tren kenaikan harga komoditas, Amman melanjutkan pengembangan Fase 8 tambang Batu Hijau. Produksi Fase 8 akan dapat memperpanjang usia tambang hingga tahun 2030. 

Amman berencana memperluas pabrik pengolahan bijih untuk menambah kapasitas pemrosesan hingga dapat mengolah bijih dari Fase 8 dan proyek Elang yang kini dalam tahap eksplorasi. Tercatat cadangan tembaga dari tambang Batu Hijau dan Proyek Elang menjadi yang terbesar kelima di Dunia.

Selain itu, fasilitas peleburan tembaga dan pemurnian logam mulia atau smelter juga sedang dibangun untuk mendukung inisiatif pemerintah Indonesia untuk mengoptimalkan nilai tambah material yang akan diekspor.

3 dari 4 halaman

Produksi Tembaga

Sebelumnya, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencatat produksi 134 juta ton tembaga hingga semester I 2023. Produksi tembaga ini turun 36 persen dari periode sama tahun lalu 209 juta ton tembaga.

Sementara itu, produksi emas tercatat 172 kilo ons emas pada semester I 2023. Produksi emas turun 51 persen dari periode sama tahun sebelumnya 350 kilo ons emas.

Pada semester I 2023, operasi pertambangan Amman Mineral Internasional secara efisien dan berada pada jalur yang tepat untuk menyamai angka total metrik ton yang ditambang pada tahun fiskal 2022 meski terdapat beberapa tantangan eksternal.

Dari Oktober 2022-April 2023, tambang Batu Hijau mengalami curah hujan yang sangat tinggi dan belum pernah terjadi sebelumnya sehingga menyebabkan tertundanya penambangan bijih segar dari fase 7.

Akibatnya, penambangan dialihkan sepenuhnya ke pengupasan batuan penutup fase 8, sehingga akan dapat mempercepat akses menuju bijih segar fase 8 dari jadwal awal.

Setelah musim hujan berlalu dan musim kemarau dimulai, perseroan meningkatkan pemompaan air pit sehingga dapat mengakses bijih fase 7 dengan kadar tinggi lebih cepat dari rencana awal pada Juli 2023.

“Pemroses tembaga terus berlangsung dengan kapasitas penuh sepanjang semester I 2023, meskipun terjadi penundanaan dalam penambangan bijih fase 7 dan pengapalan produk. Kami berhasil memproduksi 134 juta pon tembaga dan 172 kilo ons emas pada semester I 2023, yang mencerminkan ketahanan operasional bisnis kami,” ujar Direktur Utama Amman Mineral Internasional, Alexander Ramlie, seperti dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (30/9/2023).

Ia menuturkan, perseroan mengatasi berbagai tantangan eksternal dan tetap optimalkan penggunaan mesin dan peralatan. Lokasi tambang perseroan alami curah hujan tinggi yang hampir dua kali lipat rata-rata tahunan historis, selama hampir tujuh bulan dari Oktober 2022-April 2023.

“Selama kami tidak dapat mengakses bijih segar dari Fase 7, kami fokus pada proses pengupasan batuan penutup Fase 8 untuk mengoptimalkan operasi kami,” ujar Alexander.

4 dari 4 halaman

Penjualan Tembaga

Ia menambahkan, saat mulai beralih ke musim kemarau, pihaknya meningkatkan pemompaan air pit sehingga dapat akses bijih segar dengan target produksi yang ditetapkan sebelum initial public offering (IPO) atau penawaran saham perdana untuk2023.

"Kami akan terus fokus pada peningkatan operasional dan tetap berkomitmen terhadap praktik berkelanjutan dalam aktivitas pertambangan, pemrosesan, dan pemurnian,” ujar dia.

Adapun AMMAN memiliki posisi strategis untuk memanfaatkan peningkatan permintaan tembaga di dunia, yang sangat penting bagi transisi ke energi bersih dan berkelanjutan.

“Kami bertekad untuk terus mendukung pengembangan hilirisasi sebagai agenda strategis pemerintah, serta memberdayakan masyarakat sekitar,” kata dia.

Sementara itu, pada semester I 2923, penjualan tembaga AMMAN mencapai 76 juta pon dengan harga jual rata-rata USD 4,48 per pon dan penjualan emas sebesar 119 kilo ons dengan harga jual rata-rata USD 2,004 per ons.

Terjadi penundaan penjualan tembaga dan emas selama empat bulan pada periode tersebut karena berakhirnya izin ekspor AMNT pada Maret 2023. Konsentrat tersebut disimpan di gudang penyimpanan hingga izin ekspor baru diberikan pada Juli 2023.

“Tak lama setelah kami menerima izin tersebut, kami berhasil menjual persediaan empat bulan dalam waktu enam minggu. Antara semester I  2022 dan semester I/2023, harga jual rata-rata tembaga meningkat dari USD 4,23 per pon menjadi USD 4,48 per pon (bersih), sedangkan untuk emas meningkat dari USD 1.852 per ons menjadi USD 2.004 per ons (bersih),” kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.