Sukses

WTO Pangkas Ramalan Pertumbuhan Perdagangan Global 2023 jadi 0,8 Persen

WTO memperkirakan perdagangan barang global akan tumbuh 0,8 persen di 2023, memangkas perkiraannya dari bulan April sebesar 1,7 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) telah menurunkan separuh perkiraan pertumbuhan perdagangan global tahun ini.

Pemangkasan itu dilakukan seiring kenaikan suku bunga yang telah melemahkan daya beli konsumen di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia.

Mengutip US News, Jumat (6/10/2023) badan perdagangan dunia yang beranggotakan 164 negara tersebut memangkas perkiraannya dari bulan April yang memperkirakan perdagangan barang global akan tumbuh sebesar 1,7 persen di tahun 2023, dan menyatakan bahwa angka tersebut akan diturunkan menjadi 0,8 persen.

Direktur Jenderal WTO, Ngozi Okonjo-Iweala mengatakan bahwa perkiraan perlambatan perdagangan ini memprihatinkan karena dapat menekan standar hidup masyarakat di seluruh dunia, khususnya di negara-negara miskin.

"Fragmentasi ekonomi global hanya akan memperburuk tantangan ini," katanya.

WTO menyoroti, lonjakan inflasi di berbagai negara, termasuk di negara ekonomi besar telah menyebabkan suku bunga lebih tinggi dari perkiraan di sebagian besar negara perdagangan, di tambah dengan tantangan dari krisis di sektor properti China dan perang di Ukraina.

WTO, yang bermarkas di Jenewa mengatakan perlambatan perdagangan terjadi pda berbagai jenis barang, khususnya besi dan baja, peralatan kantor dan telekomunikasi, tekstil dan pakaian.

Mobil merupakan pengecualian, dengan melonjaknya penjualan tahun ini sebagai kompensasi atas kekurangan kronis yang membatasi pengiriman selama pandemi.

Perkiraan WTO juga belum mencakup sektor jasa, namun badan ifu mengatakan pertumbuhan tersebut moderat setelah pariwisata internasional mengalami peningkatan yang kuat pada tahun 2022.

Tetapi perdagangan jasa komersial global tumbuh hanyab9 persen pada kuartal pertama tahun 2023, turun dari 19 persen pada kuartal kedua tahun 2022.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

WTO: Pertumbuhan Ekonomi Global 2024 Akan Dibantu Pemulihan Perdagangan

 

Setelah tumbuh 3,4 persen pada tahun 2022, perekonomian global diproyeksikan tumbuh 3 persen di 2023 dan 2,8 persen pada 2024 mendatang.

Menurut perkiraan WTO, pertumbuhan tahun depan akan didukung oleh pemulihan perdagangan menjadi 3,3 persen, tidak berubah dari perkiraan bulan April.

Prospek WTO muncul menjelang penilaian serupa terhadap ekonomi global minggu depan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia pada pertemuan musim gugur bersama mereka di Marrakesh.

Kedua organisasi tersebut kemungkinan akan menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi mereka karena adanya sinyal dari bank sentral bahwa mereka akan dipaksa oleh tekanan inflasi untuk mempertahankan kenaikan suku bunga lebih lama dari perkiraan.

Penilaian optimis yang dilakukan oleh Peterson Institute yang berbasis di Washington menunjukkan sebagian besar negara-negara di dunia mengalami pemulihan yang kuat pada tahun depan setelah penurunan kembali inflasi yang menurunkan suku bunga dan mendorong pertumbuhan.

Namun, pasar properti China yang terlilit hutang dan tindakan keras terhadap perusahaan teknologi dan konsultasi telah menghambat perdagangan, sementara perang di Ukraina telah melemahkan penjualan bahan makanan dan logam esensial.

3 dari 3 halaman

Di Pertemuan G20 India, Mendag Zulkifli Hasan Serukan Reformasi WTO

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyampaikan pidato pembuka Indonesia dalam Pertemuan Tingkat Menteri Perdagangan dan Industri (Trade and Investment Ministerial Meeting/TIMM) G20 di Jaipur, India pada Kamis 24 Agustus 2023.

Dalam pidato tersebut, Mendag meminta negara anggota G20 memperkuat kerja sama dan aksi nyata untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.

"Kerja sama G20 harus diperkuat untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Negara anggota G20 harus menunjukkan bentuk kerja sama ekonomi yang setara dan saling menguntungkan," kata dia Zulkifli Hasan dalam keterangan tertulis, Jumat, (25/8/2023).

Untuk mewujudkan aksi nyata dan memperkuat kerja sama, semua negara anggota G20 harus mampu mengatasi hambatan perdagangan mengingat dinamika fragmentasi ekonomi semakin memperlemah sistem perdagangan multilateral. 

Sehubungan dengan hal tersebut, Mendag menekankan agar negara anggota G20 terus memprioritaskan reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

"Fenomena fragmentasi ekonomi yang terjadi semakin memberikan tekanan atas sistem perdagangan multilateral. Untuk itu, agenda reformasi WTO harus menjadi prioritas utama melalui peningkatan fungsi tiga pilar yaitu negosiasi, transparansi dan notifikasi, serta sistem penyelesaian sengketa WTO," katanya.

Kemudian, ia melanjutkan bahwa ketahanan rantai nilai dan suplai global, termasuk peran lebih dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), merupakan salah satu faktor kunci dalam memulihkan ekonomi global.

Di sisi lain, adopsi teknologi digital untuk peningkatan efisiensi perdagangan juga menjadi fokus utama prioritas pembahasan G20 TIMM Presidensi India tahun ini.

Mantan Menteri Kehutanan itu mengatakan dengan kemajuan teknologi, peningkatan tuntutan akan efisiensi, dan isu keberlanjutan turut mendorong transformasi dalam perdagangan global. Oleh karena itu, digitalisasi menjadi keniscayaan dalam perdagangan saat ini.

"Upaya G20 dalam mendukung transformasi digital merupakan bagian dari agenda yang lebih besar yang meliputi dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.