Sukses

Asia Tenggara Diramal jadi Pasar Terbesar Gas Alam Cair, Indonesia Masuk

Namun, permintaan LNG Eropa diperkirakan akan berkurang dalam beberapa tahun.

Liputan6.com, Jakarta Para pengamat industri memperkirakan negara-negara Asia Tenggara akan menjadi pendorong utama permintaan pasar Gas Alam Cair (LNG) pada tahun 2030 mendatang.

Perdagangan gas alam cair global telah meningkat ke rekor tertinggi pada 2022 lalu. Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh lonjakan permintaan dari Eropa karena kawasan tersebut tidak lagi bergantung pada jaringan pipa Rusia.

Namun, permintaan LNG Eropa diperkirakan akan berkurang dalam beberapa tahun.

"Pada tahun 2033, permintaan LNG di Asia Tenggara diperkirakan mencapai 73 juta ton per tahun, yang merupakan 12 persen dari pasar LNG global," kata Zhi Xin Chong, kepala pasar gas dan LNG Emerging Asia di S&P Global, dikutip dari CNBC International, Selasa (3/10/2023).

Data S&P Global menunjukkan, permintaan tersebut akan meningkat hampir empat kali lipat dibandingkan tahun 2022.

"Pasar terbesar kemungkinan besar adalah Thailand, Malaysia, Indonesia dan Singapura, mengingat pasar-pasar tersebut telah mengimpor LNG selama beberapa tahun," tambah Chong.

Namun, ia mengingatkan bahwa permintaan di pasar-pasar ini masih rapuh dan bergantung pada harga yang stabil.

"Sangat penting agar harga gas alam cair tetap stabil dan pendanaan global tersedia untuk membiayai infrastruktur yang diperlukan," imbuh Chong.

Adapun Tony Regan, pimpinan gas Asia-Pasifik dari NexantECA, sebuah penasihat energi dan pengilangan, memperkirakan permintaan gas alam cair dari Eropa akan mencapai puncaknya pada tahun 2027, sebelum turun pada tahun 2030.

"Menurut saya, di sinilah semua aksi sebenarnya akan terjadi: Asia Tenggara, khususnya Vietnam, Thailand, Indonesia," Regan menyebutkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Vietnam jadi Titik Utama

Vietnam merupakan titik utama bagi pasar gas alam. Regan memperkirakan pertumbuhan permintaan yang kuat dari negara tersebut selama beberapa tahun ke depan, sebagian besar disebabkan oleh Rencana Pengembangan Tenaga Listrik 8 yang dicanangkan pemerintahnya.

Rencana tersebut menetapkan bahwa semua pembangkit listrik tenaga batu bara harus diubah menjadi bahan bakar alternatif atau dihentikan pada tahun 2050.

"Pertumbuhan permintaan yang sangat kuat selama beberapa tahun ke depan, karena 13 pembangkit listrik baru yang diusulkan dalam rencana tersebut akan berbahan bakar LNG, dan 10 pembangkit listrik lainnya juga berbahan bakar gas. Jadi hal ini akan menciptakan daya tarik energi yang kuat dari Vietnam," jelas Regan.

3 dari 3 halaman

PDB Vietnam

Perkiraan S&P Global menunjukkan, PDB Vietnam diperkirakan akan meningkat dari USD 327 miliar pada tahun 2022 menjadi USD 760 miliar pada tahun 2030

Pasar gas alam cair global diproyeksikan tumbuh dari USD 74,60 miliar pada tahun 2023 menjadi USD 103,41 miliar pada tahun 2028, menurut perkiraan perusahaan analisis dan konsultan, Mordor Intelligence.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.