Sukses

Kenaikan Harga Pertamax Cs Jadi Penyumbang Inflasi September 2023

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, adanya penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi seperti Pertamax dan Pertamax Turbo memiliki andil terhadap inflasi pada September 2023 sebesar 0,06 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, adanya penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi memiliki andil terhadap inflasi pada September 2023 sebesar 0,06 persen. Seperti diketahui, beberapa bulan ini harga BBM nonsusbidi seperti Pertamax dan Pertamax Turbo terus mengalami kenaikan.

"Komoditas penyumbang inflasi secara bulanan terbesar adalah beras dengan andil inflasi sebesar 0,18 persen, bensin dengan andil inflasi 0,06 persen sejalan dengan adanya penyesuaian harga BBM nonsubsidi," kata Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers rilis BPS, Senin (2/10/2023).

Menengok ke bekalang, PT Pertamina (Persero) terus melakukan penyesuaian harga pada BBM nonsubsidi. Tercatat pada 1 Agustus 2023, harga Pertamax Turbo naik dari Rp 14.000 menjadi Rp 14.400 per liter. Sama halnya, harga Dexlite naik dari sebelumnya Rp 13.150 per liter menjadi Rp 13.950 per liter.

Selanjutnya, pada 1 September 2023, Pertamina kembali melakukan penyesuaian harga Pertamax dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 13.300 per liter. Pertamax Turbo menjadi Rp 15.900 per liter dan Dexlite menjadi Rp 16.350 per liter.

Kemudian, pada 1 Oktober 2023, Pertamina juga menaikkan harga Pertamax dari sebelumnya Rp 13.300 per liter menjadi Rp 14.000 per liter. Lalu, Pertamax Turbo kini menjadi Rp 16.600 per liter dan Dexlite menjadi Rp 17.200 per liter.

Inflasi Tahunan

Lanjut Amalia, pada September 2023 secara bulanan atau month to month (mtm) mengalami inflasi sebesar 0,19 persen, atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen dari 115,22 pada Agustus 2023 menjadi 115,44 pada September 2023.

Sementara, inflasi tahunan atau year on year (YoY) pada September 2023 sebesar 2,28 persen. Untuk inflasi tahun kalender atau year to date sebesar 1,63 persen.

"Pada September 2023 terjadi inflasi sebesar 0,19 persen secara bulanan," ujarnya.

BPS mencatat tingkat inflasi pada September 2023 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, namun lebih rendah dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pemerintah Targetkan Inflasi di Bawah 3 Persen, Menko Luhut: Terendah Sepanjang Sejarah Indonesia

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut target inflasi di Indonesia paling rendah sepanjang sejarah.

Kata Menko Luhut, pemerintah memang menargetkan inflasi Indonesia bisa turun di bawah 3 persen. Diketahui saat ini rata-rata inflasi masih di kisaran 3,6 - 4 persen, namun menurutnya angka tersebut masih jauh lebih baik jika dibandingkan saat era orde baru di kisaran 8 - 10 persen.

"Inflasi belum pernah serendah ini sepanjang sejarah Republik Indonesia. Zaman orde baru yang begitu bagus mungkin inflasi kita sekitar 8 - 10 persen, sekarang ini kita mau target di bawah 3 persen. Sekarang masih 3,3 persen tapi sepanjang pemerintah ini rata-rata inflasi kita 3,6 persen sampai 4 persen," kata Luhut dalam Seminar Nasional Kemaritiman, Jumat (29/9/2023).

 

3 dari 3 halaman

Pertumbuhan Ekonomi

Di sisi lain, Pemerintah juga menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh di angka 6 persen pada tahun 2026-2027. Target itu dilatarbelakangi lantaran pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga saat ini masih terjaga dengan baik, dimana ekonomi Indonesia stabil di angka 5 persen dalam beberapa tahun terakhir.

"Pertumbuhan ekonomi kita rata-rata 5 persen dalam beberapa tahun ini. Dan kita berpikir dan berencana tahun 2026 2027 bisa tumbuh 6 persen," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.