Sukses

Bank Dunia Proyeksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 5 Persen di 2023 dan 4,9 Persen pada 2024

Bank Dunia memproyeksi ekonomi Indonesia akan tumbuh kisaran 5 persen di sisa 2023. Angka tersebut menandai kenaikan dari proyeksi Bank Dunia sebelumnya pada April 2023 sebesar 4,9 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia memproyeksi ekonomi Indonesia akan tumbuh kisaran 5 persen di sisa 2023. Angka tersebut menandai kenaikan dari proyeksi Bank Dunia sebelumnya pada April 2023 sebesar 4,9 persen. Perkiraan itu dikeluarkan dalam laporan terbaru Bank Dunia; East Asia and The Pacific Economic Update October 2023

Sementara untuk tahun 2024, Bank Dunia masih memproyeksi kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah proyeksi 2023 yaitu di kisaran 4,9 persen.

“Kawasan Asia Timur dan Pasifik diproyeksikan tumbuh sebesar 5 persen pada 2023, sekitar 0,1 poin persentase lebih rendah dibandingkan sebelumnya diharapkan pada April 2023,” tulis Bank Dunia dalam laporan terbarunya, dikutip Senin (2/10/2023).

Kinerja perekonomian di Asia Timur ini dibentuk oleh perkembangan eksternal dan domestik. Faktor eksternal utama adalah melambatnya pertumbuhan global, masih ketatnya kondisi keuangan, serta kebijakan perdagangan dan industri.

Di antara faktor-faktor dalam negeri, faktor yang paling penting adalah dampak dari semakin besarnya utang pemerintah dan swasta serta sikap kebijakan makroekonomi,” papar badan keuangan duni itu.

Untuk China, Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia sebesr 5,1 persen di sisa tahun 2023, masih sama dengan perkiraan sebelumnya pada April 2023.

Namun untuk tahun 2024, proyeksi ekonomi China menurun menjadi 4,4 persen dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,8 persen.

“Sedangkan faktor dalam negeri cenderung lebih dominanpengaruhnya terhadap pertumbuhan di China, faktor eksternal akan mempunyai pengaruh yang lebih kuat terhadap pertumbuhan di sebagian besar wilayah lainnya,” jelas Bank Dunia.

Kawasan Asia Tenggara

Di negara kawasan Asia Tenggara, di antaranya adalah Malaysia, yang diproyeksikan tumbuh 3,9 persen di 2023 dan 4,3 persen pada 2024 mendatang, kemudian Filipina diperkirakan akan tumbuh 5,6 persen tahun ini dan 5,8 persen di 2024.

Adapun Thailand dan Vietnam yang diproyeksi Bank Dunia masing-masing tumbuh 3,4 persen dan 4,7 persen di sisa tahun 2023, sedangkan untuk 2024 masing-masing diperkirakan berkinerja 3,5 persen dan 5,5 persen.

Adapun ekonomi Kamboja diperkirakan tumbuh 5,5 persen di 2023 dan 6,1 persen di 2024 sedangkan Laos diproyeksi tumbuh 3,7 persen tahun ini dan 4,1 persen di tahun depan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Luhut: Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 6% di 2026

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tembus 6 persen di tahun 2026.

Optimisme tersebut muncul lantaran pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga saat ini masih terjaga dengan baik, dimana ekonomi Indonesia stabil di angka 5 persen dalam beberapa tahun terakhir.

"Pertumbuhan ekonomi kita rata-rata 5 persen dalam beberapa tahun ini, dan kita berpikir atau berencana tahun 2026, 2027 kita akan mungkin bisa tumbuh 6 persen," kata Luhut dalam seminar nasional kemaritiman, Jumat (29/9/2023).

Namun, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen, maka penggerak ekonomi Indonesia harus didorong lebih intensif, misalnya dari segi investasi, digitalisasi UMKM, dan korupsi bisa diminimalisir lebih baik lagi.

"Tentu dengan membuat ekonomi kita lebih kompleks lagi, yaitu downstreaming lebih banyak," ujarnya.

Disisi lain, untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang kuat juga bergantung pada generasi muda. Oleh karena itu, Pemerintah terus memperluas kesempatan anak bangsa untuk memperoleh pendidikan ke luar negeri.

"Itu saya kira bisa kita dapat kalau kita semua kerja kompak, dan anda yang muda-muda belajar lah terus menimba ilmu. Pemerintah punya program juga untuk anda maju pada pusat pendidikan terkenal dunia. Beasiswa Indonesia Maju sudah ada dibuat itu, jadi dari S1 nanti bukan hanya S1-S3 saja tapi dari SMA," pungkasnya.

3 dari 4 halaman

Kemenkeu dan Ekonom Prediksi Pemilu 2024 Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi mencapai 5,1 persen pada 2024. Pertumbuhan ekonomi itu akan ditopang dari kenaikan konsumsi domestik hingga alokasi belanja negara seiring pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Hal itu disampaikan Head of Macroeconomic & Financial Market Research Bank Mandiri Dian Ayu Yustina dalam diskusi virtual oleh Bank Pembangunan Asia (ADB) di Jakarta, Rabu (27/9/2023).

Dian prediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menyentuh 5,04 persen pada 2023. Sedangkan 2024, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,1 persen.

"Saya memperkirakan alokasi belanja akan lebih tinggi dan dampak tambahan terhadap konsumsi juga akan lebih tinggi,” ujar Dian seperti dikutip dari Antara, Rabu (27/9/2023).

Dia mengatakan, Pemilu 2024 akan lebih berdampak positif terhadap ekonomi karena cakupan lebih luas sehingga berbeda dengan pemilu pada tahun-tahun sebelumnya.

Pemilu 2024 bakal diselenggarakan mencakup pemilihan presiden (Pilpres), pemilihan legislatif (pileg) serta pemilihan kepala daerah (pilkada) secara serentak.

Dian menuturkan, pemilu yang lalu hanya mempunyai sedikit dampak positif terhadap pertumbuhan konsumsi karena krisis glonal yang pada saat itu hambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

"Kita sedang mengalami (pada saat itu) perang dagang, taper tantrum, serta gejolak pada pemilu sebelumnya (Pemilu 2019) sehingga terdapat dampak yang beragam secara global,” tutur dia.

4 dari 4 halaman

Gejolak Ekonomi

Taper tantum adalah keadaan gejolak ekonomi ketika bank sentral Amerika Serikat memperketat kebijakan moneternya. Dian menilai, Pemilu juga punya potensi dampak terhadap investasi. Hal ini melihat dari pemilu sebelumnya, laju investasi sedikit terhambat karena sikap investor yang cenderung menunggu wait and see.

Hal itu bukan hal yang mustahil terjadi lagi pada pemilu 2024. Ia menuturkan, pada semester I 2023, belum terlihat ada moderasi pada sektor investasi. Akan tetapi, menjelang kuartal III 2023 telah terlihat ada moderasi pada pertumbuhan kredit dan simpanan.

“Ada banyak alasan yang jelas, salah satu alasan (moderasi investasi) yaitu memburuknya kinerja perdagangan dari sisi pendanaan hingga berkurangnya potensi pertumbuhan yang masuk ke pasar domestik,” kata Dian.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.