Sukses

Harga Emas Dunia Terjun Bebas Lagi, Sekarang Dipatok Segini

Harga emas di pasar spot turun 0,5% menjadi USD 1,915.61 per ounce. Sementara emas berjangka AS ditutup amblas 0,5% ke level USD 1,936.6.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas tergelincir pada perdagangan Senin (Selasa waktu Jakarta). Harga emas dunia turun karena dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil Treasury AS menguat karena sikap Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) yang lebih tinggi terhadap suku bunga jangka panjang.

Dikutip dari CNBC, Selasa (26/9/2023), harga emas hari ini di pasar spot turun 0,5% menjadi USD 1,915.61 per ounce. Sementara emas berjangka AS ditutup amblas 0,5% ke level USD 1,936.6.

“The Fed yang sedikit hawkish dan bank sentral global saat ini menekan harga emas,” kata Kepala Analis Pasar Gainesville Coins, Everett Millman.

Millman memperkirakan harga emas akan diperdagangkan antara USD 1.910 dan USD 1.950 untuk sisa kuartal ini.

Para pejabat The Fed pada hari Jumat memperingatkan mengenai kenaikan suku bunga lebih lanjut bahkan setelah pemungutan suara untuk mempertahankan suku bunga acuan tetap stabil pada minggu lalu, dengan tiga pembuat kebijakan mengatakan mereka masih tidak yakin apakah perang terhadap inflasi telah berakhir.

Harga Emas Cenderung Buruk 

Harga emas cenderung berkinerja buruk ketika suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan imbal hasil aset-aset safe-haven saingannya seperti obligasi AS.

Indeks dolar naik 0,3%, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun mendekati puncak dalam 16 tahun.

“Perkiraan dasar saya adalah bahwa harga emas akan mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa pada tahun 2024, jika kita melihat setidaknya terjadi resesi ringan pada perekonomian global. Jika kita mengalami resesi, The Fed akan terpaksa menurunkan suku bunganya lebih cepat,” tambah Millman.

Fokus pasar kini beralih ke indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed, yang dijadwalkan akan dirilis pada 29 September.

Mencerminkan sentimen investor, kepemilikan SPDR Gold Trust, ETF berbasis emas terbesar di dunia, turun ke level terendah sejak Januari 2020.

Sementara itu, harga Perak di pasar spot turun 1,9% menjadi USD 23,08 per ounce, harga platinum merosot 1,4% menjadi USD 912,99 dan harga paladium turun 1,5% menjadi USD 1,230,73.

Impor paladium Tiongkok yang lebih rendah akibat kemungkinan destocking bisa menjadi faktor yang membebani harga, bersamaan dengan substitusi paladium ke platinum dalam katalis otomotif yang sedang berlangsung, tulis UBS dalam sebuah catatan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menerawang Harga Emas Dunia Minggu Ini, Jual atau Beli?

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mempertahankan bias hawkishnya pada minggu kemarin, dengan mengatakan bahwa suku bunga harus tetap berada dalam wilayah yang membatasi di masa mendatang. Namun, harga emas dunia tetap berada di wilayah netral karena ketidakpastian mendukung logam mulia.

Beberapa analis mengatakan bahwa emas telah mampu menahan sikap The Fed ketika risiko terhadap perekonomian global meningkat.

“Konsumen menghabiskan sisa tabungan mereka dan suku bunga yang lebih tinggi akan mulai berdampak buruk,” kata Ed Moya, analis pasar senior di OANDA dikutip dari Kitco, Senin (25/9/2023).“Kami pikir hanya masalah waktu sebelum kita melihat perekonomian melemah, dan itu bukan kabar baik bagi dolar AS,” tambahnya.

Menjelang akhir pekan, harga emas bulan Desember terakhir diperdagangkan pada USD 1,944.90 per ounce, kurang lebih tidak berubah dari Jumat lalu.

Meskipun emas berada dalam kisaran perdagangan yang ketat, harga emas tetap bertahan terhadap hambatan besar karena imbal hasil obligasi 10-tahun didorong ke level tertinggi baru dalam 16-tahun pada 4,5%. Pada saat yang sama, dolar AS mengakhiri minggu ini pada level tertinggi sejak November 2022.

Ekonomi AS Makin Tak Pasti

Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, mengatakan dalam komentar mingguannya bahwa ketidakpastian ekonomi terus mendukung emas sebagai aset safe-haven.

“Kami menyimpulkan bahwa gangguan dalam korelasi normal kemungkinan disebabkan oleh pasar yang mencari lindung nilai terhadap kegagalan FOMC dalam melakukan soft landing dibandingkan dengan hard landing, atau bahkan stagflasi,” katanya.

Meskipun emas bertahan, para analis mengatakan akan sulit harga emas naik dalam kondisi saat ini.

3 dari 3 halaman

Sentimen Harga Emas

Seiring dengan data ekonomi, beberapa analis mengatakan bahwa emas dapat menarik sejumlah permintaan safe-haven karena pemerintah AS menghadapi potensi penutupan karena Kongres tidak dapat menyetujui pendanaan untuk tahun fiskal yang dimulai pada 1 Oktober.

Meskipun penutupan perusahaan tidak akan berdampak pada utang negara, hal ini akan berdampak pada cara perusahaan menjalankan bisnisnya di dalam negeri. Pegawai pemerintah akan dirumahkan.

Pasar dapat terkena dampaknya karena Komisi Sekuritas dan Bursa dan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi harus merumahkan sebagian besar karyawannya.

Taman nasional dan museum juga akan ditutup selama penutupan.

Kristina Hooper, kepala investasi di Invesco, mengatakan meskipun pertumbuhan ekonomi mungkin tidak terpengaruh jika penutupan jangka pendek, hal ini meningkatkan ketidakpastian.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini