Sukses

Harga Emas Kembali Melorot Usai Terjun Bebas ke Level Termurah

Harga emas di pasar spot turun 0,2% pada USD 1,908.65 per ounce, mengurangi kerugian setelah penurunan 0,4% setelah rilis data indeks harga konsumen AS bulan Agustus. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,2% menjadi USD 1,931.30 per ounce

Liputan6.com, Jakarta Harga emas melemah pada hari Rabu (Kamis waktu Jakarta) karena penguatan kurs dolar AS. Anjloknya harga emas dunia terjadi di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan kebijakan minggu depan membatasi penurunan harga emas batangan.

Dikutip dari CNBC, Kamis (14/9/2023), harga emas di pasar spot turun 0,2% pada USD 1,908.65 per ounce, mengurangi kerugian setelah penurunan 0,4% setelah rilis data indeks harga konsumen AS bulan Agustus. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,2% menjadi USD 1,931.30 per ounce.

Kurs dolar naik terhadap para pesaingnya setelah data inflasi AS, membuat harga emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Data Departemen Tenaga Kerja menunjukkan IHK utama dan inti pada bulan Agustus masing-masing naik 0,6% dan 0,3%, dari bulan sebelumnya. Para ekonom memperkirakan kenaikan masing-masing sebesar 0,6% dan 0,2%.

Presiden EverBank World Markets Chris Gaffney menyatakan, data CPI sebagian besar sesuai dengan ekspektasi, mengisyaratkan bahwa FOMC diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil, memberikan landasan bagi harga emas.

Ekspektasi para pedagang terhadap The Fed untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan 19-20 September semakin kuat setelah data tersebut dirilis, dengan kemungkinan jeda sebesar 61% pada bulan November juga, menurut CME FedWatch.

Dampak Suku Bunga ke Harga Emas

Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan imbal hasil obligasi Treasury AS yang merupakan safe-haven, sehingga menarik investor menjauh dari emas batangan tanpa bunga.

“Investor logam mulia tidak terlalu khawatir terhadap inflasi yang lebih tinggi dan lebih fokus pada biaya peluang yang terkait dengan kepemilikan aset tanpa bunga di lingkungan kenaikan suku bunga,” tambah Gaffney.

Investor sekarang menantikan data harga produsen dan penjualan ritel AS bulan Agustus dan keputusan kenaikan suku bunga Bank Sentral Eropa pada hari Kamis menjelang keputusan kebijakan Fed pada 20 September.

Selain harga emas, harga perak merosot 1,1% menjadi USD 22,86 per ounce, menyentuh level terendah tiga minggu. Sementara harga platinum turun 1,3% menjadi USD 898,50 dan harga Paladium naik 1% menjadi USD 1,253.37. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Emas Dunia Tergelincir ke Level Terendah, Siap-Siap Beli

Kemarin, harga emas tergelincir ke level terendah dalam lebih dari dua minggu pada hari Selasa karena dolar AS menguat. Sementara investor bersiap untuk laporan inflasi AS pada hari Rabu. Ini yang mempengaruhi harga emas dunia.

Dikutip dari CNBC, Rabu (13/9/2023), harga emas di pasar spot turun 0,6% menjadi USD 1,909.50 per ounce, terendah sejak 25 Agustus. Emas berjangka AS merosot 0,8% menjadi USD 1,932.60.“Masyarakat keluar dari pasar dan menunggu untuk melihat bagaimana data keluar, dan mungkin membeli emas dengan harga lebih rendah karena masih ada (beberapa) pembelian emas yang aman,” kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, indeks dolar AS naik 0,3% menjelang data indeks harga konsumen AS yang dirilis pada hari Rabu, yang dapat mempengaruhi keputusan suku bunga Federal Reserve.

Inflasi utama AS naik 0,6% pada bulan Agustus, menurut jajak pendapat Reuters, dibandingkan kenaikan 0,2% pada bulan sebelumnya. Namun, pandangan masyarakat Amerika secara keseluruhan terhadap inflasi sedikit berubah pada bulan Agustus, menurut laporan The Fed di New York pada hari Senin.

 

3 dari 3 halaman

Suku Bunga

Suku bunga yang lebih tinggi mengurangi kilau emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil, dengan para pedagang bertaruh pada peluang kenaikan sekitar 47% pada bulan November setelah jeda yang diperkirakan secara luas oleh The Fed pada minggu depan, menurut alat CME FedWatch.

“Jika angka inflasi berada di atas perkiraan pasar, harga emas kemungkinan akan terdepresiasi karena ekspektasi meningkat karena The Fed memiliki ruang untuk menaikkan suku bunga satu kali pada tahun ini.” Kata analis riset senior FXTM, Lukman Otunuga.

Pedagang juga menunggu keputusan suku bunga ECB pada hari Kamis. Suku bunga jangka pendek (ESTR) euro ECB memperkirakan peluang kenaikan suku bunga lebih dari 50% pada pertemuan kebijakan minggu ini.

“Perekonomian Eropa pasti menghadapi banyak tantangan sehingga pada akhirnya permintaan emas akan muncul jika investor melihat bahwa mata uangnya akan berada di bawah tekanan,” kata Harshal Barot, konsultan senior di Metals Focus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini