Sukses

Harga Emas Melambung Setelah Israel Serang Iran Lagi

Harga emas dunia lanjutkan penguatan usai dilaporkan Israel serang Iran. Hal itu memberikan kekhawatiran terhadap geopolitik di Timur Tengah.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia kembali sentuh level tertinggi pada perdagangan Jumat (19/4/2024) usai laporan ledakan di Iran memicu kekhawatiran konflik regional yang lebih luas. Hal itu membuat investor hindari aset berisiko dan meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven.

Dikutip dari CNBC, harga emas naik 0,3 persen menjadi USD 2.386,05 per ounce pada pukul 04.29 GMT. Sebelumnya pada awal sesi perdagangan, harga emas sempat sentuh USD 2.417,59 pada awal sesi perdagangan.

Sementara itu, harga emas berjangka Amerika Serikat naik 0,1 persen menjadi USD 2.401,20. Selama sepekan, harga emas naik dua persen dan mencatat kenaikan dalam lima minggu berturut-turut.

Analis pasar keuangan Capital.com, Kyle Rodda menuturkan, laporan serangan Israel terhadap Iran pada Jumat, 19 April 2024 mendorong perhatian terhadap harga emas dunia. Kondisi di Timur Tengah menjadi satu-satunya sentimen yang membuat harga emas terus bergerak lebih tinggi selama berminggu-minggu.

"Pasar sekarang menunggu informasi lebih lanjut mengenai sifat serangan tersebut, dan apa tanggapannya. Emas bukanlah sebuah perdagangan kebijakan moneter saat ini. Ini adalah perdagangan geopolitik,” ujar Rodda.

Mengutip FXStreet, berdasarkan laporan Kantor Berita Iran Fars, penduduk setempat melaporkan mendengar ledakan di bandara pusat Isfahan. Namun, penyebab ledakan tersebut masih belum diketahui. Investigasi sedang dilakukan untuk mengetahui rincian pasti dari insiden itu. Selain itu, media pemerintah Iran juga melaporkan pasukannya telah menghancurkan drone.

Head of Global Macro Tastyliv, Ilya Spivak menuturkan, saat risiko geopolitik mereda akumulasi cadangan emas China berperan menjadi katalis utama. "Itu adalah proses yang tampaknya memiliki ruang untuk berlanjut, mendukung bias kenaikan emas,” kata Spivak.

Sementara itu, pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) telah sepakat untuk mempertahankan biaya pinjaman hingga akhir tahun. Hal ini seiring kemajuan inflasi yang lambat dan ekonomi AS masih kuat.

Di sisi lain, harga perak di pasar spot naik 0,2 persen menjadi USD 28,28 per ounce. Harga platina menguat 0,6 persen ke posisi USD 938,39 dan palladium stabil di USD 1.023,09.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Harga Emas Melesat pada 18 April 2024

Sebelumnya, harga emas menguat pada perdagangan Kamis, 18 April 2024 seiring ketegangan di Timur Tengah yang terus menerus menambah daya tarik emas sebagai safe-have.

Selain itu, harga emas naik di tengah data ekonomi yang kuat dari Amerika Serikat (AS) meningkatkan prospek penurunan suku bunga yang lebih sedikit.

Dikutip dari CNBC, Jumat (19/4/2024), harga emas di pasar spot naik 0,9 persen ke posisi USD 2.382,09 per ounce. Harga emas sentuh posisi tertinggi pada pekan lalu di USD 2.431,29. Sedangkan harga emas berjangka AS bertambah 0,4 persen menjadi USD 2.397,30.

Di Timur Tengah, Israel telah mengisyaratkan akan membalas serangkaian dari Iran meskipun ada seruan untuk untuk menahan diri dari negara-negara Barat tetapi belum menyatakan caranya.

“Ketiga terjadi ketegangan geopolitik, respons alaminya investor akan lari ke emas, seperti yang terjadi saat ini. Jika konflik semakin meningkat, harga bisa mencapai USD 2.500-USD 2.600, dan jika ada gencatan senjata, harga bisa turun hingga USD 2.200,” kata Chief Market Analyst, Gainesville Coins, Everett Millman.

Ia menambahkan, pembelian oleh bank sentral juga mempengaruhi pergerakan harga emas.

Adapun kenaikan harga emas batangan terjadi meskipun data menunjukkan klaim pengangguran mingguan AS tidak berubah pada level rendah pada pekan lalu.

 

 

3 dari 4 halaman

Potensi Koreksi Harga Emas

Data ekonomi AS yang kuat dan retorika hawkish dari pejabat bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) telah mendorong investor untuk secara drastic kembali memikirkan kemungkinan the Fed menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.

Suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Sementara itu, Analis Bank of China International Xiao Fu menuturkan, dengan turunnya ekspektasi penurunan suku bunga dari the Fed dan aksi ambil untung alami yang terjadi ketika harga naik dengan cepat mungkin ada penurunan pada emas. Akan tetapi, penurunan harga emas secara tajam diprediksi tidak terjadi.

Di sisi lain, harga perak di pasar spot bertambah 0,25 persen menjadi USD 28,36 per ounce.

“Narasi kekurangan perak mendapatkan perhatian, dengan permintaan yang secara konsisten melebihi pasokan baru. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan penyesuaian harga yang signifikan pada masa depan,” ujar trader di Heraues Metals, Alexander Zumpfe.

Ia menambahkan, tren jangka panjang di pasar perak tetap bullish dan pergerakan harga dalam jangka pendek dapat berfluktuasi dan dipengaruhi oleh perdagangan berjangka. Harga platinum mendatar di USD 938,15 dan palladium naik 0,8 persen menjadi USD 1.034,50.

 

4 dari 4 halaman

Berapa Harga Emas Dunia Pekan Ini? Intip Prediksinya

Sebelumnya, harga emas dan perak masih berada dalam tren naik yang kuat. Namun investor harus bersiap untuk melihat harga berkonsolidasi pada pekan ini karena momentum terkini tampaknya telah mencapai puncaknya, menurut beberapa analis.

Dikutip dari Kitco, Senin (14/4/2024), baik harga emas dunia maupun perak kembali mengalami volatilitas pada perdagangan Jumat pekan lalu karena logam mulia tidak dapat mempertahankan kenaikan signifikannya pada awal hari. Pada satu titik, harga emas naik lebih dari 4% hari ini, mencapai puncaknya pada USD 2.448,80 per ounce.

Harga emas berjangka bulan Juni terakhir diperdagangkan pada USD 2.355,60 per ounce, naik 0,4% dari Jumat pekan sebelumnya.

Sementara itu, perak telah berhasil mempertahankan kinerjanya yang lebih baik dibandingkan emas. Bahkan ketika perak menyerahkan kenaikan serupa. Perak mencapai puncaknya pada Jumat pekan lalu di USD 29,905 per ounce, level tertinggi dalam tiga tahun dalam satu hari.

Meskipun harga emas tidak dapat bertahan di atas USD 2.400 per ounce, para analis mencatat bahwa harga emas masih relatif kuat karena bersiap untuk mencatat rekor penutupan mingguan lainnya.

Rekor baru ini terjadi bahkan ketika pasar mulai memperhitungkan potensi penurunan suku bunga pada bulan Juni setelah inflasi bulan Maret lebih tinggi dari perkiraan.

Menurut CME Fed Watch Tool, pasar hanya melihat peluang penurunan suku bunga sebesar 27% pada bulan Juni, turun dari perkiraan 50% pada minggu lalu dan 68% pada bulan lalu. Namun, para analis mencatat bahwa meskipun Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) dapat menunda dimulainya siklus pelonggaran moneternya, kecil kemungkinannya mereka akan menaikkan suku bunga lagi, yang berarti bahwa suku bunga riil masih dapat bergerak lebih rendah, yang merupakan kondisi positif bagi emas.

Meskipun emas masih mendapat dukungan yang baik, beberapa analis mengatakan reli tersebut menjadi terlalu berkepanjangan.

“Saya pikir momentumnya masih kuat, tetapi pada saat yang sama, tidaklah benar untuk menjadi serakah, dan mengingat reli luar biasa yang kita lihat pada harga emas, kami pikir adalah bijaksana untuk membukukan keuntungan,” kata  Kepala Investasi di Zaye Capital Markets, Naeem Aslam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.