Sukses

Jelang ASEAN-Indo Pasific Forum 2023, Himbara Pede Bisa Jalankan Sustainable Finance

Dalam rangka mendukung penerapan ESG, pada Triwulan II 2023 Himbara telah menyalurkan green financing dengan total sebesar kurang lebih Rp 906,9 Triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir mendorong perusahaan pelat merah sektor perbankan untuk menerapkan sustainable finance. Topik ini pula yang diperhatikan dalam gelaran ASEAN-Indo Pasific Forum (AIPF) 2023.

Melalui model bisnis yang dijalankan Himpuman Bank Negara (Himbara), BUMN dituntut untuk membangun ekosistem keuangan yang berkelanjutan berdasarkan prinsip Environmental Social Governance (ESG).

"Implementasi ESG berperan dalam mendorong pengembangan UMKM serta green financing di Indonesia. Per Juni 2023, jumlah debitur Ultra Mikro telah mencapai sekitar 29,5 juta debitur," ujar Wakil Menteri BUMN, Rosan Roeslani dalam keterangannya, Senin (4/9/2023).

"Selain itu, dalam rangka mendukung penerapan ESG, pada Triwulan II 2023 Himbara telah menyalurkan green financing dengan total sebesar kurang lebih Rp 906,9 Triliun. Selain itu, BSI juga telah menyalurkan sustainable financing sebesar Rp 51,46 Triliun pada Kuartal I," sambung dia.

Rosan menyebut, sustainable & innovative financing diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam ekosistem bisnis yang menantang. Utamanya melalui serangkaian upaya untuk menjaga stabilitas berkelanjutan saat menghadapi tantangan dan perubahan.

Sustainable & innovative financing diharapkan mampu mendorong para BUMN maupun para pelaku bisnis, tak terkecuali UMKM di berbagai sektor untuk dapat tumbuh secara merata dan menjadi yang terdepan di level internasional,” ungkapnya.

Holding Ultra Mikro sebagai gabungan dari Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM), diarahkan untuk mendukung perkembangan ekonomi berkelanjutan bagi UMKM dan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui eskalasi kelas UMKM agar dapat memasuki pasar Asia Pasifik.

"Holding Ultra Mikro diharapkan dapat menjadi katalis pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dengan memberdayakan dan memperluas akses layanan perbankan yang setara kepada masyarakat unbanked dan underbanked. Dampak finansial, sosial, dan ekonomi dari Holding Ultra Mikro kepada para nasabah juga cukup signifikan," urai Rosan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

BSI Ikut Dukung

Selain Holding Ultra Mikro, PT Bank Syariah Indonesia Tbk yang merupakan hasil merger dari anak usaha syariah BUMN Perbankan juga menjadi salah satu contoh inovasi yang mendukung sustainable financing. BSI, yang merupakan bank syariah terbesar di Indonesia ini merupakan hasil merger antara PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah.

Hingga Maret 2023, BSI memperoleh laba bersih sebesar Rp1,46 Triliun, yang mengalami kenaikan 47,65% dibanding tahun sebelumnya. BSI terus berperan aktif dalam menyalurkan pembiayaan keuangan berkelanjutan sebesar Rp51,46 triliun hingga Maret 2023, atau 24,13% dari total pembiayaan BSI.

Sejalan dengan tujuan BSI menjadi bank syariah terkemuka di tingkat global, BSI bergerak memperluas dan mengembangkan layanannya dengan menggaet investor strategis dari Timur Tengah dan beberapa negara Muslim lainnya.

"Pola sustainable & innovative financing yang dilakukan oleh BUMN ini diharapkan dapat terus dikembangkan, salah satunya di wilayah negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) dan Indo-Pacific," katanya.

Untuk itu, diperlukan platform inklusif bagi sektor publik, BUMN, dan swasta dari negara anggota ASEAN dan mitra untuk terlibat dalam diskusi yang konstruktif, mengidentifikasi potensi proyek yang nyata, dan menghasilkan kerja sama yang konkret dalam mempromosikan kolaborasi di Indo-Pasifik melalui AIPF.

 

3 dari 4 halaman

Bos InJourney Cari Investor di AIPF 2023

Holding BUMN Pariwisata dan Pendukungnya PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney membidik investor dari ajang ASEAN-Indo Pasific Forum (AIPF) 2023. Salah satu yang akan dipamerkan yakni Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Bali.

Direktur Utama InJourney Dony Oskaria menerangkan KEK Kesehatan Sanur merupakan proyek nasional untuk menjawab tantangan kebutuhan masyarakat Indonesia akan layanan fasilitas kesehatan yang lengkap dan berkualitas internasional.

KEK Sanur digadang mampu menangkap kembali devisa negara sebesar Rp 97,6 triliun per tahun yang sebelumnya dibelanjakan di luar negeri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Jumlah sebesar ini dibelanjakan oleh sekitar 2 juta masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri.

Dia menjelaskan pengembangan KEK Sanur menawarkan alur yang mengintegrasikan layanan kesehatan dan pariwisata. Ini dibalut dengan berbagai fasilitas yang terdapat di dalam kawasan, penerapan standar internasional serta keterlibatan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar negeri.

“Pengembangan KEK Sanur merupakan langkah transformasi strategis untuk menciptakan berbagai nilai tambah untuk Indonesia. Dengan adanya KEK Sanur ini, Indonesia akan memiliki pusat layanan kesehatan kelas dunia dan akan menjadi magnet pariwisata baru melalui konsep medical & wellness tourism," kata dia dalam keterangannya, Senin (4/9/2023).

"Kami juga turut mendukung kegiatan AIPF yang akan digelar pada 5-6 September 2023 nanti dengan menampilkan showcase KEK Sanur. Kami berharap dalam ajang ini dapat menarik para investor untuk dapat bekerjasama dengan kami," sambung Dony.

Perlu diketahui, AIPF merupakan ajang penting untuk memperkuat hubungan bilateral antar negara. Hal ini menjadi momentum bagi Kementerian BUMN dan BUMN untuk menunjukkan komitmen dan peran strategis tidak hanya di dan untuk Indonesia namun juga isu strageis di negara ASEAN Indo Pacific.

Salah satu hal yang dibahas dalam ajang tersebut adalah creative economy, kemudian inisiatif strategis dan proyek-proyek untuk menjawab tantangan pemulihan industri pariwisata dan konsep kreatif experience economy khususnya di negara-negara ASEAN Indo Pacific.

 

4 dari 4 halaman

Berdiri di Lahan 41,26 Hektare

Dibangun pada area seluas 41,26 Ha milik PT Hotel Indonesia Natour (PT HIN) yang merupakan member dari InJourney Group, KEK Sanur akan dikembangkan sebagai pusat layanan kesehatan dan pariwisata kelas dunia/berstandar internasional yang memiliki state-the art facilities yang terintegrasi.

Terdapat sarana akomodasi yang terdiri dari hotel dan resort hingga 1000 kamar, fasilitas bagi elderly people (usia lanjut), Ethnobotanical Garden, Convention Centre bertaraf Internasional yang mampu menampung hingga 5000 orang, Area Komersial, Sentra UMKM, serta berbagai fasilitas lain.

Direktur Utama PT HIN, Christine Hutabarat menyampaikan pihaknya selaku Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) KEK Sanur terus berupaya agar pembangunan atau pengembangan kawasan ini dapat menjadi akselerator peningkatan perekonomian di Bali.

“Kami berharap KEK Sanur akan menjadi World Class Medical and Wellness Destinations yang dapat dinikmati oleh pengunjung dengan berbagai fasilitas yang terintegrasi dan teknologi terkini. Sehingga tak hanya menjadi sarana berobat saja namun juga terdapat added value experience untuk menarik minat masyarakat Indonesia dan mengalihkan perawatan medis yang sebelumnya dilakukan di luar negeri menjadi di dalam negeri, yakni di Sanur Bali,” pungkas Christine.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.