Sukses

Stelina, Program Anyar Pemerintah Bangun Hilirisasi Industri Perikanan

Program Stelina diprakarsai pemerintah untuk meningkatkan traceability dan logistik industri perikanan Indonesia untuk mendukung hilirisasi industri perikanan.

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan penyedia solusi teknologi perikanan, FishLog berkomitmen mengimplementasikan sustainable fisheries traceability di Indonesia dan pasar global melalui program Sistem Ketertelusuran dan Logistik Ikan Nasional (Stelina). Program Stelina ini diprakarsai pemerintah untuk meningkatkan traceability dan logistik industri perikanan Indonesia untuk mendukung hilirisasi industri perikanan.

Co-Founder FishLog, Reza Fahlepi mengatakan, perusahaan melihat konsep traceability ini akan menjadi praktik standar dalam industri perikanan demi menjaga lingkungan, memastikan keamanan pangan, dan mempromosikan perdagangan ikan yang adil.

"Dengan mendukung rencana pemerintah pada program Stelina, FishLog berfokus pada keberlanjutan dan keterlibatan masyarakat serta mendorong perubahan positif dalam menetapkan tolok ukur baru di industri perikanan," kata Reza di Jakarta, dikutip Kamis (29/6/2023).

Reza menjelaskan bahwa FishLog berkomitmen untuk memanfaatkan platformnya dalam mendukung tujuan dari program Stelina di Indonesia. Dengan mengaktifkan konektivitas nasional dalam jaringan rantai dingin perikanan, FishLog memastikan bahwa setiap pemangku kepentingan mulai dari nelayan, pengolah hingga distributor, dapat berpartisipasi aktif dalam upaya traceability.

Pendekatan komprehensif ini tidak hanya membangun akuntabilitas tetapi juga memupuk rasa tanggung jawab bersama menuju industri perikanan yang berkelanjutan.

"Melalui misi ini, FishLog berkomitmen untuk menjadi perusahaan global dimana kami akan mulai beroperasi di beberapa negara. Ekspansi bisnis yang kami lakukan ini tidak hanya akan berfokus pada pertumbuhan bisnis FishLog tapi juga memprioritaskan sustainability dan traceability dalam industri perikanan juga kami akan mengimplementasi teknologi blockchain untuk bisa menelusuri asal ikan sehingga kualitas ikan tetap terjaga," tambah Reza.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pencegahan Pencurian Ikan

Kementerian Kelautan dan Perikanan memperkuat sistem ketertelusuran industri perikanan dan pencegahan pencurian ikan di Tanah Air dengan memperkenalkan Sistem Ketertelusuran dan Logistik Ikan Nasional (Stelina). Industri perikanan membutuhkan dukungan sistem yang menjamin keterkaitan hulu-hilir guna mencegah praktik IUU Fishing.

"Seluruh proses pengadaan, penyimpanan, distribusi dan pemasaran pada sektor hulu dan hilir memerlukan informasi riwayat produk beserta pergerakannya atau yang lebih dikenal dengan sistem ketertelusuran. Hal ini perlu integrasi dengan para pelaku industri perikanan terutama terkait konektivitas," ungkap Koordinator Kelompok Pemetaan dan Pemantauan PDS-KKP, Harlin.

 Teknologi digital sebagai salah satu upaya efisiensi mata rantai pasok industri perikanan dan pemberdayaan bagi pemilik usaha perikanan skala kecil hingga besar. Perlu adanya kolaborasi dengan berbagai aktor/stakeholder pelaku di sektor perikanan agar terbentuk ekosistem bisnis perikanan yang efektif, efisien, dan berkelanjutan.

"FishLog menjadi solusi dari ketertelusuran yang tercatat, terintegrasi, efisien dan berkelanjutan. FishLog membentuk ekosistem rantai pasok yang mendukung traceability dari hulu ke hilir. Warehouse Management System menjadi salah satu solusi dari keterlacakan produk perikanan secara digital," katanya.

 

 

3 dari 4 halaman

Pengusaha Indonesia Siap Ekspor Ikan hingga Arang ke Arab Saudi, Nilainya Capai Rp 2,3 Triliun

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyaksikan secara langsung penandatanganan 8 kerja sama antara pelaku usaha Indonesia dengan 5 pelaku usaha Arab Saudi. Nilai kontrak yang ditandatangani lebih dari USD 155,7 juta atau sekitar Rp 2,3 triliun.

Penandatanganan terdiri atas kontrak dagang, perjanjian kerja sama, dan nota kesepahaman (MoU). Penandatanganan tersebut berlangsung di Kantor Federation Saudi Chamber di Jeddah, Arab Saudi.

“Saya menyambut baik penandatanganan kontrak dagang, perjanjian kerja sama, dan MoU antara pelaku usaha Indonesia dengan Arab Saudi. Diharapkan kerja sama ini akan terus berlanjut dengan transaksi dagang yang semakin besar dan dengan komoditas yang semakin banyak jenisnya,” kata Mendag Zulkifli Hasan, dalam keterangannya, Selasa (24/1/2023).

Setelah penandatanganan kerja sama tersebut, pelaku usaha Indonesia akan mengekspor sejumlah komoditas ke Arab Saudi berupa bahan pangan, RBD palm olein, minyak goreng, produk ikan dan olahannya, daging, sayuran, dan olahannya, buah-buahan, kakao, beras, rempah-rempah, mi telur, dan arang.

Selain itu, dari penandatanganan 8 kerja sama tersebut, terdapat 2 MoU yang dikhususkan untuk pemenuhan kebutuhan jamaah haji dan umrah.

“MoU khusus untuk pemenuhan kebutuhan jamaah haji ditujukan untuk komoditas ikan dan olahannya dalam berbagai kemasan, serta daging dan sayuran dalam berbagai jenis kemasan,” ujar Mendag.

Dalam kesempatan tersebut, Mendag menegaskan perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri, salah satunya di Arab Saudi akan selalu siap membantu para pelaku usaha dalam meningkatkan ekspornya.

“Perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri selalu siap membantu para pelaku usaha Indonesia untuk mempromosikan produk-produknya, serta memperluas pasar dan meningkatkan ekspornya,” katanya.

4 dari 4 halaman

Peluang Ekspor

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi menambahkan, Kemendag akan terus berupaya meningkatkan ekspor dan total nilai perdagangan khususnya ke negara mitra dagang strategis dan nontradisional.

“Peluang ekspor Indonesia ke Arab Saudi masih sangat terbuka lebar. Untuk itu, kami mengajak para pelaku usaha untuk memanfaatkan peluang tersebut dengan optimal sehingga ekspor Indonesia ke Arab Saudi semakin meningkat,” ujar Didi.

Sementara, atase Perdagangan Riyadh Gunawan menambahkan, momen ini diharapkan dapat membuka peluang bagi Indonesia untuk semakin dikenal oleh masyarakat Arab Saudi.

“Kami akan terus mendorong lebih banyak kerja sama dengan pelaku usaha Arab Saudi untuk meningkatkan ekspor nonmigas,” ungkapnya.

Hal yang sama juga disampaikan Kepala ITPC Jeddah Muhammad Rivai Abbas. Menurutnya, potensi perdagangan antara Indonesia dan Arab Saudi dapat dimanfaatkan lebih optimal.

Melalui penandatanganan kerja sama ini, diharapkan hubungan perdagangan dan ekonomi kedua negara akan semakin meningkat. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.