Sukses

Daftar 5 Penumpang Kapal Wisata Titanic yang Meninggal, Miliarder Penjelajah hingga Pemegang Rekor Dunia Guinness

Di dalamnya ada CEO perusahaan kapal selam, penjelajah miliarder Inggris, penyelam Prancis, serta ayah dan anak.

Liputan6.com, Jakarta - Penjaga Pantai Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi lima penumpang kapal selam Titan yang merupakan kapal selam wisata Titanic yang hilang dinyatakan meninggal dunia. Selain miliarder Inggris, ada pula CEO perusahaan kapal selam yang menjadi korban.

Para pejabat mengatakan telah menemukan bagian kapal di antara puing-puing dekat reruntuhan Titanic. Puing-puing itu konsisten dengan "bencana ledakan kapal", kata Laksamana Muda John Mauger.

Melansir BBC, Jumat (23/6/2023), di dalamnya ada CEO perusahaan kapal selam, penjelajah miliarder Inggris, penyelam Prancis, serta ayah dan anak. Mauger mengatakan bahwa dia tidak bisa memastikan tubuh korban akan ditemukan atau tidak karena "lingkungan yang sangat tak kenal ampun" laut.

Namun, inilah lima korban kapal selam Titanic yang hilang dan dinyatakan meninggal dunia.

Stockton Rush (61 tahun)

Stockton Rush ialah kepala eksekutif OceanGate, perusahaan yang menjalankan pelayaran Titanic. Perusahaan tersebut mengonfirmasi bahwa dia ada di dalamnya.

Dia adalah seorang insinyur berpengalaman yang sebelumnya merancang pesawat eksperimental dan bekerja di kapal selam kecil lainnya.

Rush mendirikan perusahaan pada 2009, menawarkan pelanggan kesempatan untuk mengalami perjalanan laut dalam, dan menjadi berita utama global pada 2021 ketika mulai menawarkan perjalanan ke lokasi bangkai kapal Titanic.

Dengan USD 250.000, perusahaannya menawarkan penumpang kesempatan untuk melihat dari dekat tentang berbagai hal yang tersisa dari kapal terkenal itu. Peserta melakukan perjalanan sekitar 370 mil (595 km) dengan kapal yang lebih besar ke area di atas lokasi bangkai kapal, kemudian melakukan penyelaman selama delapan jam ke Titanic dengan kapal selam seukuran truk yang dikenal sebagai Titan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hamish Harding (58 tahun)

Petualang Inggris menjalankan Action Aviation, dealer jet pribadi yang berbasis di Dubai, dan menyelesaikan beberapa prestasi eksplorasi.

Dia mengunjungi Kutub Selatan beberapa kali - sekali dengan mantan astronot Buzz Aldrin - dan terbang ke luar angkasa pada 2022 dengan penerbangan berawak manusia kelima Blue Origin.

Dia memegang tiga Rekor Dunia Guinness, termasuk waktu terlama yang dihabiskan di kedalaman laut penuh saat menyelam ke bagian terdalam Palung Mariana.

Pada musim panas 2022, dia memberi tahu Majalah Penerbangan Bisnis bahwa dirinya besar di Hong Kong, memenuhi syarat sebagai pilot pada pertengahan 1980-an saat belajar di Cambridge, dan mendirikan perusahaan pesawatnya setelah menghasilkan uang dari perangkat lunak perbankan.

Dia mengatakan penyelaman Titanic seharusnya dilakukan pada Juni 2022, tetapi ditunda karena "sayangnya kapal selam itu rusak pada penyelaman sebelumnya". Dia mengatakan tidak ada yang terluka dalam insiden itu.

Akhir pekan lalu, dia mengatakan di Facebook bahwa misi itu "kemungkinan akan menjadi yang pertama dan satu-satunya pada 2023" karena kondisi cuaca buruk di Newfoundland, Kanada, tempat misi berangkat.

Patrick Woodhead, pendiri operator tur Inggris White Desert Antartika, mengatakan bahwa Harding adalah penjelajah penerbangan yang "luar biasa", dan bahwa pikiran serta doanya bersama istri Harding, Linda, dan putra-putranya.

Ada lagi Terry Virts, pensiunan astronot NASA, mengatakan bahwa temannya adalah "penjelajah Inggris klasik" yang menyukai petualangan dan penjelajahan, tetapi bukan pecandu adrenalin.

Harding - bersama dengan Paul-Henry Nargeolet yang juga berada di dalamnya - adalah anggota Klub Penjelajah, sebuah kelompok penjelajah berusia seabad yang kurang dikenal yang anggotanya termasuk Sir Edmund Hillary dan Amelia Earhart.

 

3 dari 3 halaman

Shahzada Dawood (48 tahun) dan Suleman Dawood (19 tahun)

Pengusaha Inggris Shahzada Dawood berasal dari salah satu keluarga terkaya di Pakistan. Dia bepergian dengan kapal selam bersama putranya Suleman yang masih seorang siswa.

Dawood tinggal bersama istrinya Christine dan anak lainnya Alina di Surbiton, London barat daya. Keluarga itu menghabiskan satu bulan di Kanada sebelum menyelam.

Shahzada menjadi wakil ketua konglomerat Pakistan Engro Corporation, yang merupakan perusahaan pupuk besar. Dia bekerja dengan Yayasan Dawood keluarganya, serta Institut SETI, sebuah organisasi penelitian berbasis di California yang mencari kehidupan di luar bumi.

Seorang juru bicara Istana sebelumnya mengatakan "pikiran dan doa" Raja menyertai semua yang ada di dalamnya. Keluarga Shahzada mengatakan dia tertarik untuk "menjelajahi berbagai habitat alami", dan sebelumnya pernah berbicara di PBB dan Oxford Union.

Dia belajar di Philadelphia AS dan University of Buckingham Inggris dan berhasil lulus pada 1998.

Sementara itu, Suleman adalah seorang mahasiswa di Universitas Strathclyde di Glasgow, yang baru saja menyelesaikan tahun pertamanya di Sekolah Bisnis universitas tersebut.

Menyusul berita kematiannya dan ayahnya, bibi Suleman mengatakan kepada NBC News bahwa remaja berusia 19 tahun itu mengatakan dia merasa "takut" tentang perjalanan itu, tetapi ingin menyenangkan ayahnya.

Paul-Henry Nargeolet (77 tahun)

Dijuluki Titanic, dia dilaporkan menghabiskan lebih banyak waktu di bangkai kapal daripada penjelajah lainnya dan merupakan bagian dari ekspedisi pertama yang mengunjunginya pada 1987, hanya dua tahun setelah ditemukan.

Dia adalah direktur penelitian bawah air di sebuah perusahaan yang memiliki hak atas bangkai kapal Titanic.

Menurut profil perusahaan, Nargeolet mengawasi penemuan ribuan artefak Titanic, termasuk "bagian besar", bagian lambung kapal seberat 20 ton.

Juru bicara keluarga Mathieu Johann menggambarkan Nargeolet sebagai "pahlawan super bagi kami di Prancis". "Dia adalah spesialis dunia Titanic, konsepsinya, kapal karam, dia telah menyelam di empat penjuru dunia," katanya.

Sesaat sebelum naik kapal selam, Nargeolet mengatakan dia telah menantikan ekspedisi tahun depan untuk memulihkan benda-benda dari bangkai kapal, tambahnya.

Istri Nargeolet, Anne, yang berkebangsaan Prancis, tinggal di Connecticut, sementara anak-anaknya tinggal di luar Prancis. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini