Sukses

Penggunaan PLTS di Indonesia Capai 271,6 MW pada 2022

Realisasi pemanfaatan energi surya melalui sistem PLTS di Indonesia hingga tahun 2022 telah mencapai angka 271,6 MW dengan jumlah pelanggan hingga 6.461 pelanggan lintas sektor, seperti residensial, sosial, pemerintah, bisnis, hingga industri.

Liputan6.com, Jakarta Standar pengelolaan kinerja perusahaan berlandaskan tata kelola perusahaan yang baik kini diperluas melalui penerapan konsep Environmental Social Governance (ESG) untuk membangun bisnis yang berkelanjutan, inklusif, dan ramah lingkungan.

Konsep ESG menuntut para pelaku industri untuk melaksanakan operasional bisnis salah satunya dengan menekan emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan operasional, seperti dengan memanfaatkan energi terbarukan sebagai sumber energi.

Realisasi pemanfaatan energi surya melalui sistem PLTS di Indonesia hingga tahun 2022 telah mencapai angka 271,6 MW dengan jumlah pelanggan hingga 6.461 pelanggan lintas sektor, seperti residensial, sosial, pemerintah, bisnis, hingga industri.

Hal tersebut sejalan dengan kinerja SUN Energy sepanjang tahun 2023 yang bekerja sama dengan para pelanggan menghasilkan total produksi energi listrik hingga 36.132.080 kWh dari beragam jenis industri.

“Pada tahun 2023 ini, SUN Energy menambah sederet pelanggan baru dari beberapa industri, yaitu industri manufaktur elektronik, kertas, jasa transportasi, personal care, furniture, oleokimia, fragrance hingga pipa," kata Chief Commercial Officer SUN Energy Dion Jefferson dikutip Rabu (21/6/2023).

"Kami melihat upaya transisi energi oleh perusahaan melalui pemanfaatan energi surya ini memiliki dua faktor utama, yaitu untuk menjalankan operasional industri rendah karbon serta menarik para investor besar menyuntikkan dananya pada perusahaan yang mengedepankan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG," lanjut dia.

Implementasi ESG menjadi bagian yang penting dari investasi dan pengembangan bisnis jangka panjang perusahaan meskipun kerap memiliki keterbatasan sumber daya. Sebagai mitra jangka panjang, SUN Energy memiliki skema pembiayaan tanpa biaya dimuka bagi perusahaan yang beralih ke energi surya sehingga mampu meminimalisir keterbatasan penerapan ESG di berbagai sektor.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penambahan Portofolio

Penambahan portofolio yang dicatatkan oleh SUN Energy sepanjang tahun 2023 ini diharapkan mampu menjadi momentum peningkatan kepercayaan para pelaku industri untuk memulai pemanfaatan sistem energi surya sebagai salah satu jenis energi terbarukan yang reliabel dan efisien.

Menjelang akhir kuartal II-2023, SUN Energy kembali meresmikan salah satu portofolio terbarunya pada industri jasa transportasi, yakni PT Blue Bird Tbk, sebagai bagian dari visi keberlanjutan Bluebird yakni mengurangi emisi karbon sebesar 50% pada tahun 2030 mendatang.

“Dengan total investasi PLTS pada proyek Blue Bird sebesar Rp2 Miliar, pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya investasi untuk instalasi tersebut. Para pelanggan cukup dengan pembayaran setiap bulan sesuai dengan produksi sistem energi surya yang keseluruhan produksinya digunakan untuk kebutuhan operasional perusahaan. SUN Energy telah memproduksi energi melalui sistem energi surya dengan total 467,718,987 kWh," tutup Dion.

Melalui bisnis model ini, SUN Energy dapat mengatasi keterbatasan penerapan aspek ESG bagi para pelaku industri sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Selain itu, upaya ini juga mendorong aktualisasi komitmen pemerintah dalam menyediakan pasokan energi listrik yang berkelanjutan sekaligus mendukung proses transisi energi bersama pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya.

 

3 dari 3 halaman

PLTS Sambas Perkuat Listrik Daerah Perbatasan Indonesia-Malaysia

PT PLN (Persero) memperkuat infrastruktur kelistrikan di wilayah perbatasan, dengan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di daerah Temajuk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

Keberadaan PLTS berkapasitas 371 kilowatt peak (kWP) ini diharapkan mendorong perekonomian masyarakat di wilayah yang berbatasan langsung dengan Kampung Melano, Malaysia.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, melalui kehadiran PLTS di wilayah terluar Indonesia ini jadi salah satu bentuk dalam mengakselerasi penggunaan energi hijau, sekaligus mendorong perekonomian masyarakat.

"Tidak hanya sekadar meningkatkan bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Melalui langkah ini, kita juga berupaya mendorong perekonomian bagi saudara-saudara kita di wilayah 3T melalui kehadiran listrik, kali ini di Sambas yang berbatasan langsung dengan Malaysia," ujar Darmawan, Selasa (6/6/2023).

Darmawan mengutarakan, dalam mengakselerasi transisi energi di Tanah Air, perseroan akan memaksimalkan potensi EBT yang terdapat di masing-masing daerah perbatasan.

"Dengan memaksimalkan potensi EBT yang terdapat di masing-masing wilayah, PLN akan terus mengakselerasi transisi energi di seluruh Tanah Air," imbuhnya.

Jaringan Listrik

Di sisi lain, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Kalimantan Barat Mochamad Soffin Hadi mengatakan, bersamaan dengan PLTS, PLN juga sedang menyelesaikan jaringan listrik untuk grid ke sistem isolated di daerah Temajuk.

"Saat ini kami berupaya memperkuat pasokan listrik ke daerah 3T. Khususnya di daerah Temajuk agar masyarakat dapat segera menikmati layanan listrik 24 jam, dan revitalisasi PLTS sebesar 371 kWP yang dijadwalkan beroperasi pada Agustus 2023 mendatang," kata Soffin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.