Sukses

IMF Ramal Pertumbuhan Ekonomi Timur Tengah hingga Asia Melambat di 2023

IMF memproyeksi pertumbuhan PDB riil di Timur Tengah dan Asia Tengah akan menurun menjadi 2,9 persen pada 2023.

Liputan6.com, Jakarta Pertumbuhan ekonomi di kawasan Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia Tengah diperkirakan akan melambat di tahun 2023 ini.

Hal itu diungkapkan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporan Regional Economic Outlook terbarunya per Mei 2023.

Melansir Channel News Asia, rabu (3/5/2023) IMF memproyeksi pertumbuhan PDB riil di Timur Tengah dan Asia Tengah akan menurun menjadi 2,9 persen pada 2023, dari 5,3 persen tahun lalu, sebelum meningkat menjadi 3,5 persen pada 2024.

Untuk kawasan Afrika Utara, IMF memproyeksi pertumbuhan ekonomi mereka akan melambat menjadi 3,1 persen pada 2023, dari 5,3 persen tahun lalu.

Organisasi itu juga melihat akan adanya perlambatan di negara-negara Kaukasus dan Asia Tengah, yang tumbuh 4,2 persen di 2023 dari 4,8 persen 2022 lalu.

"(Perlambatan disebabkan) ketidakpastian tinggi dan ada sejumlah risiko yang berdampak pada prospek kawasan ini," kata direktur regional IMF, Jihad Azour.

"Beberapa risiko bersifat global, juga terkait dengan risiko fragmentasi, tetapi beberapa di antaranya disebabkan oleh fakta bahwa sejumlah negara memiliki tingkat utang yang tinggi," bebernya

Maka dari itu, IMF menyoroti diperlukannya kebijakan moneter dan fiskal yang ketat di seluruh kawasan, dan kondisi keuangan yang ketat

"Menyerukan percepatan reformasi struktural untuk meningkatkan potensi pertumbuhan dan meningkatkan ketahanan," tulisnya.

Pertumbuhan ekonomi Mesir diperkirakan akan melambat menjadi 3,7 persen tahun ini dari 6,6 persen pada 2022 lalu, ungkap IMF, di tengah gejolak ekonomi negara itu. 

"Sangat penting untuk sebuah program yang akan dilaksanakan selama empat tahun untuk memperkuat kepercayaan dengan mempercepat reformasi, dan juga untuk menjaga disiplin di bidang ekonomi makro, untuk memastikan daya tarik ekonomi Mesir bagi investor dan pemulihan ekonomi mulai terbentuk," jelas Azour.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ramalan IMF: PDB Asia Pasifik Naik Jadi 4,6 Persen di 2023

Dana Moneter Internasional (IMF) menaikkan prediksinya untuk pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik. Melansir CNBC International, Selasa (2/5/2023) organisasi itu mengatakan bahwa pertumbuhan Asia-Pasifik terutama akan didorong oleh pemulihan di China dan pertumbuhan yang tangguh di India.

Ini terjadi ketika seluruh dunia bersiap untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dari kebijakan moneter yang diperketat serta perang Rusia Ukraina.

IMF memperkirakan produk domestik bruto Asia-Pasifik akan tumbuh 4,6 persen tahun ini, 0,3 poin persentase lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya pada Oktober 2022, menurut laporan prospek ekonomi regional IMF per Mei 2023.

Dengan pertumbuhan itu, menandai bahwa Asia-Pasifik akan berkontribusi pada sekitar 70 persen dari pertumbuhan global, yang ekonominya telah berkembang 3,8 persen pada tahun 2022.

"Asia dan Pasifik akan menjadi wilayah paling dinamis di dunia pada tahun 2023, terutama didorong oleh prospek yang baik untuk China dan India," kata IMF dalam laporannya.

"Dua ekonomi pasar berkembang terbesar di kawasan ini diharapkan berkontribusi sekitar setengah dari pertumbuhan global tahun ini, dengan negara Asia dan Pasifik lainnya berkontribusi seperlima tambahan," ungkap organisasi tersebut.

Di kawasan Asia, IMF menaikkan prospek pertumbuhannya untuk China, Malaysia, Filipina, dan Laos masing-masing menjadi 5,2 persen, 4,5 persen, 6 persen, dan 4 persen untuk tahun ini.

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

Untuk Indonesia, IMF memproyeksikan ekonomi akan tumbuh 5 persen di 2023 dan 5,1 persen di 2024 mendatang.

Meskipun memangkas perkiraan untuk pertumbuhan India, IMF masih melihat ekonomi negara itu akan tumbuh 5,9 persen di 2023.

Krishna Srinivasan, direktur IMF untuk departemen Asia dan Pasifik, menyarankan agar bank sentral di kawasan itu tetap memantau stabilitas harga.

"Kami percaya bahwa inflasi inti akan sulit, bank sentral perlu mengawasi inflasi dan mengatasi masalah secara langsung, jadi apa yang kami katakan adalah 'lebih tinggi untuk lebih lama' untuk Asia," kata Srinivasan kepada Street Signs Asia CNBC.

3 dari 4 halaman

IMF Turunkan Proyeksi Ekonomi Jepang Hingga Korea Selatan

Sementara itu, terlepas dari optimisme keseluruhan untuk kawasan Asia Pasifik, IMF menurunkan prediksinya untuk Jepang, Australia, Selandia Baru, Singapura, dan Korea Selatan.

"Permintaan eksternal yang lebih kuat dari China akan memberikan kelonggaran bagi ekonomi maju di kawasan ini, tetapi diperkirakan sebagian besar tidak sebanding dengan hambatan dari faktor domestik dan eksternal lainnya," kata IMF, menambahkan pertumbuhan di Asia di luar China dan India diperkirakan ke titik terendah pada tahun 2023.

IMF menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Jepang menjadi 1,3 persen di 2023, mencerminkan "permintaan eksternal dan investasi yang lebih lemah dan sisa dari pertumbuhan yang mengecewakan pada kuartal terakhir tahun 2022."

4 dari 4 halaman

Pelemahan Permintaan Domestik Bikin Prospek Ekonomi Australia dan Selandia Baru Loyo

Melemahnya permintaan domestik di Australia dan Selandia Baru akibat pengetatan bank sentral juga diperkirakan akan "mengurangi prospek pertumbuhan tahun ini masing-masing menjadi 1,6 persen dan 1,1 persen , katanya.

"Tekanan inflasi di ekonomi maju Asia diperkirakan akan lebih bertahan daripada yang diperkirakan dalam World Economic Outlook Oktober 2022, karena pertumbuhan upah baru-baru ini menjadi lebih nyata di Australia, Jepang, dan Selandia Baru," kata IMF dalam laporannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.