Sukses

BRI Catatkan Kinerja Gemilang di Kuartal I 2023, Salah Satunya Raup Laba RP15,56 T!

Di tengah kondisi perekonomian global yang sedang mengalami tantangan luar biasa dan perlambatan ekonomi terjadi, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tetap mencatatkan kinerja yang cemerlang.

Liputan6.com, Jakarta Di tengah kondisi perekonomian global yang sedang mengalami tantangan luar biasa dan perlambatan ekonomi terjadi, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tetap mencatatkan kinerja yang cemerlang. Pasalnya, BRI berhasil meraup laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp15,56 triliun di kuartal I tahun 2023 atau tumbuh sebesar 27,37 persen year on year (yoy). 

Direktur Utama BRI, Sunarso mengungkapkan bahwa di tengah gejolak ekonomi yang melanda dunia dan pada tiga bulan pertama, BRI dapat melanjutkan kinerja keuangan yang sangat signifikan dan positif tersebut.

"Capaian yang diraih tersebut tak lepas dari komitmen BRI untuk tetap tumbuh secara berkelanjutan dengan fokus di segmen UMKM yang telah menjadi pondasi pertumbuhan bisnis perusahaan selama lebih dari 127 tahun," ungkapnya dalam konferensi pers Kinerja Keuangan Triwulan I 2023, Kamis (27/4/2023).

Sunarso juga menyebut bahwa transformasi digital terus dilakukan BRI untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi serta layanan kepada para nasabah.

"Selain itu, BRI juga mencatat total penyaluran kredit yang tumbuh positif, yaitu Rp1.180,12 triliun dengan porsi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mencapai 83,86 persen dari total kredit BRI atau setara dengan Rp989,64 triliun," imbuhnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Manajemen Risiko yang Prudent

Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit yang besar tersebut diimbangi dengan pengelolaan manajemen risiko yang prudent. Pasalnya, rasio NPL pada akhir kuartal I 2023 sebesar 2,86 persen atau membaik dibandingkan dengan NPL pada periode yang sama tahun lalu sebesar 3,09 persen.

Sunarso mengatakan bahwa hal tersebut membuat credit cost BRI membaik, dari semula 2,78 persen pada kuartal I 2022 menjadi 2,39 persen di akhir kuartal I 2023.

“Meskipun kualitas kredit membaik, BRI tetap menyediakan pencadangan yang memadai dengan NPL Coverage mencapai 282,49 persen. Hal ini merupakan langkah antisipatif dan upaya mitigasi risiko menghadapi ketidakpastian perekonomian global, kenaikan inflasi dan suku bunga, dan perlambatan ekonomi dunia," katanya.

Sementara itu, dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI berhasil menghimpun DPK sebesar Rp1.255,45 triliun atau tumbuh double digit sebesar 11,45 persen yoy. Sunarso membeberkan bahwa pertumbuhan DPK tersebut ditopang oleh pertumbuhan dana murah atau CASA yang juga tumbuh sebesar 13,01 persen yoy menjadi Rp810,09 triliun.

"Fokus BRI mengakselerasi kemampuan dalam menghimpun dana murah tersebut membuat rasio CASA meningkat menjadi 64,53 persen, angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar 63,63 persen," bebernya.

“Selain itu, peningkatan CASA tersebut juga didukung oleh strategi BRI dalam meningkatkan transaksi nasabah di segmen mikro, ritel maupun wholesale,” tambah Sunarso.

3 dari 4 halaman

Optimalisasi Transaksi di Berbagai Segmen

Dalam segmen mikro dan ritel, penghimpuna CASA itu didukung oleh optimalisasi transaksi di berbagai segmen, seperti AgenBRILink, Super Apps BRImo, dan digital payment platform (BRI API).

"Sementara di segmen wholesale penghimpunan CASA dioptimalkan melalui pengembangan platform digital payment terintegrasi yang kami namakan Qlola," kata Sunarso.

Tak hanya itu, pendapatan berbasis komisi atau Fee Based Income (FBI) juga menopang kinerja BRI. FBI BRI tumbuh 11,45 persen yoy atau senilai Rp5,08 triliun.

“Pencapaian FBI tersebut sejalan dengan peningkatan jumlah Agen BRILink yang hingga Maret 2023 mencapai lebih dari 650 ribu agen dengan total nilai transaksi sebesar Rp325,65 triliun," kata Sunarso.

"Serta kenaikan jumlah transaksi finansial BRImo yang mencapai 99,07 persen yoy dengan total nilai transaksi mencapai Rp884 triliun dan jumlah pengguna yang mencapai lebih dari 26,3 juta user pada akhir kuartal I 2023," imbuhnya.

Sunarso juga mengatakan bahwa penetrasi layanan keuangan (financial inclusion) terus digencarkan implementasinya. Salah satunya dengan menerapkan hybrid bank business model yang akan menciptakan layanan perbankan lebih efektif, efisien, dan terintegrasi.

"Dari sisi efisiensi, keberhasilan BRI dalam melakukan efisiensi tercermin dari rasio BOPO, CER, dan CIR yang membaik dibandingkan periode yang sama tahun lalu. BOPO tercatat 64,47 persen, semakin baik dibandingkan BOPO pada Kuartal I 2022 sebesar 68,26 persen," ungkapnya.

"Selain itu, Rasio Cost Efficiency Ratio (CER) juga tercatat semakin membaik dari 45,68 persen di akhir Kuartal I 2022 menjadi 42,69 persen di akhir Kuartal I 2023, dan Cost to Income Ratio (CIR) semula 42,23 persen menjadi 41,83 persen, yang artinya semakin efisien," lanjut Sunarso.

4 dari 4 halaman

Rasio Keuangan pada Level yang Baik

BRI juga mampu menjaga rasio keuangan pada level yang baik. Hal itu terbukti dari Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 84,94 persen. Angka tersebut menunjukkan bahwa kondisi likuiditas masih sangat memadai untuk mendukung pertumbuhan bisnis ke depan.

"BRI juga mampu menjaga kondisi permodalan yang kuat dengan CAR mencapai 24,98 persen berada di atas minimum ketentuan regulator yang sebesar 17,5 persen dan risk appetite perusahaan sebesar 19 persen," jelas Sunarso.

“Dengan rasio kecukupan modal yang sangat memadai tersebut, BRI mampu mengantisipasi seluruh risiko utama yang terjadi dalam pengelolaan bank baik risiko pasar, risiko kredit maupun risiko operasional serta mendukung pertumbuhan bisnis ke depan secara jangka Panjang," tambahnya.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini