Sukses

Curhat Mendag Soal Impor Beras: Saya Supporting Bukan Importir

Mendag menegaskan bukan sebagai pihak yang 'tukang impor'. Tapi, menjalankan tugas usai diputuskan perlu melakukan impor.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menceritakan mengenai impor beras Bulog yang pernah jadi penugasannya. Menurutnya, posisi Mendag ada pada posisi mendukung, dan bukan menentukan.

Atas hal ini, Mendag menegaskan bukan sebagai pihak yang 'tukang impor'. Tapi, menjalankan tugas usai diputuskan perlu melakukan impor.

"Supporting, (fungsinya Kementerian) perdagangan, bukan tukang importir nih. Saya kalau dapat permintaan, perintah, baru kita laksanakan," ujar Mendag dalam Inspirato Sharing Session Liputan6.com, Jumat (31/3/2023).

Dia menjelaskan, keputusan impor bukan ada di tangannya. Tapi, perlu melalui serangkaian mekanisme. Mulai dari pengecekan stok, kemampuan penyerapan dalam negeri, hingga keputudan Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas dengan sejumlah pemangku kepentingan.

Setidaknya ada beberapa unsur dalam rapat. Yakni, Bulog, Kemenko Bidang Perekonomian, Kementerian Pertanian, hingga Kementerian Perdagangan.

"Ada rapat kabinet, kalau memutuskan beras Bulog harus ada stoknya itu 1,2 juta (ton), kalau gak ada gimana? Diputuskan, Bulog yang minta (mengajukan impor), (kementerian) pertanian, Menko, Presiden pimpin (rapat), putus (ada keputusan). Nah saya melaksanakan tugas," bebernya.

Ini jadi langkah terakhir untuk pemenuhan stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikuasai Bulog. Tujuannya untuk melakukan stabilisasi harga di tingkat konsumen. "Kalau dari petani berasnya gak ada, baru dikirim dari luar, impor," tegasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pastikan Harga Terkendali

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan kenaikan harga bahan pangan bisa tetap dikendalikan. Mengingat adanya tren kenaikan harga saat ramadan ini.

Diketahui, beberapa bahan pangan mengalami kenaikan seperti telur ayam ras yang sempat menyentuh Rp 29.000 per kilogram. Kemudian, daging ayam hingga bawang-bawangan yang merangkak naik.

Menurut Mendag Zulkifli, kenaikan harga ini wajar terjadi karena meningkatnya permintaan dari konsumen. Namun, poin pentingnya adalah kenaikannya bisa dikendalikan.

"Harga kalau bulan suci ramadan naik. Cuma naiknya ini akan kita kendalikan agar jangan sampe melebihi kemampuan daya beli masyarakat," ujarnya dalam Inspirato Sharing Session Liputan6.com, Jumat (31/3/2023).

 

3 dari 3 halaman

Stok Berlimpah

Salah satu upaya mengendalikan harga itu, kata dia, bisa dengan memastikan stok komoditas pangan itu tercukupi.

Mendag Zulkifli mengklaim kalau stoknya kali ini tengah berlimpah. "Karena memang setiap lebaran, karena permintaannya banyak ya hukumnya dagang pasti adanya (harga) naik. Yang penting stoknya cukup, stoknya berlebih dan kenaikan itu bisa dikendalikan," sambung Mendag.

Ketua Umum PAN ini juga memastikan kalau stok bahan pangan masih dalam keadaan yang cukup. Menurutnya, masih bisa menanggulangi kenaikan permintaan yang terjadi.

Sehingga, harga di pasaran tidak terpengaruh signifikan akibat minimnya stok akibat kenaikan permintaan.

"Cukup, barangnya ada. Jadi bapak ibu masyarakat yang melaksanakan puasa menjelang lebaran, barang bahan pokok tersedia cukup, stoknya banyak," imbau dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.