Sukses

5 Desa Wisata Bakal Jadi Tumpuan Labuan Bajo Bangkitkan Pariwisata

Kemenparekraf kembali menggelar kegiatan Sosialisasi Sadar Wisata 5.0 di 5 desa wisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) kembali menggelar kegiatan Sosialisasi Sadar Wisata 5.0 di 5 desa wisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Kegiatan ini menjadi ajang membangkitkan kembali peran desa dalam sektor kepariwisataan melalui peran aktif warga dan pelaku pariwisata.

Sosialisasi Sadar Wisata merupakan bagian dari Kampanye Sadar Wisata 5.0, yang menjadi program unggulan Kemenparekraf yang didukung Bank Dunia. Mengangkat pesan utama Sapta Pesona, CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability), serta Pelayanan Prima.

Sosialisasi ini diharapkan dapat mendukung kesiapan para pelaku pariwisata dalam menjawab kebutuhan tren pariwisata yang tengah bergeser menuju pariwisata berkualitas atau quality tourism.

Menparekraf/Baparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno menegaskan, quality tourism adalah fokus akan terus digarap,

“Kita terus mengadopsi dan menggarap quality tourism. Jadi pembangunan sektor pariwisata tidak hanya fokus pada angka-angka kedatangan, tapi bagaimana kualitasnya. Kita ingin menghadirkan pariwisata yang mengimplementasikan cara-cara yang efektif, efisien, dan berorientasi hasil,” ujarnya dikutip Kamis (9/3/2023).

Desa wisata yang terpilih menjadi lokasi kegiatan, dua diantaranya merupakan desa penyangga wilayah di sekitar Taman Nasional Komodo, yakni Desa Komodo dan Pasir Putih.

Desa Wisata Komodo merupakan salah satu habitat asli Komodo, warga setempat kini tengah bergiat mengembangkan produk wisata terkait satwa langka tersebut sekaligus mengelola potensi keelokan alamnya.

Desa Wisata Pasir Putih

Adapun Desa Wisata Pasir Putih saat ini tengah memulai penanaman koral, mengembangkan konsep desa pelangi di tengah laut, serta pemanfaatan kekayaan laut.

Sementara 3 desa wisata lainnya, memiliki letak geografis tak jauh dari Kota Labuan Bajo, yakni Desa Batu Cermin, Golo Bilas dan Gorontalo, diharapkan dapat memperkaya alternatif wisata di kawasan yang telah ditetapkan pemerintah sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas ini.

Desa Wisata Batu Cermin misalnya, telah dikenal wisatawan dengan adanya Gua Batu Cermin, tengah bertumbuh dengan adanya sanggar budaya yang mengangkat kesenian tradisional setempat.

Adapun Desa Wisata Golo Bilas yang subur dan hijau, dikaruniai potensi wisata alam, serta memiliki UMKM produk herbal petani, sedangkan Desa Wisata Gorontalo dengan letaknya yang strategis dekat pusat kota, tengah berbenah memulai potensi yang dapat dikembangkan, untuk menarik kunjungan wisatawan.

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Peluang Bagi Desa Wisata

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Martini Mohamad Paham juga menyebut pariwisata berkualitas menciptakan peluang bagi desa wisata untuk mengambil peran.

“Wisatawan saat ini mencari tempat-tempat wisata baru, masyararakat perkotaan juga memilih desa wisata sebagai alternatif tempat wisata, Ini menjadi peluang bagi kita semua untuk membangun desa wisata,” ungkapnya.

Saat membuka Sosialisasi Sadar Wisata 5.0 di Labuan Bajo, Analis Kebijakan Ahli Madya Kemenparekraf Ari Prasetio pun menegaskan, bahwa pemberdayaan desa melalui sektor pariwisata adalah wujud nyata kedaulatan bangsa dalam membangun kepariwisataan.

“Kedaulatan pariwisata berangkat dari desa,” tuturnya.

Untuk itu, ia mendorong partisipasi aktif warga dalam menghidupkan kepariwisataan di desa masing-masing, sehingga setiap pihak dapat menjaga keberlanjutan pariwisata nusantara.

 

3 dari 3 halaman

Tingkatkan Kualitas Pariwisata

Pada kesempatan ini, Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat Chrispinianus Mesima, mengajak para peserta Sosialisasi untuk memanfaatkan kesempatan mendapatkan pelatihan dengan baik, mendengarkan dengan pikiran dan hati terbuka.

Untuk menjaga dan tetap meningkatkan kualitas pengembangan pariwisata, tuturnya, pelaku pariwisata pun harus terus diingatkan kembali akan pentingnya hal-hal yang barangkali sudah diketahui bersama, namun seringkali pelaksanaannya belum sesuai dengan harapan.

“Dunia terus melangkah maju, sehingga kita harus terus mengisi diri kita dengan pengetahuan yang terus berkembang, termasuk tentang Sapta Pesona, Pelayanan Prima dan CHSE,” ujar Chris.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.