Sukses

Dua UMKM Binaan BRI Ini Siapkan Calon Desa Brilian di Katongan Gunungkidul

Desa Katongan kini menuju Desa Brilian.

Liputan6.com, Gunungkidul Gunungkidul terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau. Mulai dari pemandangan karstnya yang spektakuler, pantai-pantai indah, hingga gua-gua alam yang menakjubkan. Di balik pesona alamnya yang luar biasa, kabupaten di DIY ini juga punya banyak desa wisata yang kaya akan budaya lokal.

Keberadaan desa wisata di Gunungkidul menjadi salah satu daya tarik utama bagi wisatawan yang mencari pengalaman wisata yang autentik dan berbeda. Salah satu desa wisata yang sedang berkembang saat ini adalah Desa Wisata Katongan yang berada di Kecamatan Nglipar, Gunungkidul.

Berjarak 10 kilometer dari Wonosari, ibu kota Kabupaten Gunungkidul, Desa Wisata Katongan menawarkan paket wisata alam, edukasi, hingga budaya. Sugeng Apriyanto, ketua kelompok Desa Wisata Katongan menyebutkan, desa ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat setempat dalam pengelolaan dan pengembangan pariwisata yang ada.

“Di Desa Katongan ini ada banyak potensi wisata mulai dari alam, edukasi, budaya, sampai religi. Semua dikelola masyarakat desa” ujar Sugeng saat ditemui di rumahnya Sabtu (2/3/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Tawarkan paket desa wisata

Desa Katongan menawarkan beragam paket wisata yang bisa dipilih pengunjung. Paket ini bertujuan untuk memberikan pengalaman yang autentik kepada wisatawan tentang kehidupan pedesaan, budaya lokal, serta kekayaan alam dan budaya yang dimiliki oleh Desa Katongan. Di desa ini pengunjung bisa mengambil paket outbound, wisata religi, wisata budaya, dan wisata edukasi. 

“Ada outbound di Punthuk Kepuh, wisata religi Gedhong Gedhe, serta edukasi madu lanceng dan aloe vera” ujar Sugeng.

Punthuk Kepuh merupakan lereng dan puncak bukit dengan panorama pengunungan karst khas Gunungkidul. Gedhong Gedhe merupakan wisata religi di mana di sini terdapat makam Eyang Jayeng Katong yang merupakan sosok di balik cikal bakal berdirinya kabupaten Gunungkidul.

Sementara edukasi madu lanceng dan aloe vera merupakan paket andalan di desa ini. Di sini, pengunjung bisa merasakan budidaya madu lanceng dan aloe vera dari hulu ke hilir.

3 dari 5 halaman

Wisata edukasi madu lanceng

Salah satu daya tarik utama dari Desa Katongan adalah dua wisata edukasi madu lanceng dan aloe vera. Desa ini memang terkenal dengan budidaya lebah madu lanceng dan tanaman aloe vera. Kedua usaha budidaya ini masing-masing membentuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). 

Sugeng merupakan pelopor petani madu lanceng yang ada di Katongan. Bersama 30 petani lebah di Katongan, Sugeng membuka wisata edukasi bertani madu lanceng. Wisata ini menawarkan pengalaman unik kepada pengunjung untuk memahami secara langsung proses produksi madu lanceng dari awal hingga akhir. 

Madu lanceng merupakan madu yang dihasilkan dari lebah Trigona Spp. Lebah ini merupakan salah satu spesies lebah tak menyengat yang banyak ditemui di daerah tropis, termasuk di Indonesia. Madu lanceng yang dibudidayakan Sugeng punya keistimewaan dibanding jenis madu lainnya. Lebah Trigona menghasilkan madu dengan 7 enzim bermanfaat di dalamnya. 

“Begitu dikonsumsi manusia, (kandungan madu) langsung ikut aliran darah dalam waktu kurang satu menit, 10-12 detik itu sudah bisa dicerna, dan menjadikan tubuh kita ini fresh lagi” ujar Sugeng.

Di paket edukasi madu lanceng, Sugeng menawarkan paket lengkap mulai dari pengetahuan dasar tentang lebah madu lanceng, mengunjungi sarang lebah madu lanceng yang ditempatkan di kendi-kendi, dan memperlihatkan proses penyarian madu dari sarang lebah hingga menjadi produk yang siap dikonsumsi.

Pengunjung juga dijelaskan teknik pemeliharaan lebah, termasuk perawatan sarang, penyediaan pakan, pengendalian hama dan penyakit, serta manajemen koloni untuk mendapatkan hasil madu yang optimal. Di akhir kelas, pengunjung bisa membawa satu kendi berisi sarang lebah madu lanceng yang bisa dibudidayakan di rumah masing-masing.

4 dari 5 halaman

Wisata edukasi aloe vera

Berjarak 5 kilometer dari pusat budidaya madu lanceng, terdapat pula wisata edukasi budidaya aloe vera yang terletak di dusun Jeruklegi, Desa Katongan. Wisata ini memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk belajar tentang budidaya Aloe vera secara langsung, mulai dari penanaman hingga pengolahan produk-produk Aloe vera. 

Pengelola wisata edukasi aloe vera ini adalah Alan Efendhi yang memulai usahanya sejak 2014 silam. Hingga kini Alan fokus memanfaatkan budidaya aloe veranya untuk potensi kuliner dan edukasi. 

“Kami di Gunungkidul yang pertama menyuguhkan wisata edukasi hulu hilir. Wisata belajar yang menyuguhkan dari mulai nanam, perawatan sampai mengolah hasil dari budidaya" ujar Alan.

Dua wisata edukasi ini memang menawarkan edukasi dari hulu ke hilir produksi madu lanceng dan aloe vera. Konsep wisata edukasi hulu ke hilir budidaya madu lanceng dan Aloe vera bertujuan memberi pemahaman lebih mendalam tentang pentingnya kedua komoditas ini, serta proses produksi dari awal hingga akhir. Edukasi ini juga memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk merasakan secara langsung produk-produk yang dihasilkan dan memperoleh pengetahuan yang bermanfaat tentang  madu dan Aloe vera.

 

5 dari 5 halaman

Jadi Calon Desa Brilian

Madu lanceng dan aloe vera sendiri merupakan UMKM binaan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang ada di Kecamatan Nglipar, Gunungkidul. Kedua UMKM inilah yang menjadi ikon Desa Katongan yang sedang didaftarkan menjadi Desa Brilian 2024. 

Dari Desa Brilian ini, Sugeng punya harapan besar pada BRI untuk bisa mengembangkan desanya. Ini bisa didapat dari pelatihan, bimbingan, dan dukungan keuangan. 

“Di sini masyarakat sudah kadung cinta sama BRI, jadi kalau bisa selalu memberi program pemberdayaan ke masyarakat” ujar Sugeng.

Desa Brilian merupakan salah satu program dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang bertujuan untuk mengembangkan potensi desa-desa di Indonesia menjadi desa yang mandiri dan unggul dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial, dan lingkungan. Program ini merupakan bagian dari upaya BRI untuk mendukung pembangunan ekonomi di tingkat lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan.

Desa-desa yang terlibat dalam program Desa Brilian diharapkan dapat menjadi model kemajuan desa yang dapat diadopsi oleh desa-desa lainnya. Di sini, BRI memberikan dukungan dalam hal permodalan, pelatihan, pengembangan pasar, dan akses ke pasar untuk produk-produk unggulan desa.

Ari Wibowo, Kepala BRI Unit Nglipar menyebutkan, Desa Katongan sudah didaftarkan sebagai Desa Brilian pada 2024 ini. Nantinya, desa ini akan diseleksi lebih lanjut sampai akhirnya terpilih mendapat pendampingan dan dana pembinaan. Ari menuturkan, tujuan dibentuknya Desa Brilian adalah mendorong masyarakat desa tersebut untuk berdaya melalui potensi desanya.

“Salah satu tujuan dari Desa Brillian adalah agar masyarakat di desa meningkat taraf hidupnya. Caranya dengan ber-UMKM” ujar Ari saat ditemui di Kantor Unit BRI Nglipar, Selasa (5/3/2024).

Untuk menjadi Desa Brilian, perlu ada ekosistem BRI di dalamnya. Ekosistem ini meliputi UMKM binaan BRI, Agen BRILink, agen UMI, hingga nasabah setia BRI. Desa Katongan, menurut Ari sudah punya ekosistem tersebut. Ia optimis bahwa Desa Katongan bisa tumbuh menjadi desa yang berdaya.

“Adanya dua klaster itu (madu lanceng dan aloe vera), menjadi pilot project kami. Semoga nanti dengan adanya dua klaster itu bisa memberikan kesadaran kepada masyarakat sekitar kalau ternyata ada banyak sekali potensi” ujar Ari. 

Ari berharap, ke depannya makin banyak lahir pelaku-pelaku UMKM penggerak perekonomian di Desa Katongan . Desa Brilian menjadi harapan Sugeng dan lebih dari 5 ribu jiwa di Desa Katongan untuk terus berkembang. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.