Sukses

Terkait Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Aspebindo Minta Ada Evaluasi dan Terobosan Aspek HSSE

Wajar ketika banyak pihak yang mempertanyakan komitmen PT Pertamina terhadap aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) usai insiden kebakaran Depo Pertamina Plumpang.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batubara Indoensia (ASPEBINDO) Anggawira mengatakan, menjadi wajar ketika banyak pihak yang mempertanyakan komitmen PT Pertamina terhadap aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE).

Hal ini terkait insiden kebakaran diDepo Pertamina Plumpang, Tanjung Priok Jakarta Utara pada Jumat, 3 Maret 2023. Depo ini merupakan fasilitas BBM terbesar di jantung ibukota Jakarta yang turut memakan korban jiwa dari kalangan masyarakat umum.

Diketahui, dalam insiden tersebut setidaknya 19 nyawa melayang, 49 korban luka-luka, serta 3 orang dalam pencarian.

Bukan hanya Plumpang, dalam tiga tahun terakhir tercatat ada enam kilang dan atau depo Pertamina terbakar.

"Saya rasa dengan berbagai insiden yang terjadi ini harus ada tindakan dengan mengeluarkan kebijakan atau terobosan masif untuk mengatasi persoalan HSSE ini. Ini berlaku bukan hanya untuk Pertamina tapi untuk seluruh pelaku industri gas dan minyak bumi," ungkap Anggawira dalam keterangan tertulis, Rabu (8/3/3023).

Anggawira menambahkan perlunya buffer zone atau zona penyangga di setiap depot Bahan Bakar Minyak (BBM). Sebab, depo BBM merupakan area berbahaya yang di sekelilingnya terdapat zat-zat yang mudah terbakar.

Buffet Zone Depo Pertamina

"Menurut saya, buffer zone itu sebagai sabuk pengaman di area depo BBM berada. Adanya buffer zone merupakan bagian dari aspek HSSE (Health, Safety, Security and Environment) di sekitar wilayah tangki timbun yang rentan dengan risiko kebakaran. Lahan di sekeliling lokasi depo BBM bisa dibebaskan dan dimanfaatkan sebagai area penghijauan," ujar dia.

"Saya melihat Pertamina sudah bergerak cepat untuk menanggulangi insiden kebakaran ini, utamanya berfokus pada korban. Hal ini sudah merupakan prosedur mitigasi ketika kecelakaan terjadi. Namum demikian, perlu ada yang namanya evaluasi sehingga terobosan yang bisa menguatkan aspek HSSE. Jangan sampai kejadian ini bisa terulang kembali, dan perlu diperhatikan jika insiden ini terjadi kembali bagaimana prosuder penyelamatan sebagai standarnya untuk meminimalisir dampaknya," tutup Anggawira yang saat ini juga menjabat sebagai Sekjen BPP HIPMI.

Selain korban jiwa dan luka-luka, insiden ini juga berdampak pada lebih dari 570 warga harus mengungsi dan bergantung pada bantuan yang diberikan PT Pertamina maupun donasi dari berbagai lapisan masyarakat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Erick Thohir Copot Direktur Pertamina Dedi Sunardi Usai Kebakaran Depo Pertamina Plumpang

Menteri BUMN Erick Thohir dikabarkan telah mencopot direksi PT Pertamina (Persero). Posisi yang dicopot adalah Direktur Penunjang Bisnis Pertamina yang dijabat Dedi Sunardi.

Kabar ini dibenarkan oleh VP Coporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso. Dia menyebut kalau penggantiannya telah resmi dilakukan pada Rabu, (8/3/2023), hari ini.

"Iya (penggantian per hari ini)," kata dia kepada Liputan6.com.

Fadjar mengatakan, untuk sementara posiis Direktur Penunjang Bisnis akan dirangkap oleh Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Erry Widiastono.

"Iya (ada penggantian direksi), dirangkap Pak Erry," urainya.

 

3 dari 3 halaman

Pergantian Direksi Pertamina

Sementara itu, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga belum mengonfirmasi lebih jauh soal kabar pencopotan direksi tersebut. Namun, dia memang menyiratkan adanya penggantian direksi Pertamina.

"Tunggu aja (pengumumannya)," kata dia saat dimintai konfirmasi.

Diketahui, soal pencopotan direksi ini sudah jadi sinyal yang diberikan Erick Thohir pasca kebakaran Depo Pertamina Plumpang di akhir pekan lalu. Erick mengatakan ada peluang pencopotan tersebut imbas dari kebakaran.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.