Sukses

Jalur Kereta Banten, Ciwidey, dan Garut Bakal Direaktivasi, tapi Terhadang Masalah Ini

Kementerian Perhubungan mencatat cukup banyak rencana untuk mengaktifkan kembali jalur kereta api di daerah. Penertiban lahan jadi salah satu yang menghambat rencana tersebut.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan mencatat cukup banyak rencana untuk mengaktifkan kembali jalur kereta api di daerah. Penertiban lahan jadi salah satu yang menghambat rencana tersebut.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub, Djarot Tri Wardhono menerangkan kalau penertiban lahan di jalur-jalur yang sudah lama tak terpakai pastinya membutuhkan biaya yang cukup besar. Ditambah lagi jika dibutuhkan pembangunan jalur baru.

"Memang cukup banyak daerah-daerah yang secara studi kita sedang tunggu reaktivasi, termasuk yang di Banten sudah ada, daerah Ciwidey, dan paling baru di Garut," kata dia dalam Media Briefing di Kementerian Perhubungan, Kamis (2/3/2023).

"Kalau kita lihat dari sistem anggaran yang ada, reaktivasi itu tantangannya adalah penertiban lahan itu, yang memang bukan pembebasannya," sambung dia.

Mengenai biaya reaktivasi jalur lama yang sudah tak terpakai, kata dia, tergantung dengan kondisinya. Misalnya, jalurnya sudah ada, dan hanya perlu untuk mengganti beberapa bagian seperti bantalan rel, maka biayanya akan lebih murah.

"Tapi kalau memang kita haruss mengganti itu semua (rel dan bantalan rel), ini yang biayanya menjadi mendekati dengan pembangunan baru," urainya.

Dia juga mencontohkan proses reaktivasi jalur kereta Garut. Menurutnya itu jadi satu hal yang menarik dengan biaya yang tak terlalu besar. Namun, lagi-lagi tantangannya adalah penertiban lahan disekitaran jalur KA lama.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Masih Ada Potensi

Lebih lanjut, Djarot menerangkan kalau masih ada peluang untuk mengaktifkan kembali jalur KA lama. Kembali lagi, ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan.

Sebut saja, beberapa waktu lalu, sempat ramai dibicarakan mengenai kondisi jalur KA Bandung-Ciwidey. Jalur ini terakhir digunakan pada 1982 silam.

Jika jalur ini diaktifkan kembali, berpotensi menggerakkan ekonomi di wilayah sekitar. Apalagi kawasan Ciwidey, Kabupaten Bandung memiliki potensi wisata yang cukup diminati.

"Tetap ada potensi dihidupkan (kembali), tetapi pertimbangan-pertimbangan yang kita lakukan baik ekonomi, teknis dan anggaran yang menjadikan kita menentukan prioritas mana yang akan kita bangun," pungkasnya.

 

3 dari 4 halaman

Reaktivasi KA Cibatu

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI kembali mengoperasikan Jalur KA Garut-Cibatu di wilayah Jawa Barat. Acara peresmian dilakukan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, bersama Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo dan Bupati Garut Rudy Gunawan di Stasiun Garut, Kamis (24/3/2022).

Jalur Garut-Cibatu dibuka pertama kali pada masa Kolonial Belanda di 1889, dan berhenti beroperasi pada 1983. Melihat potensi yang ada, KAI mulai melakukan proses reaktivasi jalur tersebut sejak 2018. Dalam reaktivasi jalur sepanjang 19 km tersebut, juga dioperasikan kembali 3 stasiun yaitu Stasiun Garut, Wanaraja, dan Pasirjengkol.

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo mengungkapkan apresiasinya kepada seluruh pihak. Sehingga reaktivasi jalur kereta api Cibatu-Garut dapat terealisasi.

"Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pak Menteri Perhubungan, Menteri BUMN, Pemprov Jabar, Pemkab Garut serta kepada seluruh warga Kabupaten Garut atas dukungannya selama ini ke KAI," ujar Didiek pada acara peresmian.

"Saya juga berterima kasih kepada seluruh elemen masyarakat yang terlibat aktif dan antusias dalam mendukung reaktivasi lintas Garut-Cibatu sejak awal, hingga akhirnya pada hari ini kita bersama-sama menjadi bagian dari sejarah pengoperasian kembali jalur Garut-Cibatu," imbuhnya.

 

4 dari 4 halaman

Bangunan Baru

Setelah direaktivasi, kini Stasiun Garut memiliki bangunan baru yang menyediakan ruang pelayanan pelanggan, ruang VIP, ruang laktasi, pos kesehatan, ruang keamanan, masjid, toilet difabel, area UMKM, area komersial, ATM, area bermain anak, dan fasilitas lainnya.

KAI juga masih menjaga keaslian gedung Stasiun Garut yang lama sebagai bentuk pelestarian bangunan bersejarah.

Didiek mengatakan, latar belakang dan tujuan dari pengoperasian KA ini untuk menyediakan jasa transportasi kereta api yang terjangkau untuk masyarakat Garut dan sekitarnya yang akan melakukan perjalanan ke luar kota.

Sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat Garut, khususnya dari potensi kebangkitan wisata. Termasuk membantu para pengusaha kecil di sekitar stasiun dalam memasarkan produk lokal mereka dengan kehadiran Pojok UMKM.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.