Sukses

Elon Musk Kagumi Pasar Tesla di China, Ini Alasannya

Elon Musk mengungkapkan bahwa ia mengapresiasi perusahaan mobil di China, menyebutnya sebagai pasar paling kompetitif di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu orang terkaya di dunia sekaligus CEO Tesla, Elon Musk mengungkapkan bahwa dirinya menilai China sebagai salah satu pasar kendaraan listrik paling kompetitif, karena keunggulan yang dimiliki pekerja di negara itu.

Melansir Channel News Asia, Minggu (29/1/2023) ketika ditanya tentang persaingan Tesla, Elon Musk menjawab bahwa dia mengapresiasi perusahaan mobil di China, menyebutnya sebagai pasar paling kompetitif di dunia.

Namun, Elon Musk tidak menyebut secara spesifik tentang perusahaan mobil mana yang ia rujuk.

"Mereka bekerja paling keras dan mereka bekerja paling cerdas," kata Elon Musk.

"Jadi kami menduga, mungkin ada beberapa perusahaan dari China yang paling mungkin menjadi yang terbesar kedua setelah Tesla," ungkap sang miliarder.

Tesla bahkan baru-baru ini mempromosikan jabatan eksekutifnya di China yakni Tom Zhu, untuk menjalankan pabrik dan penjualan mobil mereka di Amerika dan Eropa.

"Tim kami menang di China. Dan menurut kami kami benar-benar mampu menarik talenta terbaik di China. Jadi semoga itu terus berlanjut," beber Musk.

Selain itu, Tesla juga telah memotong harga sebagai tanggapan atas persaingan yang meningkat dan permintaan yang melambat di China, diikuti oleh pemangkasan di Amerika Serikat dan pasar lainnya.

Ini bukan pertama kalinya CEO SpaceX memuji pekerja dan industri di China.

Pada tahun 2021, Musk menyebut perusahaan mobil China "paling kompetitif di dunia", dengan mengatakan beberapa dari mereka sangat ahli dalam perangkat lunak.

Dia juga mengatakan pekerja di China telah "membakar lemak jam 3 pagi" untuk menjaga pabrik Tesla tetap beroperasi selama lockdown Covid-19 tahun lalu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

China Sebagai Salah Satu Pasar Terbesar Tesla

Sebagai informasi, China merupakan pasar terbesar kedua Tesla dan menyumbang sekitar dua pertiga dari semua penjualan kendaraan listrik secara global pada tahun 2022. 

Fakta unik lainnya, negara itu juga merupakan lokasi pabrik terbesar Tesla.

Selain itu, China juga menjadi pasar yang mendorong penggunaan kendaraan listrik dan penuh dengan saingan dalam model dan harga mobil, termasuk Xpeng, Nio, dan BYD.

Tesla, yang merilis penghasilan keuangannya pada Rabu (25/1) mengatakan bahwa mereka melakukan pemotongan harga baru-baru ini untuk menarik permintaan, dan memotong biaya dengan maksud agar bisa tumbuh di tengah ancaman resesi tahun ini.

3 dari 4 halaman

Kehilangan Uang Rp 3.100 Triliun, Elon Musk Masuk Guinness World Record

 Miliarder sekaligus salah satu orang terkaya di dunia, Elon Musk baru saja mendapat gelar baru setelah beberapa waktu lalu kekayaannya anjlok hingga mencetak rekor.

Melansir CNBC international, Rabu (11/1/2023) CEO Tesla itu masuk ke dalam buku Rekor Dunia Guinness (Guinness World Record) tahun 2022 karena kekayaannya yang menyusut hingga USD 182 miliar atau sekitar Rp 2,8 kuadriliun (asumsi kurs Rp. 15.750 per dolar AS).

Hal itu diungkapkan melalui pengumuman Guinness dalam rilis yang mengutip data dari Forbes.

Pemilik baru Twitter itu menggeser pemegang rekor kemerosotan kekayaan sebelumnya, yakni nvestor Jepang Masayoshi Son dengan kerugian USD 58,6 miliar.

Guinness mencatat bahwa, "(Meskipun) angka pasti (kerugian yang dialami Elon Musk) hampir tidak mungkin untuk dipastikan," beberapa outlet media memperkirakan bahwa kekayaan sang miliarder sudah anjlok lebih dari USD 200 miliar atau Rp 3,1 kuadriliun.

Seperti diketahui, merosotnya kekayaan Elon Musk sebagian besar disebabkan oleh penurunan tajam saham Tesla, yang kehilangan sekitar 65 persen nilainya selama tahun terburuk perusahaan dalam catatan.

Anjloknya saham Tesla bahkan cukup menggeser Elon Musk dari posisinya sebagai orang terkaya di dunia — sebuah gelar yang sekarang dipegang oleh raksasa barang fashion mewah asal Prancis, Bernard Arnault.

CNBC Make It sebelumnya melaporkan, Elon Musk bukan satu-satunya miliarder yang kekayaannya menurun drastis pada tahun 2022. Harta Miliarder di Amerika Serikat secara kolektif telah turun hingga USD 660 miliar atau sekitar Rp. 10,2 kuadriliun tahun lalu.

4 dari 4 halaman

Terbanyak dalam Sejarah, Elon Musk Hilang Harta Rp 3,1 Kuadriliun dalam Setahun

Kerugian yang dialami salah satu miliarder terkaya di dunia, Elon Musk memasuki babak baru. Bos Tesla dan SpaceX itu menjadi orang pertama yang mengalami penurunan kekayaan hingga USD 200 miliar atau Rp 3,1 kuadriliun (asumsi kurs Rp 15.700 per dolar AS). 

Dikutip dari CNN, dengan kekayaan USD 137 miliar, Elon Musk saat ini menempati urutan kedua daftar orang terkaya di dunia. Padahal, pada November 2021 kekayaannya sempat menyentuh USD 340 miliar. 

Hal itu artinya sang orang terkaya dunia ini telah kehilangan kekayaannya sekitar USD 200 miliar dalam sekitar setahun.

Seperti diketahui, sebagian besar kekayaan Elon Musk berada di Tesla, di mana sahamnya telah anjlok 65 persen sepanjang 2022. Permintaan Tesla juga melemah karena persaingan kendaraan listrik dari pembuat mobil lainnya melonjak tahun lalu.

Tesla juga tidak mencapai target pertumbuhannya dan harus mengurangi produksi di China.

Bukti anjloknya minat pembeli terhadap Tesla terlihat jelas bulan lalu setelah perusahaan mengumumkan penjualan langka dalam upaya untuk mengosongkan stok. Tesla saat itu menawarkan dua potongan harga untuk pembeli yang menerima pengiriman kendaraan sebelum akhir tahun.

Tesla mengawali dengan penawaran diskon sebesar USD 3.750. Perusahaan kemudian menggandakan diskonnya menjadi USD 7.500 dua pekan sebelum 2022 berakhir.

Selain itu, Pembelian Twitter senilai USD 44 miliar juga tidak membantu saham Tesla atau kekayaan pribadi Elon Musk.

Sang miliarder sebelumnya menjual saham Tesla senilai USD 23 miliar sejak ketertarikannya pada raksasa media sosial itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.