Sukses

Sri Mulyani Minta Negara G20 Bersiap Hadapi Pandemi Gelombang Baru

Sri Mulyani mengingatkan semua negara G20 untuk tetap bersiap menghadapi kemungkinan terburuk dari gelombang pandemi berikutnya, yang bisa saja belum berakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Seluruh negara anggota G20 kita tengah fokus terhadap berbagai isu yang beririsan dengan sektor perekonomian, jelang penyelenggaraan konferensi tingkat tinggi atau KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022.

Namun, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tetap meminta seluruh negara tidak melupakan pengalaman yang didapat saat menghadapi wabah pandemi Covid-19.

Hal itu diungkapkannya dalam G20 Special Event, The 2nd Joint Finance and Health Minister Meeting di Bali, Sabtu (12/11/2022).

"Banyak negara telah dengan cepat berpindah ke new normal, dan hidup berdampingan dengan Covid-19. Tapi jutaan kasus baru, bersamaan dengan ribuan yang meninggal, tetap dilaporkan tiap pekannya," ujar Sri Mulyani.

Oleh karenanya, ia mengingatkan semua negara untuk tetap bersiap menghadapi kemungkinan terburuk dari gelombang pandemi berikutnya, yang bisa saja belum berakhir.

"Lebih lanjut, penyebaran cacar monyet telah mengingatkan kita, ini perkara kapan, bukan perkara apabila, kita menghadapi pandemi selanjutnya," tegas Sri Mulyani.

Menurut dia, dalam G20 Special Event kali ini, Sri Mulyani beserta pemimpin dunia lainnya punya kesempatan untuk terus mereformasikan arsitektur kesehatan global, seraya fokus terhadap upaya di masa depan dalam menghadapinya.

"Kami akan mendengarkan update perkembangan terbaru dari Pandemic Fund (the FIF for pandemic prevention, preparedness, and response), sejak pembentukannya pada 8-9 September. Itu jadi batu loncatan signifikan untuk memastikan, dunia sudah jauh lebih siap menghadapi pandemi selanjutnya," tuturnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sri Mulyani: Infrastruktur Tak Seharusnya Memperburuk Lingkungan

Sebelumnya, pembangunan infrastruktur harus memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup. Penghancuran lingkungan hidup tidak bisa dibenarkan meskipun atas nama infrastruktur. Penghanduran lingkungan akan memicu perubahan iklim dalam jangka panjang.

"Infrastruktur tidak seharusnya memperburuk lingkungan baik berupa perubahan iklim atau bahkan perusakan berupa lingkungan hidup, keanekaragaman hayati dan sebagainya," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Peresmian ESG, di Movenpick, Jimbaran, Bali, Sabtu, (12/11/2022).

Pembangunan infrastruktur harus menjadi solusi yang baik secara sosial dan bagi lingkungan. Dia mengaku hal ini tidak diimplementasikan bagi negara berkembang maupun negara maju.

"Harus saya katakan, banyak negara berkembang atau bahkan negara maju, mereka ingin mendapatkan infrastruktur yang cepat dan murah," kata dia.

 

3 dari 3 halaman

Entaskan Kemiskinan

Kehadiran infrastruktur harus bisa menjadi solusi untuk pengentasan kemiskinan, meningkatkan produktivitas hingga mendorong pertumbuhan. Namun di sisi lain, pembangunan infrastruktur ini harus dibangun dengan konsep berkelanjutan.

"Membangun infrastruktur ini secara berkelanjutan, ramah lingkungan, dapat diterima secara sosial dan juga tata kelola yang baik," kata dia.

Saat ini kata Sri Mulyani pemerintah sedang menerapkan konsep pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan. Kementerian Keuangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) akan menyiapkan pendanaan pembangunan infrastruktur berkelanjutan.

"Kami tidak hanya akan membangun infrastruktur, tetapi memastikan seluruh infrastruktur ini siap. Kami juga baik secara sosial lingkungan," pungkasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.