Sukses

BRI Bakal Genjot Kredit UMKM, Bagaimana Segmen Wholesale?

Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan kontribusi segmen wholesale juga akan diperhitungkan utamanya untuk menambah dana murah.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI telah ditetapkan sebagai induk holding ultra mikro. Maka tak ayal, pembiayaan yang disalurkan BRI mayoritas ditujukan untuk segmen mikro.

Meski begitu, Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan kontribusi segmen wholesale juga akan diperhitungkan utamanya untuk menambah dana murah (Current Account Saving Account/CASA). Secara umum, Sunarso menilai segmen wholesale masih punya prospek. Terutama korporasi-korporasi besar yang hibernasi selama pandemi, maka sekarang sudah waktunya untuk bangkit.

"Itu kalau dilihat potensi pertumbuhan. Tapi khusus BRI, kita tidak tempatkan target pertumbuhan dan sumber pertumbuhan aset baru di wholesale. Jadi di aset kita hanya fasilitasi wholesale transaction banking supaya kita dapat float dari transaksi untuk dapatkan CASA dan fee base income,” ujar Sunarso dalam Seminar CMSE 2022, Kamis (13/10/2022).

BRI juga berencana memangkas porsi kredit wholesale hingga 15 persen pada 2024, seiring dengan digenjotnya kredit UMKM mencapai 85 persen. Adapun saat ini, BRI mencatat proses wholesale masih ada 17 persen dari sebelumnya sekitar 25 persen.

"UMKM naik jadi 83 persen, dan masih akan saya pompa hingga 85 persen di 2024. Sehingga porsi wholesale tinggal 15 persen saja. Tapi wholesale ini kita arahkan ke korporasi yang sehat dengan volume transaksi besar dan memiliki value chain terhadap UMKM,” Sunarso menambahkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kinerja Semester I 2022

Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan kinerja cemerlang pada paruh pertama 2022. Hingga Juni 2022, perseroan secara konsolidasian berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp 24,88 triliun, tumbuh 98,38 persen year on year (yoy) dengan total aset meningkat 6,37 persen yoy menjadi Rp 1.652,84 triliun.

Pada periode sama, grup BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 1.104,79 triliun atau tumbuh 8,75 persen yoy. Penyaluran kredit kepada seluruh segmen pinjaman tercatat tumbuh positif, dengan penopang utama yakni segmen mikro yang tumbuh 15,07 persen,menjadi Rp 518 triliun.

Kredit kepada segmen konsumer tumbuh 5,27 persen menjadi Rp 154,76 triliun, kredit korporasi tumbuh 3,76 persen menjadi Rp 184,78 triliun. Kemudian kredit segmen kecil dan menengah tumbuh 2,71 persen menjadi Rp 246,48 triliun. Sementara kredit UMKM BRI tumbuh 9,81 persen menjadi Rp 920 triliun.

 

3 dari 4 halaman

Jaga NPL

"Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,27 persen. Kita ingin Nanti pada akhirnya porsi kredit UMKM harus mencapai 85 persen. Kita targetkan itu di 2024 atau 2025” kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam paparan kinerja perseroan, Rabu (27/7/2022).

Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit mampu diimbangi dengan manajemen risiko yang baik. Tercermin dari rasio NPL BRI secara konsolidasian yang terkendali di level 3,26 persen.

Di sisi lain, BRI menyiapkan pencadangan sebagai langkah antisipatif atas potensi pemburukan kredit. NPL Coverage BRI tercatat sebesar 266,26 persen pada akhir Juni 2022, angka ini meningkat dibandingkan dengan NPL Coverage di akhir Juni 2021 yang sebesar 252,59 persen.

"Upaya lain yang dilakukan BRI untuk menjaga NPL yakni selektif dalam menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis nasabah, serta menerapkan soft landing strategy dengan menyiapkan pencadangan yang cukup untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan kualitas kredit nasabah restrukturisasi," ungkap Sunarso.

4 dari 4 halaman

Penghimpunan DPK

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). Hingga akhir Juni 2022 tercatat tumbuh 3,70 persen menjadi Rp 1.136,98 triliun. Dana murah (CASA) menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK BRI, di mana secara year on year meningkat sebesar 13,38 persen.

Rinciannya, giro tercatat tumbuh 25,63 persen dan tabungan tumbuh 8,32 persen. Secara umum saat ini proporsi CASA BRI tercatat 65,12 persen, meningkat signifikan dibandingkan dengan CASA pada periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 59,56 persen.

"Peningkatan CASA yang dilakukan oleh perseroan selaras dengan transformasi yang sedang dijalankan BRI, dimana inisiatif strategis yang dijalankan difokuskan untuk mengakselerasi CASA growth," kata Sunarso.

Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Tercermin dari LDR bank secara konsolidasian yang terjaga di level 88,45 persen dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 25,06 persen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.