Sukses

Bangun Pabrik Sawit di 2023, Holding PTPN Bakal Serap Ribuan Petani Sulsel

Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) memulai proses budidaya kelapa sawit di wilayah Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.

Liputan6.com, Jakarta Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) memulai proses budidaya kelapa sawit di wilayah Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.

Tanam Perdana Kelapa Sawit di Unit Kebun Maroangin, menjadi penanda utama hadirnya perkebunan kelapa sawit di Enrekang. Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendukung dan mengapresiasi program PTPN Group ini.

Bupati Enrekang, Muslimin Bando, menyampaikan dukungan terhadap pengembangan budidaya kelapa sawit di wilayahnya.

“Program pengembangan budidaya kelapa sawit oleh PTPN XIV akan memberikan dampak positif bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat,” ujar Muslimin.

Lebih lanjut, Muslimin berharap agar pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) di Enrekang segera terealisasi. Muslimin meyakini keberadaan Pabrik PKS akan menjadi sumber lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Hadirnya sentra industri kelapa sawit akan memicu para pekerja migran asal Enrekang kembali ke kampung halamannya.

Operasional perkebunan kelapa sawit dan Pabrik PKS akan membuka kesempatan kerja bagi ribuan petani selaku penggarap lahan plasma seluas 5.000 Hektare (Ha).

“Daripada masyarakat Enrekang merantau ke Malaysia, untuk jadi tenaga kerja perkebunan kelapa sawit di sana, akan lebih baik jika bekerja di PKS yang dibangun oleh PTPN XIV, tanpa meninggalkan anak dan istri di kampung halaman,” ujar Muslimin.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pembangunan Pabrik

Menyikapi harapan dan keinginan Bupati tersebut, Direktur Utama PTPN Group, M. Abdul Ghani mengupayakan realisasi pembangunan PKS pada 2023.

“Semoga tahun depan di Kabupaten Enrekang bisa dilakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan Pabrik kelapa Sawit (PKS). Melalui prosedur yang telah ditetapkan, antara lain Studi Kelayakan oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan,” ujar Abdul Ghani.

Lebih lanjut, Ghani mengungkapkan harapannya terkait pendirian Pabrik PKS tersebut. Masyarakat yang terdampak keberadaan dan operasional Pabrik PKS ini, tidak hanya penduduk Kabupaten Enrekang.

Warga Kabupaten Pinrang dan wilayah sekitar Kabupaten akan merasakan dampak positif kehadiran Pabrik PKS ini. Sementara itu, Pemerintah melalui Kementerian BUMN siap mendukung dan mempercepat proses pembangunan Pabrik PKS ini.

“Pembangunan PKS ini akan menjadi mesin pertumbuhan bagi PTPN XIV, Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan dan Indonesia. BUMN harus selalu bermanfaat untuk seluruh masyarakat Indonesia dan diharapkan kinerja PTPN terus meningkat," tutup Asisten Deputi Bidang Industri, Perkebunan dan Kehutanan,. Rahman Feri Isfianto.

 

 

 

3 dari 4 halaman

PTPN Bidik Rp 10 Triliun dari IPO Subholding Palm Co

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) membidik dana sebesar Rp 10 triliun dari initial pulic offering (IPO) subholding perkebunan kelapa sawit atau Palm Co. Subholding ini akan membawahi perusahaan yang konsentrasi di sektor perkebunan kelapa sawit, karet, dan sebagian teh.

Untuk diketahui, PTPN III sebagai holding tengah memproses pembentukan tiga subholding. Diantaranya Palm Co di sektor perkebunan sawit, Sugar Co di sektor industri gula, dan sisanya menjadi Supporting Co.

Direktur Utama PTPN III Muhammad Abdul Ghani menyampaikan Palm Co tengah menunggu terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) terkait pembentukannya. Ditarget aturan ini akan terbit pada Oktober 2022 mendatang.

"Palm Co-nya paing lambat akhir oktober, berproses sudah, sudah cukup lama sudah setahun yang lalu, tinggal tunggu PP-nya saja, sudah disusun antar kementerian/lembaga," kata dia usai acara Ngopi BUMN, di Kementerian BUMN, Senin (22/8/2022).

Ghani menuturkan setelah aturan pembentukan itu rampung, maka akan dipersiapkan untuk melakukan aksi korporasi berupa IPO. Targetnya mampu menghimpun dana Rp 5-10 triliun.

"Hitung-hitungan saya Rp 5-10 triliun, itu diproyeksikan dari IPO itu," kata dia.

Ia menerangkan, target IPO ini mundur ke tahun depan dengan alasan proses subholdingisasi yang dilakukan PTPN sebagai holding. Ia menargte IPO dilakukan pada kuartal II tahun 2023.

"Jadi akhir Oktober paling lambat selesai maka persiapan IPO kita hitung-hitung tadinya mau akhir (tahun) ini tapi jadi berubah ke tahun depan mudah-mudahan di kuartal II atau III tahun 2023," ujarnya.

4 dari 4 halaman

Perluasan Kepemilikan Lahan

Dengan masuknya dana tersebut, nantinya Palm Co diharapkan mampu menguasai lahan kelapa sawit milik PTPN. Sehingga, akan menambah portofolio kepemilikan lahan. Ini ditarget mencatatkan sekitar 500 ribu hektar lahan kelapa sawit.

"Tahap itu mungkin 500 ribu hektar yang masuk Palm Co tahap pertama, yang lainnya kita akuisisi dari PTPN-PTPN," kata dia.

Ia mengungkap, proses subholdingisasi yang menyatukan perusahaan PTPN di sektor kelapa sawit bukan perkara mudah. Maka proses pembentukannya akan dilakukan secara bertahap.

"Proses sub holding nya susah, ternyata tidak mudah kan ada 10 PTPN makanya bertahap tidak sampai 10 langsung. Tadinya mau kita lakukan seluruh sawit jadikan satu, lama sekali, 10 PTPN, segala aspek untuk konsolidasi," paparnya.

Kendati begitu, ia tidak menjabarkan PTPN mana saja yang akan masuk ke Palm Co, hanya saja ia memastikan PTPN yang masuk adalah yang fokus terhadap perkebunan sawit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.