Sukses

Ekonomi RI Masih Tumbuh 5 Persen, Menko Airlangga: Harus Bersyukur

Indonesia merupakan bangsa yang tangguh, yang senantiasa bangkit dan bekerja di tengah berbagai krisis, dan berbagai tantangan ekonomi yang terjadi.

Liputan6.com, Jakarta Saat ini, dunia masih dihadapkan dengan sejumlah tantangan yang dikenal dengan The Perfect Storm atau 5C : diantaranya Covid-19, conflict in Ukraina (konflik Rusia-Ukraina) Climate Change (Perubahan Iklim), Commodity Price (kenaikan harga komoditas), dan masalah cost of living (biaya hidup) yang mendorong inflasi.

Menteri Koordinator Bidang Perekomonian Airlangga Hartarto dengan optimis menyampaikan, Indonesia merupakan bangsa yang tangguh, yang senantiasa bangkit dan bekerja di tengah berbagai krisis, dan berbagai tantangan ekonomi yang terjadi.

"Meski tidak mudah, kita patut bersyukur bahwa ekonomi Indonesia mampu bertahan dan bangkit. Pada dua triwulan terakhir ekonomi kita tumbuh di atas 5 persen," kata Airlangga dalam acara Tanoto Scholars Gathering 2022 pada Kamis (28/7/2022).

Angka pertumbuhan ekonomi ini pun diyakini bisa dipertahankan di kuartal ketiga dan keempat.

"Ini membawa optimisme terhadap pemulihan ekonomi ke depan," ucap Menko Airlangga.

Terkait dengan transformasi digital, Menko Airlangga mengungkapkan, di sekitar tahun 2030 Indonesia akan memperoleh bonus demografi dimana 64 persen dari total penduduk produktif.

"Oleh karena ini pertumbuhan harus terus digenjot, salah satunya melalui ekonomi digital yang diproyeksikan mencapai 323 billion USD di tahun 2030," ungkapnya.

Sementara dalam menyiapkan generasi muda untuk bekerja di industri 4.0, Pemerintah terus mendukung dengan mengeluarkan berbagai program salah satunya adalah program live learning melalui Program Kartu Prakerja, dimana pesertanya telah melampaui 12,8 juta.

"Hampir seluruh (peserta program live learning Kartu Prakerja) adalah anak-anak muda," beber Menko Airlangga.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Bakal Lebih Rendah Dibanding Tahun Ini

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengabarkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 ini bakal sedikit mengecil jadi 5,3 persen. Itu sesuai dengan proyeksi terbaru dari Dana Moneter Internasional (IMF).

IMF pun memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan makin terpangkas 0,1 persen di tahun depannya. Kendati demikian, angka-angka tersebut masih jauh lebih baik dibanding negara lainnya.

"Indonesia masih diperkirakan tumbuh 5,3 persen, atau hanya mengalami sedikit koreksi 0,1 persen. Tahun depan masih di 5,2 persen," ujar Sri Mulyani dalam sesi konferensi pers APBN KiTa, Rabu (27/7/2022).

Namun, Sri Mulyani mewanti-wanti, meskipun proyeksi ini terlihat baik, ia tak ingin terlena. Pasalnya, situasi perekonomian dunia kini semakin memanas akibat lonjakan tingkat inflasi.

"Indonesia harus tetap waspada, karena guncangan-guncangan yang terjadi di dunia ini bukan guncangan yang sepele. Ini guncangan yang luar biasa tinggi," seru Sri Mulyani.

"Kita lihat, salah satu guncangannya adalah inflasi tahun ini di negara maju akan tetap bertahan di atas 6 persen, atau 6,6 persen. Di negara berkembang, inflasinya mencapai 9,5 persen, atau lonjakan 0,8 percentage point dari proyeksi sebelumnya," paparnya.

Sebagai perbandingan, berdasarkan perkiraan IMF, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat tahun ini akan turun 1,4 persen jadi 2,3 persen. Sedangkan pada 2023 akan makin parah, menjadi hanya 1 persen secara full year atau terpangkas 1,3 persen.

Begitu juga Eropa, yang pertumbuhan ekonomi di sepanjang 2022 diprediksi turun 0,2 persen menjadi 2,6 persen. Lalu makin terpangkas jadi 1,2 persen di tahun depan, atau turun 1,1 persen dari proyeksi awal.

Sri Mulyani melanjutkan, kondisi serupa pun bakal dirasakan China sebagai negara ekonomi terbesar kedua di dunia. IMF merevisi pertumbuhan ekonominya menjadi hanya 3,3 persen dari tadinya 4,4 persen, dan 4,6 persen pada 2023 atau melemah 0,5 persen.

"Penurunan yang cukup signifikan. China selalu mengharapkan pertumbuhan ekonominya selalu di atas 5 persen. Jadi ini adalah pertumbuhan ekonomi yang cukup lemah untuk tahun ini dan tahun depan," tuturnya.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

IMF Ikut Pangkas Ramalan Pertumbuhan Ekonomi RI 2022 jadi 5,3 Persen

Dana Moneter Internasional (IMF) kembali memangkas ramalan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2022 ini menjadi 5,3 persen.

Penurunan itu terjadi di tengah perekomonian global yang memasuki periode perlambatan, di tengah kekhawatiran resesi di sejumlah negara besar.

Pertumbuhan PDB global pun diprediksi melambat menjadi 3,2 persen pada 2022 dari perkiraan semula 3,6 persen pada April 2022.

Dilansir dari laman imf.org, Rabu (27/7/2022) IMF memproyeksi ekonomi Indonesia tumbuh lebih rendah 0,1 poin persentase dibandingkan perkiraan sebelumnya pada bulan April.

Ini menandai pemangkasan kedua sejak awal tahun 2022 setelah perkiraan pada bulan April juga sudah direvisi ke bawah 0,2 poin presentase.

"Output global berkontraksi pada kuartal kedua tahun ini, karena penurunan di China dan Rusia, sementara belanja konsumen di AS di bawah ekspektasi. Beberapa guncangan telah menghantam ekonomi dunia yang sudah melemah akibat pandemi: inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan di seluruh dunia– terutama di AS dan negara ekonomi utama Eropa yang memicu kondisi keuangan yang lebih ketat," demikian keterangan IMF terkait laporan Work Economic Outlook terbarunya.

Untuk tahun 2023 mendatang, IMF juga memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia 0,8 poin persentase menjadi 5,2 persen, dimana tahun depan masih akan terjadi perlambatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.