Sukses

Bogor Goals Kembali Jadi Agenda Penting Indonesia di APEC 2013

Tahun ini adalah tahun yang sibuk buat pemerintah Indonesia karena menjadi rumah rumah pertemuan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC). Indonesia tetap setia dengan agenda implementasi Bogor Goals.

Tahun ini adalah tahun yang sibuk buat pemerintah Indonesia karena menjadi rumah rumah pertemuan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC). Indonesia tetap setia dengan agenda implementasi Bogor Goals.

Puncak forum APEC tahun ini akan digelar pada KTT APEC 12-13 November 2013 di Bali. Namun sejak awal tahun sejumlah menteri negara APEC sudah mulai melakukan pertemuan dalam Senior Officials' Meeting (SOM). SOM pertama digelar di Jakarta mulai 25 Januari sampai 7 Februarai 2013.  

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dalam acara APEC Ministerial Working Lunch, di sela-sela pertemuan tahunan World Economic Forum (WEF), di Davos, Swiss mengatakan ada tiga prioritas utama Indonesia dalam APEC 2013.

Ketiga prioritas itu adalah:
1. Mencapai implementasi Bogor Goals
2. Mewujudkan kesetaraan dalam pembangunan berkelanjutan
3. Mendorong terwujudnya konektivitas.

Indonesia memang selalu mengingatkan pentingnya implementasi Bogor Goals dalam setiap pertemuan APEC tahunan.

Bogor Goals adalah deklarasi yang dihasilkan dalam KTT APEC di Bogor tahun 1994. Kesepakatan yang dicapai adalah menciptakan liberalisasi sistem perdagangan dan investasi tahun 2010 untuk negara maju dan tahun 2020 untuk negara berkembang.

Tujuan dari Bogor Goal  antara lain memperkuat sistem perdagangan multilateral yang terbuka, meningkatkan liberalisasi perdagangan dan jasa, mengintensifkan kerja sama ekonomi di Asia-Pasifik, dan mempercepat proses liberalisasi melalui penurunan hambatan perdagangan dan investasi lebih jauh.

"Kita perlu memberikan penekanan yang seimbang dalam mendorong agenda Bogor Goals, yakni liberalisasi dan fasilitasi perdagangan, serta investasi yang didukung kerja sama ekonomi dan teknis, seperti yang tertuang dalam APEC Bogor Declaration tahun 1994," ujar Gita dalam siaran pers APEC, Sabtu (26/1/2013).

Di samping itu yang lebih utama ia sampaikan adalah mengenai keadilan dan kesetaraan ekonomi anggota APEC.

Terkait dengan kesetaraan ekonomi ini, Gita menjelaskan perlu adanya pemberdayaan UKM, perempuan, generasi muda dan kelompok-kelompok marginal.

Disparitas pembangunan ekonomi negara anggota APEC harus diminimalisasi melalui program asistensi dan investasi pengembangan SDM, serta dukungan nyata bagi UKM. Gita juga menekankan perlunya mendukung kelestarian lingkungan dalam upaya pembangunan ekonomi tersebut.

"Produk berbasis pertanian seperti Crude Palm Oil (CPO) dan karet bisa membantu pengurangan emisi karbon," kata Gita.

Pertemuan APEC rutin digelar setiap tahun bergiliran di setiap negara anggotanya. Forum APEC terdiri dari 21 negara yaitu Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand, Amerika Serikat, China, Hong Kong, Taiwan, Meksiko, Papua Nugini, Chili, Peru, Rusia, Vietnam. (Est/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini